Liputan6.com, Jakarta Saat ini, kebiasaan tidak bergerak atau gaya hidup sedentari rasanya sering dialami oleh banyak orang. Coba bayangkan aktivitas Anda sehari-hari. Pastinya diawali dengan bangun tidur, bersiap-siap, lalu pergi ke tempat kerja. Setelah sampai, Anda harus memiliki pekerjaan di atas meja sehingga mesti duduk cukup lama.
Lalu, setelah seharian bekerja, sangat wajar jika ingin bersantai di sofa dan merilekskan badan. Nah sayangnya, kesibukan ini bisa membuat Anda jarang berolahraga atau bergerak. Padahal, hal seperti ini sebenarnya sangat membahayakan kesehatan Anda. Maka dari itu, kebiasaan sedentary lifestyle seperti ini sebaiknya harus segera dihentikan.
Advertisement
Melansir dari Eat This, Not That!, Jumat (19/4/2024), Mike Bohl, MD, MPH, ALM, Director of Medical Content & Education di Ro serta anggota Medical Expert Board mereka memperingatkan bahwa, "Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dikaitkan dengan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan."
Seperti misalnya ada lima efek samping sedentary lifestyle yang tidak boleh diabaikan karena tidak banyak bergerak ini. Setelah membacanya, Anda mungkin akan termotivasi untuk segera meningkatkan aktivitas sehari-hari. Yuk, cek informasi selengkapnya!
1. Pertambahan berat badan
Masuk akal bahwa Anda akan membakar lebih sedikit kalori jika Anda tidak seaktif yang Anda bisa—dan seharusnya!—bekerja.
Selain itu, Dr. Bohl menekankan, "Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang Anda bakar, berat badan Anda akan bertambah dan berisiko mengalami obesitas."
2. Hilangnya massa dan kekuatan otot
Menambah lemak bukan satu-satunya efek samping negatif dari tidak banyak bergerak. Anda juga bisa berisiko kehilangan massa otot.
“Ketika otot tidak ditantang atau digunakan secara cukup sepanjang hari, otot akan menjadi lebih kecil. Secara keseluruhan, hal ini dapat memperburuk komposisi tubuh, dan Anda bahkan mungkin merasa lebih sulit melakukan sesuatu atau Anda berisiko lebih tinggi untuk jatuh," Dr. Bohl menjelaskan.
3. Risiko meningkatkan masalah kesehatan yang kronis
Menurut Dr. Bohl, selain kehilangan massa otot, menjalani kehidupan yang tidak banyak bergerak dapat mengakibatkan risiko berkembangnya beberapa kondisi kronis.
Seperti kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, kolesterol tinggi, sindrom metabolik, osteoporosis, dan banyak lagi,
Advertisement
4. Memburuknya kesehatan mental
Gaya hidup sedentari yang membuat Anda menjadi tidak aktif bergerak rupanya juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental Anda. Di mana bisa meningkatkan risiko Anda dapat menderita depresi dan kecemasan.
Para peneliti telah menemukan bahwa kekurangan energi, masalah tidur, dan tidak aktif secara fisik—alias tidak banyak bergerak—dikaitkan dengan depresi dan perubahan suasana hati.
5. Peningkatan risiko kematian dini
Terakhir, jika Anda terus menjalani kehidupan yang tidak banyak bergerak menempatkan Anda pada risiko kematian dini yang lebih tinggi. Faktanya, menurut penelitian dari European Society of Cardiology, menjalani gaya hidup sedentari selama 20 tahun dapat melipatgandakan risiko Anda menderita kematian dini.
Cara Keluar dari Gaya Hidup Sedentari
Faktanya tidak terlalu jelas. Namun tidak ada kata terlambat untuk membalikkan kebiasaan buruk.
Bohl menjelaskan, "Cara terbaik untuk berhenti menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak adalah dengan memikirkan cara untuk memasukkan aktivitas fisik terstruktur dan tidak terstruktur ke dalam rutinitas harian Anda."
Untuk aktivitas fisik terstruktur, Dr. Bohl memberi tahu kita, "Direkomendasikan agar orang dewasa melakukan latihan aerobik intensitas sedang selama 150 menit per minggu (atau 75 menit latihan aerobik intensitas tinggi per minggu) ditambah latihan penguatan otot setidaknya dua hari per minggu. minggu. Anda dapat membagi aktivitas aerobik sesuka Anda, seperti menjadwalkan jalan cepat selama 30 menit sebelum atau sesudah makan malam lima malam dalam seminggu."
Terkait aktivitas fisik yang tidak terstruktur, Dr. Bohl mengatakan aktivitas tersebut bisa berupa apa saja. Mulai dari melakukan pekerjaan rumah tangga atau berjalan-jalan di mal setempat.
Dia menambahkan, "Anda dapat meningkatkan aktivitas fisik tidak terstruktur dengan melakukan hal-hal seperti parkir di sisi jauh tempat parkir atau naik tangga daripada lift, atau berkebun."
Dr. Bohl menyarankan untuk berhati-hati dalam bergerak secara teratur. Atur pengingat untuk diri Anda sendiri sehingga Anda ingat untuk melakukan gerakan. Misalnya, jika Anda bekerja di meja, setel alarm setiap 30 hingga 60 menit lalu bangun, berjalan-jalan, dan melakukan peregangan selama lima hingga 10 menit sebelum kembali bekerja.
Tips bagus lainnya adalah bekerja sama dengan seorang teman yang juga ingin melakukan lebih banyak aktivitas dalam minggunya. Memiliki teman yang juga berusaha meningkatkan aktivitas fisiknya dan tidak terlalu banyak duduk adalah cara terbaik untuk melakukan gerakan sehat setiap hari. Anda dapat berjalan-jalan, jogging, atau berlari bersama setiap minggunya!
Advertisement