Gowes ke Makkah, Pemuda Ini Selipkan Kampanye Usut Tragedi Kanjuruhan

Narendra Wicaksono pemuda asal Klaten nekat pergi ke tanah suci Makkah dengan bersepeda, menariknya lagi dalam perjalanannya ia menyelipkan kampnaye 'usut tuntas tragedi Kanjuruhan'.

oleh Dewi Divianta diperbarui 22 Apr 2024, 11:00 WIB
Gowes ke Tanah Suci Mekah, Pria Ini Selipkan Kampanye Usut Tragedi Kanjuruhan (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Solo - Narendra Wicaksono (27) pemuda asal Klaten nekat gowes ke Makkah dengan mengendarai sepeda kayuh.

Pemuda 27 tahun yang memiliki cita-cita berkeliling dunia menggunakan sepeda itu trenyuh dengan proses penanganan hukum Tragedi Stadion Kanjuruhan awal Oktober 2022 silam. 

Dengan bermodalkan tabungan dan tekad yang kuat, pada 15 Januari 2024, pukul 03.00 WIB dirinya memulai perjalanannya menuju Makkah dengan sepeda.

Kepada Liputan6.com dia bercerita akan menyelipkan kampanye pengusutan peristiwa kelam di Stadion Kanjuruhan sambil gowes menuju Makkah.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Sepeda Rusak di Jambi

Gowes ke Tanah Suci Mekah, Pria Ini Selipkan Kampanye Usut Tragedi Kanjuruhan

"Niat awal saya ingin membawa pesan keadilan bagi korban tragedi Stadion Kanjuruhan di mata dunia internasional," ucap Narendra kepada Liputan6.com, Sabtu (20/4/2024).

Menurutnya kampanye menuntut keadilan pada dunia melalui gowes dirinya menuju Makkah itu dibarengi cita-citanya yang memang ingin berkeliling dunia mengunakan sepeda.

Berkeliling dunia adalah cita-citanya sejak lama, dan alasan memilih sepeda sebagai alat transportasinya. "Karena sepeda mengajarkan keteguhan, konsistensi dan kesederhanaan," ujar dia.

Perjalanannya sejak 15 Januari 2024 itu tentu tak berjalan mulus. Narendra bercerita saat dirinya sudah melewati rute dari rumahnya menyusuri jalanan Pantai Utara Jawa sampai Cilegon masih aman. 

Kemudian menyeberang Selat Sunda, melewati Lampung. lalu Palembang hingga Tungkal Jambi dan menyeberang ke Batam mwnuju Stulang Laut Johor Bahru menggunakan kapal Ferry cepat. 

Sepedanya sempat rusak waktu berada di Jambi, saat itu RD atau alat untuk mengoper gigi sepeda bagian belakang patah.

"Sudah dipergunakan untuk berjalan lebih dari 1.000 km menyusuri pulau Sumatera. Saya terpaksa mengangkut sepeda dengan ojek ke bengkel. Sepeda tidak bisa menggelinding," kata dia bercerita.


Sampai Malaysia 96 Hari

Dia bercerita kerusakan sepedanya membuat dirinya sempat down dan menyebut kejadian tersebut adalah pengalaman paling berat selama dalam perjalanan dari rumahnya hingga ke Jambi.

"Ban sepeda tidak bisa memutar, dan itu pengalaman saya paling berat hingga saya tiba di Malaysia ini," tutur dia.

Narendra yang juga penyuka sepak bola itu mengaku tidak memiliki kecintaan khusus terhadap salah satu tim sepak bola manapun. Ia hanya menyukai pertandingan-pertandingannya saja.

Kecintaannya pada sepak bola juga yang membuka niat di hatinya untuk melakukan campaign kepada dunia atas Tragedi Kanjuruhan. Kurang lebih 96 hari dirinya meninggalkan rumahnya di Klaten, Jawa Tengah saat ini dirinya sudah berada di negara tetangga Malaysia. 

"Saya sering ditampung teman-teman yang saya lalui wilayahnya, jadi selama ini saya baru menghabiskan Rp2 juta. Sekarang lagi rehat bersama pekerja Indonesia di Malaysia " ungkap Narendra.


Surat Keterangan Umroh

Dia berharap perjalanannya menuju tanah Suci Makkah berjalan sesuai rencananya dengan membawa pesan "Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan".

Pesan tersebut bisa mendapatkan respon dari dunia, dan dirinya bisa kembali ke Indonesia lagi.

"Saya membawa paspor dan surat keterangan akan umroh ke Mekah. Nanti saya akan update perjalanan saya sampai tiba di tempat tujuan (Mekah)," pungkas Narendra.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya