Pakar Farmasi UGM: Jangan Khawatir Konsumsi Obat Sakit Kepala Asal Sesuai Petunjuk

Asalkan konsumsi sesuai petunjuk pemakaian, masyarakat tidak perlu cemas konsumsi obat sakit kepala.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Apr 2024, 12:21 WIB
ilustrasi tak usah khawatir konsumsi obat sakit kepala meski ada keterangan risiko anemia aplastik. Kasus tersebut jarang terjadi. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Pakar Farmasi UGM Profesor Zullies Ikawati mengatakan agar masyarakat tidak terlalu khawatir mengonsumsi obat sakit kepala. Pastikan mengonsumsi obat sesuai dengan petunjuk penggunaan.

"(Aman) Selama digunakan sesuai dengan petunjuk pemakaiannya," kata Zullies.

Hal ini ia sampaikan usai sempat viral di media sosial X keterangan efek samping obat sakit kepala. Dalam keterangan bungkus obat sakit kepala tersebut dituliskan efek samping anemia aplastik.

Zullies mengatakan bahwa sebenarnya anemia aplastik akibat obat jarang terjadi.

"Kejadian anemia aplastik akibat obat termasuk jarang. Apalagi seperti obat sakit kepala yang hanya digunakan dalam jangka pendek, jika perlu saja,” kata Zullies dalam keterangan resmi laman UGM.

Obat Sakit Kepala Sudah Dapat Izin BPOM

Sepengetahuan Zullies, lembaga pengawasan obat pasca pemasaran di Indonesia belum menjumpai laporan kejadian anemia aplastik akibat obat.

Apalagi obat sakit kepala yang beredar di Indonesia menurutnya sudah mendapatkan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Lalu, penulisan efek samping anemia aplastik di kemasan obat dilakukan produsen sesuai dengan aturan BPOM.

"Adanya informasi pada kemasan tentang risiko menyebabkan anemia aplastik memang perlu dicantumkan sesuai aturan BPOM, walaupun kejadiannya sangat jarang, yaitu 1 kasus per 1 juta pengguna,” katanya.


Bila Sakit Kepala Tak Kunjung Sembuh Segera ke Dokter

Bila sakit kepala tak kunjung sembuh usai mengonsumsi obat sakit kepala biasa, Zullies menyarankan untuk segera diperiksakan ke dokter. Bisa jadi gejala adanya gangguan penyakit lain yang lebih berat.

Zullies juga mengimbau masyarakat rutin memantau efek samping obat-obat apapun yang digunakan, terutama jika digunakan dalam jangka waktu lama atau dalam dosis tinggi.

“Jika mengalami gejala yang mencurigakan seperti kelelahan yang tidak biasa, mudah memar, atau infeksi yang sering, sangat penting untuk segera menghubungi dokter,” paparnya.

 


Obat Lain dengan Risiko Anemia Aplastik

Zullies juga mengatakan ada beberapa obat yang dilaporkan dapat berisiko menyebabkan anemia aplastik. Kemungkinan itu terjadi pada penggunaan yang kronis dengan dosis besar. Perlu juga jadi catatan bahwa hal itu tidak terjadi pada setiap orang.

Meski jarang terjadi, beberapa obat yang dilaporkan berisiko menyebabkan anemia aplastik antara lain antibiotik Chloramphenicol, obat anti-inflamasi non-steroid seperti Indomethacin dan Fenylbutazon.

Siapa paling berbahagia di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya