Usai Halving, Pasokan Bitcoin Cuma Bisa Buat 9 Bulan Lagi

Setelah halving, pasokan Bitcoin akan semakin menurun. Cadangan Bitcoin pada seluruh bursa terdesentralisasi dan kian menyusut.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Apr 2024, 06:00 WIB
Setiap Bitcoin halving semakin mempertegas narasi bahwa Bitcoin tidak hanya berfungsi sebagai mata uang, namun aset digital yang langka, menyerupai emas digital. Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bybit, bursa terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume perdagangan, menerbitkan laporan baru mengenai dinamika pasokan Bitcoin saat ini. Dalam laporan tersebut, pasokan Bitcoin hanya bertahan sembilan bulan lagi di bursa. Tren ini terjadi akibat halving Bitcoin mendatang yang akan mengurangi suplai sebesar 50%.

Setelah halving, pasokan Bitcoin akan semakin menurun. Cadangan Bitcoin pada seluruh bursa terdesentralisasi dan kian menyusut.

"Dengan sisa dua juta Bitcoin, jika diasumsikan aliran dana masuk senilai USD 500 juta pada Bitcoin Spot ETF, maka sekitar 7.142 bitcoin akan mengalir keluar dari cadangan bursa setiap hari. Maka, cadangan bitcoin yang tersisa akan habis hanya dalam waktu sembilan bulan." tulis laporan tersebut dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (19/4/2024).

Bahkan, halving akan membuat Bitcoin sama langkanya seperti emas. "Rasio Stock-to-Flow (S2F), dihitung dengan membagi suplai komoditas yang beredar berdasarkan produksi tahunan, menunjukkan tren kelangkaan," menurut laporan tersebut.

"Rasio S2F Bitcoin tercatat sekitar 56 sebelum halving mendatang, sedangkan rasio S2F emas mencapai 60. Setelah halving pada April 2024, rasio S2F Bitcoin diproyeksikan naik dua kali lipat menjadi 112."

Mengingat investor institusi telah mengantisipasi tren ini, serta mengambil posisi sebelum hal tersebut terjadi, terutama sejak Amerika Serikat mengeluarkan izin untuk Bitcoin Spot ETFs.

"Bitcoin tengah menjadi opsi investasi yang paling aman, bahkan bagi banyak investor yang paling berpengalaman di sektor kripto," seperti tercantum dalam laporan tersebut. "Korelasi harga antara Bitcoin dan uang kripto lain terus meningkat, sedangkan investasi Bitcoin juga dinilai sebagai uang kripto dengan beta terendah."

"Setiap Bitcoin halving semakin mempertegas narasi bahwa Bitcoin tidak hanya berfungsi sebagai mata uang, namun aset digital yang langka, menyerupai emas digital," ujar Ben Joe, Co-Founder & CEO, Bybit.

"Halving mendatang pada 2024 akan membawa Bitcoin menuju era yang ditandai dengan kelangkaan, bahkan Bitcoin kelak dua kali lebih langka dari emas."


Daftar Negara Pemegang Kripto Terbanyak, Siapa Saja?

Ilustrasi Kripto. (Foto By AI)

Data terbaru dari Arkham Intelligence mengungkapkan beberapa pemerintah negara yang memegang kripto terbanyak di dunia. Data terbaru ini dibagikan Arkham melalui media sosial X.

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (18/4/2024), Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman termasuk di antara negara-negara teratas yang memegang mata uang kripto di tingkat pemerintah. 

Data perusahaan analitik menunjukkan pemerintah AS sebagai pemegang kripto teratas, memiliki simpanan melebihi 212.847 Bitcoin di samping beberapa mata uang kripto lainnya, termasuk ether (ETH). 

Di belakangnya adalah pemerintah Inggris dengan 61.245 BTC dan pemerintah Jerman dengan 49.859 BTC. Sementara itu, data Arkham menunjukkan 5.719 BTC untuk El Salvador.

Meskipun aktivitas kripto pemerintah AS baru-baru ini terjadi awal bulan ini, BTC pemerintah AS belum bergerak sejak Juli 2021 dan transaksi terakhir di Jerman terjadi pada Januari tahun ini, menurut data Arkham. 


Pembelian Berkelanjutan

El Salvador menonjol dengan strategi pembelian berkelanjutan, menambahkan satu BTC ke kas negara setiap hari. Presiden Salvador Nayib Bukele mengkonfirmasi pada bulan Maret negaranya akan terus membeli satu bitcoin setiap hari sampai BTC “menjadi tidak terjangkau” dengan mata uang fiat. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya