BI: Ada Pemilu dan Ramadhan, Kegiatan Usaha Meningkat di Kuartal I-2024

Bank Indonesia melaporkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha meningkat pada kuartal I-2024.

oleh Tira Santia diperbarui 22 Apr 2024, 13:30 WIB
Pasangan capres-cawapres Pemilu 2024, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md (kiri ke kanan) berpose usai pengundian nomor urut di halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (14/11/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia melaporkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha meningkat pada kuartal I-2024.

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Erwin Haryono, menjelaskan, hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 14,11%, lebih tinggi dari SBT pada kuartal IV-2023 sebesar 13,17%.

"Kinerja seluruh Lapangan Usaha (LU) tercatat positif dengan peningkatan terutama terjadi pada LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan," kata Erwin, dalam keterangan Bank Indonesia, Senin (22/4/2024).

Perkembangan ini sejalan dengan dimulainya panen dan faktor musiman pada tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

Selain itu, kinerja LU Industri Pengolahan serta, LU Perdagangan Besar Eceran dan Reparasi Mobil Motor tercatat tumbuh positif seiring meningkatnya permintaan masyarakat pada periode Pemilu 2024 dan bulan Ramadan.

Adapun kapasitas produksi terpakai pada kuartal I-2024 tercatat sebesar 73,61%, tetap kuat meski lebih rendah dari triwulan sebelumnya, yaitu 73,91%. Hal ini terutama ditopang oleh LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta LU Industri Pengolahan.

Selanjutnya, penggunaan tenaga kerja terindikasi tetap kuat dan berada dalam fase ekspansi. Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha secara umum juga tetap dalam kondisi baik, khususnya pada aspek Likuiditas dan Rentabilitas, meski tidak setinggi triwulan sebelumnya, dengan akses kredit yang lebih mudah.

Prediksi Kuartal II

Kata Erwin, Bank Indonesia pada kuartal II-2024 responden memperkirakan kegiatan usaha melanjutkan peningkatan dengan SBT sebesar 18,94%.

"Seluruh LU diprakirakan tumbuh positif terutama pada LU Pertanian, Kehutanan, & Perikanan seiring bergesernya musim panen dari triwulan I ke triwulan II, terutama pada komoditas tanaman pangan di sejumlah wilayah, terutama daerah lumbung pangan nasional, serta tanaman hortikultura dan perkebunan," ujarnya.

Tak hanya itu saja, LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan Besar Eceran dan Reparasi Mobil Motor, LU Transportasi dan Pergudangan, serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga diproyeksikan tumbuh positif seiring meningkatnya permintaan saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri dan sejumlah strategi pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh responden.


Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 47 Bulan Beruntun, Maret 2024 Capai USD 4,47 Miliar

Truk melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022 menurun dibandingkan surplus pada Desember 2021 sebesar USD 1,02 miliar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kondisi neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2024 mengalamu surplus sebesar USD 4,47 miliar. Catatan ini memperpanjang tren surplus neraca perdagangan selama 47 bulan secara berturut-turut.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan surplus neraca perdagangan Maret 2024 mengalami kenaikan sebesar USD 2,65 miliar dari bulan sebelumnya.

"Pada maret 2024 neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar USD 4,47 miliar. Naik sebesar USD 2,65 miliar secara bulanan," kata Amalia dalam Konferensi Pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (22/4/2024).

Amalia juga mencatat tren surplus ini memperpanjang capaian positif sejak Mei 2020 lalu.

"Dengan demikian emraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 47 bulan berturut sejak Mei 2020," ucapnya.

Dia menjelaskan, surplus neraca perdagangan Maret 2024 lebih ditopang oleh surplus pada komoditss non migas sebesar USD 6,51 miliar. beberapa komoditas penyumbang surplus yang utama berasal dari bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja HS 72.

"Surplus neraca perdagangan non migas maret 2024, ini saya sampaikan lebih besar jika kita bandingkan dengan bulan lalu, dan juga dibansingkan pada bulan maret tahun lalu. Pada saat yang sama Neraca perdagangan migas tercatat defisit sebesar USD 2,04 miliar. Tentunya defisit ini disumbang oleh hasil minyak maupun minyak mentah," bebernya.


Nilai Ekspor-Impor

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Surplus neraca perdagangan itu dilihat juga dari besaran ekspor dan impor barang yang dilakukan Indonesi.

Pada maret 2024 nilai ekspor Indonesia mencapai USD 22,43 miliar atau mengalami kenaikan 16,40 secara bulanan. Sementara itu secara tahunan nilai ekspor pada Maret 2024 mengalami penurunan 4,19 persen.

Penyumbang utama kenaikan ekspor secara bulanan adalah eknaikan ekspor industir pengolahan, logam dasar mulia, sawit.

Sementara penurunan nilai ekspor secara tahunan utamanya disumbang oleh oenurunan ekspor komoditas pertambangan dan lainnya.

Nilai impor mencapai USD 17,96 miliar. Ini mengalami penurunan baik scr bulanan maupun tahunan yang masing-masing sebesar 2,60 persen dan 12,76 persen.

"Penyumbang utama penurunan nilai impor secara bulannan dan tahunan adalah nilai impor barang modal," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya