Liputan6.com, Lumajang - Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status masa tanggap darurat bencana lahar dingin Gunung Semeru selama 14 hari.
Keputusan tersebut ditegaskan melalui Surat Keputusan Bupati Lumajang nomor 100.3.3.2/156/KEP/427.12/2024, yang mengacu pada rapat koordinasi yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono.
Advertisement
Agus Triyono menegaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk memastikan penanganan darurat dampak bencana hidrometeorologi dapat dilakukan secara efektif. Pentingnya kerja sama lintas sektor dan koordinasi yang efektif antara instansi terkait menjadi sorotan utama dalam rapat tersebut.
"Saat ini Pemerintah Kabupaten Lumajang menaikkan status dari Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi menjadi Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi," ungkapnya, Sabtu (20/4/2024).
Dalam upaya penanganan bencana, terutama dalam kondisi status tanggap darurat, koordinasi yang terpadu dan sistem komando yang efisien sangat diperlukan. Pemerintah Kabupaten Lumajang telah membentuk Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) sesuai dengan SK Bupati Lumajang nomor 100.3.3.2/157/KEP/427.12/2024.
“Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalkan korban dan kerugian baik dalam hal jiwa maupun harta benda, serta memberikan respons yang cepat, tepat, dan efektif dalam penanganan bencana hidrometeorologi yang terjadi di Kabupaten Lumajang,” harapnya.
Masyarakat juga diimbau tetap waspada dalam menghadapi cuaca ekstrem, terutama banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Pemkab Lumajang terus melakukan upaya penanganan dan evakuasi di lokasi terdampak. Masyarakat diminta untuk memperhatikan informasi resmi dari pihak berwenang dan tidak mengabaikan imbauan evakuasi jika diperlukan.
“Kami berharap situasi segera membaik dan masyarakat dapat tetap waspada serta saling membantu dalam menghadapi bencana ini,” harapnya.
Suami Istri Tewas Terseret Arus
Sepasang suami istri yaitu Bambang (49) dan Ngatini (46), warga Desa Kloposawit Lumajang, ditemukan meninggal dunia setelah tersertet derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru.
“Awalnya kedua korban menggunakan motor melintas di Jembatan Sungai Mujur dalam perjalanan pulang usai silaturrahmi, namun saat melintas tepatnya di ujung jembatan terjadi ambrol akibat diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru,” ujar Kapolsek Candipuro AKP Lugito, Sabtu (20/4/2024).
Kata dia, korban terjatuh dengan sepada motornya ke dasar Sungai, kemudian kedua korban hanyut terbawa derasnya banjir lahar dingin Gunung Semeru di Sungi Mujur di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro.
Advertisement