Liputan6.com, Lumajang - Sepasang suami istri yaitu Bambang (49) dan Ngatini (46), warga Desa Kloposawit Lumajang, ditemukan meninggal dunia setelah tersertet derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru.
“Awalnya kedua korban menggunakan motor melintas di Jembatan Sungai Mujur dalam perjalanan pulang usai silaturrahmi, namun saat melintas tepatnya di ujung jembatan terjadi ambrol akibat diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru,” ujar Kapolsek Candipuro AKP Lugito, Sabtu (20/4/2024).
Advertisement
Kata dia, korban terjatuh dengan sepada motornya ke dasar Sungai, kemudian kedua korban hanyut terbawa derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru di Sungi Mujur di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro.
“Korban kemudian ditemukan meninggal dunia di aliran Sungai Dusun Kebonjati Desa Kloposawit sehingga petugas dan warga mengevakuasi kedua korban,”tambahnya.
Sebelumnya, hujan lebat mengguyur Kabupaten Lumajang dan berdasarkan informasi dari Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru tercatat amplitude maksimal getaran banjir mencapai level overscale atau di atas skala.
Pada Kamis (18/4/2024) pukul 18.30 Wib tercatat amplitude mencapai 35 mm, kemudian naik menjadi 40 mm dalam waktu dua menit berikutnya, dan tetap tinggal pada 40 mm setelahnya.
Tingginya curah hujan di puncak Gunung Semeru menyebabkan banjir lahar dingin yang meluap ke permukiman warga dan menyebabkan kerusakan sejumlah jembatan.
Banjir di Sejumlah Kecamatan di Lumajang
Berdasarkan data BPBD Lumajang, tercatat sebanyak tujuh desa dan tiga kelurahan tersebar di lima kecamatan yang terdampak banjir akibat cuaca ekstrem tersebut yakni Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang dan Sukodono
Korban yang meninggal dunia yakni satu orang tertimbun tanah lonsgor di Desa Supiturang yang meninggal dunia yaitu satu orang tertimbun tanah longsor di Desa Supiturang dan dua korban jatuh terseret derasnya aliran lahar dingin Gunung Semeru akibat jembatan ambrol di Desa Kloposawit
Advertisement