Xavi Protes Barcelona Kalah dari Real Madrid: Memalukan! Dimana Teknologi Garis Gawang?

Penjaga Gawang dan Manajer Barcelona ungkap kekecewaan mereka akibat tidak tersedia nya teknologi garis gawang pada LaLiga yang merugikan Barcelona saat pertandingan kontra Real Madrid.

oleh Rossa Izza Amalia diperbarui 22 Apr 2024, 15:00 WIB
Pelatih Barcelona, Xavi, melakukan protes kepada wasit saat melawan Paris Saint-Germain pada duel leg kedua perempat final Liga Champions 2023/2024 Stadion Olimpic Lluis Companys, Rabu (17/4/2024). Barca takluk dengan skor 1-4. (AFP/Franck Fife)

Liputan6.com, Jakarta Marc-Andre ter Stegen, penjaga gawang Barcelona, ​​dan manajer Xavi Hernandez, menyampaikan kekecewaan mereka terhadap kurangnya teknologi garis gawang dalam sepak bola Spanyol setelah kekalahan pahit 3-2 dari Real Madrid di El Clásico.

LaLiga, di antara liga-liga papan atas Eropa, adalah salah satu yang masih belum menerapkan teknologi garis gawang, sebuah keputusan yang menyebabkan kontroversi setelah insiden pada pertandingan tersebut. VAR menolak gol Lamine Yamal karena dianggap tidak melewati garis gawang, yang memicu frustrasi tim Barcelona.

"Saya tidak punya kata-kata untuk menjelaskan apa yang terjadi di garis gawang," ungkap ter Stegen dengan emosi. "Ini memalukan bagi sepak bola. Ada banyak uang di industri ini, tapi tidak untuk hal yang penting."

Xavi, mendukung komentar penjaga gawangnya, menambahkan, "Sangat memalukan karena tidak ada teknologi garis gawang. Jika kami ingin mengatakan ini adalah liga terbaik di dunia, kami membutuhkannya."


Presiden LaLiga Berikan Tanggapan

Barcelona sempat unggul lebih dahulu dua kali lewat gol Andreas Christensen dan Fermin Lopez. (Thomas COEX / AFP)

Setelah kekalahan yang pahit, Barcelona mengalami kekecewaan mendalam atas kurangnya teknologi garis gawang dalam sepak bola Spanyol. Presiden LaLiga, Javier Tebas, merespons kritik ini dengan membandingkannya dengan kesalahan yang terjadi di liga-liga lain, yang memicu pertanyaan tentang alasan di balik penolakan untuk mengadopsi teknologi yang diperlukan ini.

Sementara itu, Xavi, manajer Barcelona, ​​tetap setia pada semangat timnya, menyatakan, "Saya bangga dengan tim, terutama di babak kedua. Kami telah mencoba. Kami bermain bagus, namun kesalahan membuat kami kalah."

Pernyataan ini menggarisbawahi keteguhan semangat Barcelona di tengah tantangan, menyoroti rasa bangga atas usaha yang diperlihatkan bahkan dalam kekalahan. Ini adalah cerminan dari komitmen mereka untuk tetap bersatu dan berjuang hingga akhir, terlepas dari rintangan yang mereka hadapi.


Masa Depan Xavi dan Sorotan atas Kurangnya Teknologi dalam El Clásico

Gelandang Real Madrid, Jude Bellingham berselebrasi dengan rekan setimnya setelah mencetak gol ketiga timnya ke gawang Barcelona dalam duel pekan ke-32 La Liga 2023/2024 di Santiago Bernabeu, Senin (22/4/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Jose Breton)

Kekalahan Barcelona dalam pertandingan dramatis El Clásico menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan pelatih mereka, Xavi Hernandez, yang telah diwarnai oleh spekulasi sejak pengumuman pengunduran dirinya. Namun, Xavi menegaskan bahwa saat ini bukanlah waktu untuk memikirkan masa depannya, melainkan untuk fokus pada pertandingan berikutnya dan tujuan mereka untuk kembali bersaing di Piala Super Spanyol.

Sementara itu, meskipun LaLiga telah menyaksikan pertandingan yang memukau, kurangnya teknologi garis gawang tetap menjadi fokus utama. Hal ini memicu pertanyaan serius tentang kesetaraan dan integritas dalam kompetisi yang sangat berpengaruh ini.

Ketika keputusan krusial seperti itu bergantung pada penilaian manusia, alih-alih teknologi yang lebih objektif, maka keraguan tentang keadilan dan kesetaraan dalam sepak bola semakin muncul. Ketidakpastian seperti ini mengganggu integritas kompetisi dan menimbulkan keraguan terhadap keadilan aturan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya