Liputan6.com, Beijing - Angkatan Laut China pada Minggu (21/4/2024) memulai pertemuan dua tahunan para pejabat tinggi angkatan laut asing di kota pelabuhan Qingdao.
Tujuannya untuk menunjukkan diplomasi militer yang akan diawasi dengan ketat untuk melihat tanda-tanda lebih banyak keterlibatan antara China dan Amerika Serikat.
Advertisement
Acara empat hari yang dihadiri delegasi dari 30 negara tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
Terutama ketika sekutu perjanjian Amerika Serikat dan Filipina berada dalam perselisihan yang semakin sengit dengan Beijing mengenai jalur perairan strategis tersebut.
Komandan Armada Pasifik Laksamana Stephen Koehler akan menghadiri Simposium Angkatan Laut Pasifik Barat atas nama Amerika Serikat, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Delegasi negara lainnya termasuk Australia, Prancis, India, Korea Selatan, Rusia dan Inggris.
Para peserta akan mengadakan pembicaraan tertutup pada Senin (22/4) dengan seminar mengenai topik-topik seperti mengatasi tantangan keamanan maritim.
Mereka juga akan membahas Code for Unplanned Encounters at Sea atau yang berarti kode yang tidak direncanakan di laut, yaitu seperangkat pedoman yang dirumuskan satu dekade lalu, yang dimaksudkan untuk mengurangi ketegangan antar militer di laut.
Pertemuan pendahuluan telah dilakukan pada Januari membahas pembentukan kelompok kerja untuk mencegah tabrakan drone di laut, media pemerintah melaporkan.
Latihan Militer Skala Besar AS-Filipina
Acara ini bertepatan dengan latihan militer gabungan skala besar tahunan AS-Filipina yang dimulai pada Senin (22/4) yang akan dilakukan di luar wilayah perairan Filipina untuk pertama kalinya.
Ketegangan sangat tinggi di sekitar Second Thomas Shoal di Laut China Selatan, di mana Manila menuduh Beijing melakukan kesalahan, termasuk penggunaan meriam air terhadap kapal-kapal Filipina.
Amerika Serikat, Jepang dan Filipina menandatangani perjanjian kerja sama pada pertemuan puncak trilateral pekan lalu.
Di mana para pemimpin menyatakan keprihatinan atas perilaku berbahaya dan agresif Tiongkok di Laut China Selatan, yang dikecam Beijing sebagai aksi “blok politik”.
Advertisement
Libatkan Banyak Pasukan
Cao Weidong, pakar militer dan mantan peneliti di Tiongkok mengatakan, latihan ini libatkan banyak pasukan.
"Latihan gabungan AS-Filipina kali ini mencakup wilayah yang lebih besar, melibatkan lebih banyak pasukan, dan mencakup latihan di luar lingkup pertahanan aslinya seperti latihan anti-kapal selam dan anti-rudal," kata Cao Weidong, pakar militer dan mantan peneliti di Tiongkok.
"Ini bukan masalah ketika AS melakukan latihan pertahanan dengan Filipina, namun ketika latihan ini bersifat ofensif dan menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangga, kita tidak hanya harus waspada tetapi juga merespons."
Namun, Washington dan Tiongkok melanjutkan kontak militer tingkat tinggi, dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara dengan rekannya dari Tiongkok untuk pertama kalinya dalam hampir dua tahun, ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.