Ini Dia Modal Penting Pekerja Migran Indonesia Bersaing di Kancah Global

Kendala utama yang menjadi hambatan untuk bekerja di luar negeri adalah bahasa asing.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Apr 2024, 19:30 WIB
Ilustrasi pemberangkatan pekerja migran Indonesia (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Banyaknya kebutuhan pasar internasional akan sumber daya manusia dari Indonesia, terutama di wilayah Eropa, PT. Tenriawaru Elit Internasional (Elite International Recruitment) menjalin kerjasama dengan Schoters untuk menyiapkan pelatihan bahasa asing bagi siapapun yang berminat untuk berkarir di luar negeri sejauh mereka telah memenuhi syarat standard yang legal.

Kerjasama tersebut untuk membuka sekaligus mempersiapkan peserta yang ingin bekerja di luar negeri agar semakin fasih menggunakan bahasa asing yang akan menambah nilai bagi para calon pekerja sebagai sumber daya yang berkualitas.

Hal ini sangat diperlukan untuk dapat bersaing di kancah internasional, apalagi seringkali kita harus ‘beradu’ kemampuan dengan negara-negara lain seperti Filipina, India dan lain-lain.

Persiapan pelatihan bahasa mencakup beberapa bahasa yang akan diperlukan di negara-negara yang banyak membuka peluang untuk pekerja migran seperti Eropa dan Timur Tengah. Bahasa yang paling utama dipersiapkan adalah Bahasa Inggris yang mana nantinya akan berkembang kepada pelatihan Bahasa Jerman dan Bahasa Jepang.

“Sumber daya Indonesia saat ini tengah menjadi primadona di kancah internasiional karena mereka memiliki perilaku dan kinerja yang baik, sayangnya seringkali kita tersandung dengan hard skill kemampuan Bahasa asing yang masih kurang, terkadang hanya karena masyarakat kita tidak memiliki kesempatan untuk belajar dan menggunakan Bahasa asing tersebut padahal dari pengalaman yang sudah sudah, sumber daya Indonesia ini adalah fast learner dalam banyak hal," ungkap Direktur Utama Elite International Recruitment Dina Carol dikutip Sabtu (20/4/2024).

"Saya sangat optimis bahwa kerjasama ini akan banyak membantu masyarakat Indonesia untuk dapat meraih kesempatan lebih besar untuk bersaing di percaturan peluang kerja dunia," lanjut dia.

 

 

 


Bahasa Asing

Ilustrasi Pekerja Migran Indonesia (Istimewa)

Gayung bersambut, COO Schoters, Dzarnuji Aziz mengatakan bahwa saat ini kendala utama yang menjadi hambatan untuk bekerja di luar negeri adalah bahasa asing. Sehingga fokus utama dari pelatihan kerja adalah mengasah bahasa asing agar sesuai standar yang ditetapkan di pasar internasional.

“Pastinya kunci utama untuk bekerja ke luar negeri adalah bahasa. Jadi, Schoters berkomitmen untuk mendukung pelatihan bahasa asing yang berstandar untuk para peserta,” ungkapnya.

Pelatihan Bahasa asing ini nantinya bisa dilakukan secara daring ataupun luring dengan menggunakan fasilita Schoters yang tersedia di banyak kota di Indonesia yang mudah dijangkau oleh peserta.

Penyerapan tenaga kerja Indonesia di beberapa negara di dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini tentu menjadi pertanda baik bagi calon pekerja migran Indonesia dengan usia produktif yang tertarik untuk kerja ke luar negeri terutama untuk sektor formal atau pekerjaaan terampil.

 


Mampu Bersaing

Tim Gabungan Kementerian Ketenagakerjaan dan Imigrasi Soekarno-Hatta berhasil menggagalkan pemberangkatan secara nonprosedural 8 calon pekerja migran Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (2/3/2024) kemarin. (Dok. Kemnaker)

Hal ini juga didukung oleh Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia bahwa pemerintah sangat mendukung upaya untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia yang memiliki kompetensi, sehingga mampu bersaing di kancah pasar kerja global, dengan catatan tetap sesuai prosedur yang berlaku.

“Saat ini ada banyak sekali peluang kerja di luar negeri yang dapat diisi oleh para Pekerja Migran Indonesia, untuk itu kami sangat mendukung pihak-pihak yang mau membantu para pekerja agar memiliki kemampuan bahasa maupun teknis yang sesuai standar Internasional” ungkap Direktur Penempatan dan Pelindung Pekerja Migran Indonesia Rendra Setiawan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya