Liputan6.com, Bangui - Kapal yang membawa para pelayat di Afrika Tengah dilaporkan kecelakaan. Kapal tenggelam akibat kelebihan muatan.
"Sedikitnya 58 orang yang menghadiri pemakaman tewas setelah perahu sungai mereka yang kelebihan muatan terbalik di ibu kota Republik Afrika Tengah, Bangui," kata kepala perlindungan sipil pada Sabtu 10 April 2024 seperti dikutip dari AFP.
Advertisement
"Kami berhasil mengevakuasi 58 tubuh tak bernyawa," kata Thomas Djimasse kepada Radio Guira. "Kami tidak tahu jumlah total orang yang berada di bawah air.
Menurut para saksi kecelakaan kapal dan video di media sosial, perahu itu membawa lebih dari 300 orang – beberapa berdiri dan yang lain bertengger di atas struktur kayu – ketika tenggelam di Sungai Mpoko pada hari Jumat (19/4).
Kapal tersebut hendak menuju pemakaman seorang kepala desa namun mengalami masalah tak lama setelah berangkat. Layanan penyelamatan tiba 40 menit setelah bencana.
Maurice Kapenya yang mengikuti perahu dengan sampan karena tidak ada tempat di dalamnya, mengatakan, ia mengumpulkan jenazah beberapa korban, termasuk adiknya sendiri, dengan bantuan nelayan dan warga.
Beberapa korban luka dievakuasi dengan ojek. Sopir Francis Maka mengatakan kepada AFP bahwa dia telah "membawa lebih dari 10 orang ke rumah sakit komunitas... gratis, dalam menghadapi tragedi tersebut".
Ketika tim perlindungan sipil tidak lagi berada di lokasi pada hari Sabtu (20/4), banyak keluarga mencari orang yang mereka cintai yang hilang di dekat sungai membantu operator kano yang mereka sewa, kata seorang jurnalis AFP.
Kapal di India Tenggelam Saat Hendak Piknik, 12 Siswa dan 2 Guru Tewas
Sementara itu, sedikitnya 12 siswa dan dua guru diperkirakan tewas di Danau Harni, Gujarat, India, setelah sebuah kapal yang membawa mereka saat sedang melakukan piknik sekolah terbalik pada Kamis (18/1/2024).
Sementara pihak berwenang menyebut kapal tersebut mengangkut 27 orang.
Dilansir BBC, Jumat (19/1/2024), polisi setempat mengonfirmasi jumlah korban tewas dan menyebut bahwa operasi penyelamatan masih berlangsung.
Sementara itu, penyebab kecelakaan kapal masih belum diketahui
Komisaris Polisi Anupam Singh Gehlot mengatakan kepada BBC bahwa tujuh orang telah berhasil diselamatkan dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit terdekat.
Dia juga mengatakan bahwa para korban tidak diberikan jaket pelampung selama perjalanan dengan perahu.
Dalam sebuah pernyataan di X, sebelumnya Twitter, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan, "Pikiran saya bersama keluarga yang berduka di saat ini".
Ketua Menteri Gujarat Bhupendra Patel mengatakan pemerintah negara bagian akan memberikan 400.000 rupee atau sekitar Rp75 juta kepada keluarga korban meninggal dan 50.000 rupee atau Rp9,3 juta kepada keluarga korban luka-luka.
Kecelakaan kapal sering terjadi di India, dimana kapal sering kali terisi hingga penuh sesak, tidak dirawat dengan baik, dan tidak memiliki peralatan keselamatan.
Advertisement
Insiden Kapal Terbalik Lainnya di India
Sebelumnya, sedikitnya 22 orang tewas setelah sebuah kapal wisata penuh muatan terbalik di lepas pantai di Negara Bagian Kerala, India. Jumlah korban tewas diperkirakan dapat meningkat menyusul upaya penyelamatan yang terus dilakukan pada Senin (8/5/2023), sementara kapal ditarik dari perairan berlumpur.
Inspektur polisi Distrik Malappuram Abdul Nazar mengatakan bahwa kelebihan kapasitas memicu kapal dua tingkat itu terbalik.
Kapal itu dilaporkan membawa sekitar 50 orang atau dua kali lipat dari kapasitasnya ketika terbalik pada Minggu (7/5) malam.
"Setidaknya empat orang yang dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis," kata Menteri Olahraga dan Perikanan Kerala V Abdurahiman seperti dilansir BBC, Senin.
Korban kapal terbalik termasuk perempuan dan anak-anak yang sedang menikmati masa liburan sekolah.
Kecelakaan Kapal Tanker Korea Tenggelam di Perairan Jepang, 6 dari 8 ABK WNI Meninggal
Sementara itu belum lama ini kapal tanker berbendera Korea Selatan Keoyoung Sun tenggelam di perairan Shimonoseki, Jepang, pada Rabu (20/3/2024). Terdapat sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di dalam kapal nahas tersebut.
Terkait kondisi awak WNI, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo terus berkoordinasi dengan otoritas Jepang terkait peristiwa terbailknya Kapal Tanker Keoyung Sun di perairan Shimonoseki, Yamaguchi, Jepang. Menurut informasi, kapal tanker berbendera Korea Selatan itu membawa 11 orang yang terdiri 8 WNI, 2 warga negara Korea Selatan dan 1 warga negara Tiongkok.
"Hingga Jumat, 22 Maret 2024, Japan Coast Guard telah mengevakuasi 9 korban, sementara 2 korban lainnya masih dalam pencarian," jelas pihak KBRI Tokyo dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu ((23/3/2024).
"Dari 9 korban yang dievakuasi, Japan Coast Guard mengkonfirmasi jenazah 6 (enam) WNI, yaitu AAS, MMA, R, S, YYA, dan RM. Sementara itu, 1 (satu) WNI selamat, RYL kini tengah dalam perawatan di RS Kitakyushu Sogo, Prefektur Fukuoka," papar pihak KBRI Tokyo.
Japan Coast Guard, menurut KBRI Tokyo, juga mengkonfirmasi saat ini masih mengerahkan kapal dan helikopter untuk melakukan pencarian 1 (satu) WNI atas nama ASJ.
Adapun Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi memastikan KBRI Tokyo terus melakukan koordinasi dengan KBRI Seoul dan otoritas Jepang terkait dalam penanganan peristiwa ini.
"KBRI Tokyo terus berkoordinasi erat dengan Japan Coast Guard dan ship manning agency (agensi pengawakan kapal) masing-masing ABK WNI, khususnya terkait pencarian satu WNI yang masih hilang dan pemulangan enam jenazah WNI ke Indonesia," jelas Dubes Heri Akhmadi.
Advertisement