Harga Emas Makin Berkilau di Tengah Ketegangan Timur Tengah

Harga emas di pasar spot naik 0,9 persen ke posisi USD 2.382,09 per ounce di tengah ketegangan di Timur Tengah yang meningkat.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Apr 2024, 07:30 WIB
Harga emas menguat pada perdagangan Kamis, 18 April 2024 seiring ketegangan di Timur Tengah yang terus menerus menambah daya tarik emas sebagai safe-haven.(Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada perdagangan Kamis, 18 April 2024 seiring ketegangan di Timur Tengah yang terus menerus menambah daya tarik emas sebagai safe-haven.

Selain itu, harga emas naik di tengah data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat (AS) meningkatkan prospek penurunan suku bunga yang lebih sedikit.

Dikutip dari CNBC, Jumat (19/4/2024), harga emas di pasar spot naik 0,9 persen ke posisi USD 2.382,09 per ounce. Harga emas sentuh posisi tertinggi pada pekan lalu di USD 2.431,29. Sedangkan harga emas berjangka AS bertambah 0,4 persen menjadi USD 2.397,30.

Di Timur Tengah, Israel telah mengisyaratkan akan membalas serangkaian dari Iran meskipun ada seruan untuk untuk menahan diri dari negara-negara Barat tetapi belum menyatakan caranya.

"Ketiga terjadi ketegangan geopolitik, respons alaminya investor akan lari ke emas, seperti yang terjadi saat ini. Jika konflik semakin meningkat, harga bisa mencapai USD 2.500-USD 2.600, dan jika ada gencatan senjata, harga bisa turun hingga USD 2.200,” kata Chief Market Analyst, Gainesville Coins, Everett Millman.

Ia menambahkan, pembelian oleh bank sentral juga mempengaruhi pergerakan harga emas dunia.

Adapun kenaikan harga emas batangan terjadi meskipun data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS tidak berubah pada level rendah pada pekan lalu.

Data ekonomi AS yang kuat dan retorika hawkish dari pejabat bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) telah mendorong investor untuk secara drastis kembali memikirkan kemungkinan the Fed menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

 


Potensi Koreksi Harga Emas

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Sementara itu, Analis Bank of China International Xiao Fu menuturkan, dengan turunnya ekspektasi penurunan suku bunga dari the Fed dan aksi ambil untung alami yang terjadi ketika harga naik dengan cepat mungkin ada penurunan pada emas. Akan tetapi, penurunan harga emas secara tajam diprediksi tidak terjadi.

Di sisi lain, harga perak di pasar spot bertambah 0,25 persen menjadi USD 28,36 per ounce.

“Narasi kekurangan perak mendapatkan perhatian, dengan permintaan yang secara konsisten melebihi pasokan baru. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan penyesuaian harga yang signifikan pada masa depan,” ujar trader di Heraues Metals, Alexander Zumpfe.

Ia menambahkan, tren jangka panjang di pasar perak tetap bullish dan pergerakan harga dalam jangka pendek dapat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh perdagangan berjangka. Harga platinum mendatar di USD 938,15 dan palladium naik 0,8 persen menjadi USD 1.034,50.


Berapa Harga Emas Dunia Pekan Ini? Intip Prediksinya

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga emas dan perak masih berada dalam tren naik yang kuat. Namun investor harus bersiap untuk melihat harga berkonsolidasi pada pekan ini karena momentum terkini tampaknya telah mencapai puncaknya, menurut beberapa analis.

Dikutip dari Kitco, Senin (14/4/2024), baik harga emas dunia maupun perak kembali mengalami volatilitas pada perdagangan Jumat pekan lalu karena logam mulia tidak dapat mempertahankan kenaikan signifikannya pada awal hari. Pada satu titik, harga emas naik lebih dari 4% hari ini, mencapai puncaknya pada USD 2.448,80 per ounce.

Harga emas berjangka bulan Juni terakhir diperdagangkan pada USD 2.355,60 per ounce, naik 0,4% dari Jumat pekan sebelumnya.

Sementara itu, perak telah berhasil mempertahankan kinerjanya yang lebih baik dibandingkan emas. Bahkan ketika perak menyerahkan kenaikan serupa. Perak mencapai puncaknya pada Jumat pekan lalu di USD 29,905 per ounce, level tertinggi dalam tiga tahun dalam satu hari.

Meskipun harga emas tidak dapat bertahan di atas USD 2.400 per ounce, para analis mencatat bahwa harga emas masih relatif kuat karena bersiap untuk mencatat rekor penutupan mingguan lainnya.

Rekor baru ini terjadi bahkan ketika pasar mulai memperhitungkan potensi penurunan suku bunga pada bulan Juni setelah inflasi bulan Maret lebih tinggi dari perkiraan.

 

 


Peluang Penurunan Suku Bunga The Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Menurut CME Fed Watch Tool, pasar hanya melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 27% pada bulan Juni, turun dari perkiraan 50% pada minggu lalu dan 68% pada bulan lalu. Namun, para analis mencatat bahwa meskipun Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dapat menunda dimulainya siklus pelonggaran moneternya, kecil kemungkinannya mereka akan menaikkan suku bunga lagi, yang berarti bahwa suku bunga riil masih dapat bergerak lebih rendah, yang merupakan kondisi positif bagi emas.

Meskipun emas masih mendapat dukungan yang baik, beberapa analis mengatakan reli tersebut menjadi terlalu berkepanjangan.

“Saya pikir momentumnya masih kuat, tetapi pada saat yang sama, tidaklah benar untuk menjadi serakah, dan mengingat reli luar biasa yang kita lihat pada harga emas, kami pikir adalah bijaksana untuk membukukan keuntungan,” kata  Kepala Investasi di Zaye Capital Markets, Naeem Aslam.

Volatilitas

Direktur dan Mitra Pendiri Metals Focus, Philip Newman mengatakan mungkin ada baiknya bagi investor untuk mengambil sebagian keuntungannya. Dia mengatakan pasar emas akan mengalami beberapa konsolidasi setelah rekor rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Kami tidak memperkirakan akan terjadi kemunduran yang signifikan, namun menurut kami koreksi jangka pendek masuk akal pada level ini,” katanya.

Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen mengatakan meskipun momentum harga sangat ekstrem, dia mengamati volatilitas baru-baru ini dan fokus pada tren yang lebih luas yang mendorong harga emas.

 


Kekuatiran Inflasi

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Dia mencatat bahwa emas tetap mendapat dukungan yang baik, sebagian karena meningkatnya ketakutan terhadap inflasi dan meningkatnya ketidakpastian mengenai kesehatan ekonomi global.

"Saat ini, pasar sedang mencari sesuatu untuk ditembus sebelum benar-benar rusak, dan hal ini membuat pasar terkena koreksi. Apakah saya akan mengambil risiko? Saya rasa tidak demikian karena saya berada di dalamnya untuk jangka panjang,” katanya.

"Saya masih bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi jika data ekonomi mulai melemah dan inflasi tetap stabil. Hal ini akan membenarkan kinerja emas," lanjut dia.

Meskipun semua orang berfokus pada emas dalam dolar AS, emas telah mencatatkan kenaikan terhadap semua mata uang utama. Hansen menunjukkan bahwa harga emas naik 20% terhadap euro, 22% terhadap dolar Australia, dan 26% terhadap yen Jepang dan franc Swiss.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya