Penyandang Disabilitas di Prabumulih Sumsel Dapat Rumah Gratis, Tahan Gempa Pula

Sebagian warga Prabumulih Sumatera Selatan (Sumsel) yang termasuk dalam kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta penyandang disabilitas dapat rumah gratis.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Apr 2024, 14:32 WIB
Ilustrasi 100 Warga Prabumulih Termasuk Penyandang Disabilitas Terima Bantuan Rumah Tahan Gempa. Foto: Dok. KemenPUPR.

Liputan6.com, Prabumulih Seratus pekerja sektor informal dan penyandang disabilitas di Prabumulih, Sumatera Selatan (Sumsel) mendapat bantuan hunian Rumah Inti Tumbuh Tahan Gempa (RITTA).  

Rumah ini dibangun dengan kolaborasi multi stakeholder melalui pendanaan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR).

“Rumahnyo bagus nian,” kata salah satu penerima rumah gratis, Masriyah (57), saat menerima rumah bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di awal 2024.

Hal senada juga disampaikan penerima bantuan lain, M Butar-butar (65).

"Saya senang sekali bisa mendapat bantuan rumah ini dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah,” kata Butar-butar, mengutip laman resmi Indonesia.go.id, Jumat (19/4/2024).

Baik Masriyah dan M Butar-butar, keduanya adalah warga Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Mereka termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Keduanya bekerja di sektor informal yang tercatat sebagai penerima bantuan hunian berkelanjutan dan RITTA.

Selain itu, Masriyah tercatat sebagai penerima bantuan rumah secara gratis karena anaknya merupakan penyandang disabilitas.

"Saya sehari-hari hanya mengandalkan penghasilan dari berdagang sayur-mayur dan makanan yang hasilnya tidak tetap. Saya sangat bersyukur dan berharap program ini bisa dilanjutkan," ujar Masriyah.

Sementara, M Butar-butar bekerja sebagai pengemudi becak motor di kawasan Kantor Pamong Praja Kota Prabumulih. Tanpa bantuan pemerintah, M Butar-butar kesulitan untuk membangun rumah sendiri lantaran penghasilan yang terbatas.


Rumah Layak Huni dan Kuat

Melihat latar belakang Masriyah dan M Butar-butar, Kementerian PUPR memutuskan untuk memasukkan keduanya dalam daftar 100 warga Kota Prabumulih yang berhak menerima bantuan hunian berkonsep RITTA.

“Selain layak huni, rumah bantuan itu juga memiliki konstruksi yang kuat dan tahan gempa serta dilengkapi jalan yang sudah dicor dengan beton,” kata Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto dalam keterangan yang sama.

Dia menambahkan, syarat warga sektor informal Kota Prabumulih mendapatkan hunian RITTA tersebut tidaklah sulit.

“Awalnya, pihak Pemkot melakukan pendataan. Selanjutnya, mereka yang terpilih seperti M Butar-butar, diminta KTP dan KK lalu dilakukan survei terlebih dulu, sebelum akhirnya memperoleh bantuan rumah gratis.”


Buah Kolaborasi Multistakeholder

Hunian RITTA untuk warga Prabumulih merupakan buah kolaborasi multi stakeholder melalui pendanaan CSR.

Ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menguatkan Program Sejuta Rumah (PSR) yang dicanangkan sejak 2015 dengan tujuan mengatasi backlog perumahan yang terus bertambah. Pada 2015, backlog perumahan tercatat mencapai 13,5 juta unit.

"Kementerian PUPR terus mendorong kolaborasi dengan berbagai mitra kerja untuk membantu masyarakat guna mewujudkan impian mereka memiliki rumah layak huni. Salah satunya adalah melalui program pembangunan RITTA di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, yang diperuntukkan masyarakat sektor informal," ujar Iwan Suprijanto di Jakarta.


Bisa Kembangkan Unit Rumah Sesuai Kebutuhan

Dengan konsep pembangunan hunian RITTA ini, ke depannya para penerima bantuan bisa mengembangkan unit rumah sesuai kebutuhan keluarganya.

Tak hanya itu, MBR juga menerima rumah dengan struktur yang sudah tahan gempa. Mengutip laman resmi Kementerian PUPR (www. pu.go.id), program RITTA diinisiasi Direktorat Rumah Umum dan Komersial (RUK) Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR.

Dalam pelaksanaan di Kota Prabumulih, Balai P2P Sumatra V, digelar sejak awal tahun, kemudian dilanjutkan dengan kolaborasi CSR dengan sejumlah pihak di sektor perbankan.

Pembangunan RITTA dilaksanakan di atas lahan seluas dua hektar dan kelak sebanyak 100 unit rumah terbangun berkat kolaborasi CSR BUMN dan Perbankan, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sumatra V Ditjen Perumahan dan Dinas Perkim Kota Prabumulih.

Program RITTA di Kota Prabumulih juga dijadikan sebagai pilot project kolaborasi pemerintah dan pihak swasta dan rencananya akan dilaksanakan di provinsi lain di Indonesia.

Rumah RITTA dibangun dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR. Rumah dibangun dengan ukuran 6 x 3 meter tipe 18 dengan luas tanah 7 x 10 meter dan dapat dikembangkan atau tumbuh menjadi tipe 36.

Masyarakat yang mendapat bantuan nantinya akan menerima aset berupa rumah yang akan diberikan secara gratis. Sedangkan, tanahnya merupakan milik Pemerintah Kota Prabumulih yang akan dihibahkan kepada masyarakat.

"Kami menggandeng BUMN dan perbankan dalam pembangunan RITTA.  Misalnya PT SMF sebanyak 30 unit rumah, BSI 10 unit dan BTN 60 unit melalui CSR-nya dan diharapkan bisa mengurangi backlog kepemilikan perumahan masyarakat di Kota Prabumulih," harap Kepala Balai P2P Sumatra V Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Johnny Rahman.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya