Liputan6.com, Jakarta - PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan Eternal Tsinghan Group (ET atau mitra strategis) bekerja sama strategis untuk mengembangkan bisnis nikel.
Kerja sama itu ditandai dengan nota kesepahaman kerja sama strategis pada Jumat, 5 April 2024. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4/2024).
Advertisement
Dalam keterbukaan informasi BEI, Direktur Utama PT Harum Energy Tbk, Ray A.Gunara menyampaikan, pihaknya telah investasi pada sektor nikel sebagai bagian dari strategi diversifikasi usaha Perseroan. Sejak 2022, Ray menuturkan, bisnis nikel Perseroan mulai berkontribusi terhadap kinerja usaha Perseroan.
"Kontribusi dari bisnis nikel tersebut diharapkan dapat terus bertumbuh secara berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang melalui investasi-investasi lanjutan yang dilakukan oleh Perseroan dan anak perusahaannya,” ujar dia.
Ia mengatakan, sebagian besar portofolio bisnis nikel milik Perseroan berada di bawah perusahaan terkendali Perseroan yakni PT Harum Nickel Perkasa (HNP) dan PT Tanito Harum Nickel (THN) yang meliputi kepemilikan saham mayoritas dalam PT Position, PT Infei Metal Industry, PT Westrong Metal Industry, PT Blue Sparking Energy. Selain itu, kepemilikan saham minoritas dalam PT Sunny Metal Industry.
Adapun mitra strategis Perseroan dalam hal ini Eternal Tsingshan Group Limited (ET), Ray menuturkan, telah banyak investasi di Indonesia terutama di kegiatan pengolahan dan pemurnian nikel.
Grup mitra juga merupakan mitra operator dari proyek smelter Perseroan dan pengelola dari Kawasan Industri Weda Bay di Maluku Utara.
“Perseroan dan ET bermaksud untuk melakukan kerja sama strategis di mana ET, yang memiliki pengalaman di bidang pengolahan dan pemurnian nikel akan menjadi mitra strategis dari Perseroan dalam mengelola dan mengembangkan proyek-proyek dalam portofolio nikel Perseroan,” ujar dia.
Terbitkan OWK
Untuk merealisasikan kerja sama strategis itu, anak perusahaan Perseroan yakni HNP dan THN akan menerbitkan obligasi wajib konversi atau OWK (surat utang wajib konversi/SUWK) yang akan diambil bagian oleh mitra strategis.
“SUWK itu akan dikonversikan mejadi sejumlah saham baru dalam HNP dan THN yang mewakili kepemilikan saham efektif sampai dengan 49 persen dalam portofolio nikel Perseroan,” ujar Ray.
Ray mengatakan, ketentuan termasuk mengenai jumlah pokok, tanggal jatuh tempo dan periode konversi atas SUWK akan disepakati kemudian oleh para pihak. “Setelah pelaksanaan konversi SUWK tersebut, Perseroan tetap merupakan pemegang saham efektif mayoritas dalam portofolio nikel Perseroan,” ujar Ray.
Harum Energy dan ET menargetkan agar SUWK itu dapat diterbitkan kuartal III 2024.
Peluang Usaha
Ray mengatakan, kerja sama strategis yang direncanakan dalam nota kesepahaman diharapkan dapat membawa manfaat dan menciptakan berbagai peluang usaha bagi Perseroan. Hal itu antara lain:
1.Memperoleh sinergi dari gabungan pengalaman dan kemampuan Perseroan dan grup mitra di bidang pertambangan dan pengolahan nikel demi maksimalkan efisiensi dan kinerja operasional portofolio nikel Perseroan ke depan.
2.Memastikan keberlanjutan pengelolaan dan pengoperasian proyek-proyek dalam portofolio nikel Perseroan melalui kerja sama strategis oleh Perseroan dan grup mitra.
Advertisement
Peluang Usaha Lainnya
3.Meningkatkan struktur permodalan dari portofolio nikel Perseroan melalui penurunan rasio kewajiban terhadap ekuitas setelah pelaksanaan konversi SUWK.
4.Membentuk portofolio industri nikel yang terintegrasi mulai dari hulu ke hilir dengan produk nikel yang beragam sehingga dapat meningkatkan kemampuan Perseroan dalam himpun dana untuk membiayai pengembangan usaha lebih lanjut.
5.Mendukung upaya alih teknologi dalam industri pemurnian dan pengolahan nikel.
6.Mendukung upaya alih pengetahuan dalam kegiatan pemasaran dan akses ke rantai pasokan industri stainless steel dan baterai di pasar global.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 18 April 2024, harga saham HRUM merosot 12,46 persen ke posisi Rp 1.370 per saham. Harga saham HRUM dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.570 per saham. Harga saham HRUM berada di level tertinggi Rp 1.590 dan terendah Rp 1.345 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.277 kali dengan volume perdagangan 838.429 saham. Nilai transaksi Rp 120,2 miliar.
Kinerja Keuangan 2023
Sebelumnya, PT Harum Energy Tbk (HRUM) telah mengumumkan kinerja perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.
Pada periode tersebut, Harum Energy berhasil membukukan pertumbuhan positif dari sisi pendapatan. Sayangnya, seiring dengan beban yang ikut bengkak, laba perseroan pada 2023 merosot.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/4/2024), perseroan membukukan pendapatan USD 925,52 juta pada 2023 atau sekitar Rp 14,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.881,00 per USD). Pendapatan itu naik 2,33 persen dari pendapatan 2022 yang tercatat sebesar USD 904,44 juta.
Sementara pendapatan naik tipis, beban pokok pendapatan dan beban langsung pada 2023 naik cukup signifikan mencapai USD 543,12 juta dari USD 362,94 juta pada 2022. Alhasil, laba bruto perseroan pada 2023 terpangkas menjadi USD 382,4 juta dibanding laba bruto pada 2022 yang tercatat sebesar USD 541,5 juta.
Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban penjualan USD 43,48 juta, beban umum dan administrasi USD 52,06 juta, pendapatan lainnya USD 7,99 juta, dan beban lainya USD 70,06 juta.
Perseroan juga membukukan beban keuangan USD 6,06 juta, penghasilan keuangan USD 19,36 juta, dan bagian atas laba entitas asosiasi USD 24,91 juta. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2023 sebesar USD 151,04 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun.
Laba ini turun 49,94 persen dibandingkan laba pada 2022 yang mencapai USD 301,75 juta. Aset sampai dengan akhir 2023 naik menjadi USD 1,63 miliar dari USD 1,28 miliar pada 2022. Liabilitas pada 2023 naik menjadi USD 458,37 juta dari USD 286,53 juta pada 2022. Kemudian ekuitas pada 2023 naik menjadi USD 1,17 miliar dibanding akhir 2022 yang tercatat sebesar USD 992,27 juta.
Advertisement