Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Jember, lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] mendukung pompanisasi dari Kementerian Pertanian RI, yang menyalurkan 3.700 unit mesin pompa air pada sentra-sentra produksi beras di Provinsi Jawa Timur, dengan menargetkan produksi beras naik hingga dua juta ton melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP) yang linier dengan sasaran CSA.
Diketahui, Jember termasuk 24 kabupaten di 10 provinsi kegiatan CSA yang diusung Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP). Empat kecamatan di Jember menggelar CSA yakni Ajung, Balung, Gumukmas dan Ambulu di bawah koordinasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat.
Advertisement
Target kenaikan produksi dikemukakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai memimpin Apel Siaga Alat Mesin Pertanian (Alsintan) di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya pada Rabu (17/4/2024) lalu.
"Bisa dibayangkan di Jatim ada 380 ribu hektar sawah tadah hujan. Kalau 300 ribu hektar saja kita naikkan dua atau tiga kali tanam, berarti kenaikan produksi beras bisa dua juta ton. Angka ini bisa menutupi 50 persen kebutuhan pangan, jadi Jatim bisa selesaikan persoalan ini,” kata Mentan Amran dikutip Minggu (21/4/2024).
Produksi Beras Nasional
Menurutnya, penyaluran pompa air diharapkan berdampak signifikan bagi peningkatan produksi beras nasional, seraya menegaskan evaluasi pemanfaatan pompa di setiap wilayah, sehingga maksimal meningkatkan produksi padi tiap daerah.
“Bantuan ke Jatim hari ini sekitar Rp200 miliar. Sebagian besar untuk pompanisasi. Kalau dalam dua minggu hingga satu bulan ke depan terpasang, bantuan akan kami tambah," kata Mentan Amran.
Dia mengingatkan, apabila tidak dimanfaatkan dengan baik, pompa akan ditarik untuk realokasi ke wilayah lain yang lebih membutuhkan. Ini harus tegas, supaya semua berlomba untuk meningkatkan produksi beras," katanya.
Produksi Beras
Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Rafael Granada Baay mengapresiasi dukungan Kementan bagi akselerasi produksi beras Jatim, dengan meningkatkan IP dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali tanam dalam satu tahun.
“Hari ini petani kita mendapat bantuan 3.700 unit pompa air dari Kementan. Kami harap petani meningkatkan IP dan pertambahan luas areal tanam sekitar 180 ribu hektar, sehingga berpotensi meningkatkan produksi sekitar dua juta ton di Jawa Timur," katanya.
Indeks Pertanaman CSA
Peningkatan IP merupakan sasaran paket teknologi CSA sebagai indikator peningkatan produktivitas melalui Program SIMURP yang didukung pendanaan Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia [AIIB].
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa CSA bertujuan meningkatkan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.
"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," kata Dedi Nursyamsi.
Advertisement
Meminimalisir Risiko Gagal Panen
Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) SIMURP Bustanul Arifin Caya menambahkan paket CSA berupaya meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), meningkatkan pendapatan petani di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.
Terkait IP, kata Bustanul, target CSA SIMURP terhadap IP adalah menggenjot dari 100 menjadi 200 dan seterusnya hingga 400 atau empat kali tanam dalam setahun.
"Dua kali panen satu tahun dicapai lokasi penyuluhan pertanian melalui Demplot CSA naik dari 1.93 pada 2021 ke 1.99 tahun 2022 di lokasi kegiatan SIMURP," katanya.
Terpisah, Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan upaya meningkatkan IP ditempuh CSA melalui teknologi hemat air dengan sistem irigasi berselang [Intermittent] atau Irigasi Basah Kering/Alternate Wetting and Drying (AWD).
Peningkatan IP dengan AWD, harus didukung penggunaan pupuk organik, pemupukan berimbang, penggunaan bibit unggul yang rendah emisi dan tinggi hasil, sistem tanam jajar legowo, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan pengukuran emisi GRK.