Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir melangsungkan kunjungan kerja ke Qatar mulai pekan depan. Tujuannya, untuk mencari investor bagi BUMN, termasuk juga Bank Syariah Indonesia (BSI).
Erick Thohir mengatakan, selain dia yang melakukan safari bisnis ke Qatar, pada saat yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) turut juga melalukan safari ke Eropa. Erick mencatat setidaknya akan bertemu dengan 6 perwakilan calon investor di Qatar.
Advertisement
"Saya siang ini ke Doha, mendarat jam 12 malam, besok bola, tanggal 22-23 saya roadshow ke Qatar. Pak Tiko lagi roadshow ke Eropa, bagi tugas kita juga," kata Erick kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).
"Karena kita kan korporasi ya, jadi kita memang harus ketemu investor, ketemu potensial partner untuk kita jajaki siapa tau ada kesempatan kita bisa meningkatkan tadi, value creation itu," jelasnya.
Erick menegaskan, lawatannya ke Qatar termasuk juga mencari investor strategis untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Sama halnya dengan Wamen Tiko ke Eropa yang membawa misi untuk bertemu calon investor strategis.
Dia menjelaskan, sebagai salah satu BUMN yang sudah go public, BSI juga perlu investor jangkar (anchor). Menurutnya, dengan begitu bisa menambah porsi likuiditas di BSI.
"Success story BUMN-BUMN yang go public itu kan punya strategic partner atau punya financial investor yang mempunyai anchor, sebagai anchor karena enggak mungkin kalau kita as a public company kita hanya mengharapkan retail. Ini kan kita harus ada antara ritel dan juga anchor. Apalagi di BSI sendiri mayoritas masih dipegang kita, jadi likuiditasnya harus ktia tambah lagi," bebernya.
Masuknya investor baru nanti, kata Erick, akan membuka peluang pengembangan pasar yang lebih luas. Mengingat lagi, ada peluang dari ekonomi syariah baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
"Yaa dong. Apalagi BSI sendiri kan sudah mulai going internasional, seperti pembukaan kantor baru di Dubai yang sampai sekarang kita masih nunggu izin di Saudi Arabia," ucap Erick.
Erick Thohir Wanti-Wanti Bos BUMN soal Dampak Konflik Iran-Israel
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mewanti-wanti kepada seluruh direksi BUMN agar berhati-hati terkait dampak perang antara Iran dan Israel terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Ya saya sudah bikin, dalam tanda kutip bukan surat lah ya, tapi WA kepada seluruh direksi untuk mengingatkan beberapa hal. Bahwa tentu dengan situasi dinamika global hari ini yang di mana juga mungkin dolar AS menguat, kita mesti prediksi 5 bulan ke depan seperti apa. Apakah dolar tetap seperti ini, atau nanti ada stabilitas-stabilitas baru. Lalu pangan seperti apa," kata Erick Thohir di Kementerian BUMN, Rabu (17/4/2024).
Oleh karena itu, Erick mengaku telah meminta beberapa direksi untuk mengkaji operating expenditure (Opex) atau biaya operasi capital expenditure (capex) atau belanja modal hingga utang.
"Saya sudah minta beberapa direksi untuk me-review opex, capex, sudah pasti kan. Terus utang-utang jatuh tempo ya, atau mungkin rencana corporate action," ujarnya.
Advertisement
Jalankan Stress Test
Tak hanya itu saja, Erick juga meminta para bos BUMN melakukan stress test atau uji ketahanan di masing-masing perusahaan untuk melihat kembali kondisinya di tengah situasi saat ini.
"Ya termasuk juga test stress, maksudnya nge-tes di masing-masing perusahaan ini bagaimana kondisinya dengan situasi-situasi dinamika hari ini. Tidak hanya dolar saja,supply chain, macam-macam. Jadi saya sudah kirim WA, tapi bukan surat," ujarnya.
Menteri BUMN menegaskan, pesan tersebut ia sampaikan keseluruh pemimpin di BUMN. Selain itu, ia juga menugaskan para direksi memberikan laporan kinerja masing-masing BUMN dalam satu hingga dua pekan ke depan.
"Semua dong, semua dirut, semua direksi keuangan, business risk, untuk ngingetin dan saya minta nanti satu-dua minggu lagi mereka coba bikin laporan," pungkasnya.