Sistem Transportasi Cerdas Jasa Marga Memperkuat Kebijakan Rekayasa Lalu Lintas Lebaran 2024

Jasa Marga telah menerapkan Intelligent Transport System yang dapat memberikan gambaran situasi secara real time bagi pemangku kebijakan untuk memperkuat penerapan kebijakan rekayasa lalu lintas secara cepat dan tepat.

oleh Fachri pada 21 Apr 2024, 12:20 WIB
PT Jasa Marga yang akan memberikan diskon sebesar 20 persen untuk tarif terjauh di Jalan Tol Jakarta-Cikampek bagi pemudik yang mudik Lebaran lebih awal.

Liputan6.com, Jakarta Selama arus mudik dan balik Lebaran 2024, Jasa Marga telah menerapkan Intelligent Transport System yang dapat memberikan gambaran situasi secara real time bagi pemangku kebijakan untuk memperkuat penerapan kebijakan rekayasa lalu lintas secara cepat dan tepat.

Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur mengatakan, Jasa Marga menjadi operator jalan tol di Indonesia yang pertama kali menerapkan Intelligent Transport System atau Sistem Transportasi Cerdas.

"Wujud dari sistem ini adalah sebuah super-app yang diberi nama Jasamarga Integrated Digitalmap (JID)," katanya.

Subakti mengungkapkan bahwa sistem transportasi cerdas tersebut mengintegrasikan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di Jalan Tol Jasa Marga Group untuk menghasilkan data dan informasi.

"Data itu dianalisis oleh sejumlah tenaga ahli Jasa Marga sebagai dasar pertimbangan bagi otoritas untuk mengambil kebijakan, semisal rekayasa lalu lintas," ungkapnya.

"Hal ini yang membuat Jasa Marga menjadi operator jalan tol dengan sistem pengolah data lalu lintas jalan tol terlengkap dan terpadu di Indonesia,” jelas Subakti.


Pantau Secara Real Time

Hingga H-1 Lebaran 2024, masih terjadi lonjakan trafik kendaraan di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). PT Hutama Karya (Persero) mencatat volume lalu lintas (VLL) yang melintasi Tol Trans Sumatera pada periode 6-9 April 2024 sebanyak 415.451 kendaraan, meroket sekitar 52 persen dari pergerakan normal. (Dok. Hutama Karya)

Subakti mengatakan, pada periode libur Hari Raya Idul Fitri 1445H, terjadi lonjakan volume lalu lintas yang melebihi kapasitas jalan tol. Dirinya menyebut, untuk menghindari penumpukan kendaraan, Jasa Marga memantau lalu lintas secara real time dengan menggunakan teknologi digital counting berbasis radar dan CCTV Analytic berbasis kecerdasan buatan (AI) terhadap kapasitas jalan yang tersedia (VC Ratio).

"Teknologi tersebut menghitung kecepatan minimum, yakni 60 Km/jam, kapasitas maksimum jalan tol dengan V/C ratio di bawah 0,8 di jalur, kemudian masa transisi selama kurang lebih 2 jam, serta mempertimbangkan faktor keselamatan," katanya.

"Ketika volume kendaraan per jam mendekati kapasitas maksimal suatu segmen ruas jalan tol, maka sistem ini memberikan peringatan dini kepada petugas untuk melakukan rekayasa lalu lintas, supaya kecepatan pengendara tetap dijaga bergulir," jelas Subakti.

Subakti menuturkan abhwa indikator itu terus dipantau selama 24 jam. Ia menyebut, jika tiga jam berturut turut jumlah kendaraan per jam, mendekati batas maksimum indikator, maka dipersiapkan rekayasa lalu lintas seperti one way dan contraflow. 

"Sebaliknya, jika lalu lintas menurun dan tampak lengang, indikator volume kendaraan per jam juga dipantau selama tiga jam berturut-turut sebelum rekayasa lalu lintas dihentikan kepolisian," tuturnya.

"Aplikasi JID ini juga mampu melakukan prediksi kondisi lalu lintas dalam satu atau tiga jam ke depan apakah akan terjadi kepadatan atau lancar, indikator-indikator inilah yang kami koordinasikan kepada stakeholder, khususnya kepada kepolisian sebagai pemegang diskresi atas langkah rekayasa lalu lintas,” jelas Subakti.


Teknologi bagi Pengguna Jalan Tol

Pada H-4 lebaran 2024, volume kendaraan pada pukul 08.43 WIB sebanyak 20.618 yang melintasi ke gerbang tol tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Subakti mengungkapkan, tidak hanya bagi Jasa Marga, informasi berupa kondisi lalu lintas terkini maupun rekayasa yang diberlakukan juga dapat diakses pengguna jalan melalui aplikasi Travoy.

"Di dalam aplikasi Travoy, tersedia informasi lalu lintas secara real time baik melalui pantauan CCTV maupun melalui fitur terbarunya, push notification," ungkapnya.

"Melalui fitur ini, setiap kejadian lalu lintas dapat diterima pengguna jalan tanpa perlu membuka aplikasi Travoy," imbuh Subakti.

Dirinya menyebut, fitur baru lain dalam aplikasi Travoy adalah fitur Travoy Journey yang dapat memberikan informasi mengenai estimasi jarak, waktu tempuh, tarif tol, informasi lalu lintas, CCTV real time, rest area yang akan dilalui, informasi pada Dynamic Message Sign (DMS) hingga kecepatan rata-rata selama rute perjalanan.

“Fitur terbaru Travoy Journey ini dapat memudahkan para pengguna jalan tol untuk merencanakan dan mengatur waktu perjalanan dalam berkendara dari lokasi asal menuju lokasi tujuan," sebut Subakti.

"Fitur ini juga akan mempermudah mobilitas masyarakat yang sehari-harinya menggunakan jalan tol sehingga mendapatkan rute terbaik dengan informasi terkini jalan tol yang sangat lengkap,” jelasnya.


Teknologi JID

Sebagai sebuah platform, JID memiliki beberapa fungsi. Pertama, Advanced Traffic Management System (ATMS) yang berfungsi memantau kondisi dan situasi lalu lintas melalui peta digital yang telah terintegrasi dengan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di seluruh ruas jalan tol Jasa Marga.

Sistem ini didukung lebih dari 2.000 unit kamera pengawas (CCTV) yang tersebar di setiap jarak 500 meter di ruas jalan tol, lebih dari 50 unit analytics CCTV, lebih dari 150 unit traffic counting dan jaringan fiber optik.

Berikutnya adalah Incident Management System (IMS) yang berfungsi memberikan notifikasi jika terjadi gangguan lalu lintas, rekayasa lalu lintas, atau kegiatan pemeliharaan jalan tol.

Sistem ini didukung oleh 31 sensor dan 14 unit CCTV untuk memantau water storage di wilayah sekitar jalan tol serta 3 unit anemometer untuk memantau kecepatan angin di Jalan Tol Bali Mandara.

Platform JID juga berfungsi untuk memantau kendaraan yang melebihi batas atas kecepatan dan beban muatan yang melewati jalan tol melalui Road Safety and Traffic Violation. Untuk menjalankan tugas itu, JID didukung 26 unit Speed Camera dan 8 unit Weigh in Motion.

Selain itu, JID juga berfungsi sebagai Electronic Toll Collection System, yakni memantau transaksi gerbang tol secara real time.

Dalam mendukung operasional jalan tol, JID juga berfungsi sebagai Integrated Tollroad Maintenance System (ITMS). Dengan sistem itu, JID mampu mengelola aset infrastruktur dan pemeliharaan jalan tol.

Untuk itu, JID telah dilengkapi dengan data-data hasil pengukuran kondisi jalan oleh alat Hawkeye, yakni kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat khusus untuk mengumpulkan data teknis berupa perkerasan jalan dan jembatan di ruas tol (ketidakrataan, kekesatan, dan kelendutan).

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya