Liputan6.com, Jakarta - Update One UI di beberapa ponsel Samsung menyebabkan masalah, di mana layar menjadi bergaris setelah melakukan update ke software versi terbaru.
Pembaruan ke versi terbaru memberikan beberapa manfaat, yaitu tampilan antarmuka yang lebih segar, sistem kemanan yang diperbarui, dan penambahan fitur baru.
Advertisement
Namun, nampaknya terdapat pembaruan yang justru menyebabkan masalah. Beberapa pengguna Samsung mengeluhkan terdapat garis hijau (green line) pada layar.
Laporan Android Authority, sebagaimana dikutip dari 9To5Google, Senin (22/4/2024), terdapat dua ponsel Samsung yang mengalami Green Line setelah diperbarui ke One UI versi terbaru, yakni Galaxy S21 FE dan Galaxy S21 Ultra.
Laporan lain dari SamMobile menyebutkan beberapa ponsel mengalami masalah yang sama. Smartphone yang dimaksud antara lain adalah Galaxy Z Flip 3, Galaxy A73, Galaxy M21, Galaxy M52 5G, dan ponsel Samsung lainnya.
Meski kendala tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada fungsi dan ponsel masih tetap dapat digunakan seperti biasa, namun garis hijau terang yang terus-menerus muncul sangat mengganggu saat menggunakan smartphone.
Penyebab munculnya garis hijau pada beberapa model Samsung Galaxy Masih belum diketahui. Saat ini, masalah tersebut diduga disebabkan oleh pembaruan One UI. Namun, garis hijau tersebut biasanya terjadi karena ada kerusakan pada layar ponsel.
Kendati demikian, masalah green line juga pernah dialami oleh pengguna HP Samsung pada update software sebelumnya. Samsung belum memberikan komentar terkait masalah ini.
Kecepatan 5G Samsung Galaxy S24 Lebih Kencang dari iPhone 15
Di sisi lain, terdapat suatu penelitian yang membuktikan kecepatan sinyal 5G di Samsung Galaxy S24 lebih cepat ketimbang iPhone 15.
Pengujian yang dilakukan Ookla dilakukan di 15 negara Asia Pasifik, Afrika dan Timur Tengah, Eropa, serta Amerika Utara--pada periode 1 Februari-24 Maret 2024.
Hasilnya, Samsung Galaxy S24 menjadi ponsel dengan kecepatan 5G terkencang di dunia--baik dalam kecepadan download dan upload--sampai mengalahkan iPhone 15.
Samsung Galaxy S24 menjadi ponsel 5G dengan rata-rata unduhan tercepat di kisaran 324,61 Mbps.
Kecepatan tersebut berhasil mengalahkan semua lini iPhone 15 dengan kecapatan unduhan hanya 272,99 Mbps.
Lantas, apa yang membuat kecepatan 5G Samsung Galaxy S24 jauh lebih kencang dari iPhone 15? Rahasianya ternyata ada di teknologi modem.
Advertisement
Samsung Pakai Modem 5G yang Lebih Canggih Ketimbang iPhone
Hasil positif yang diterima oleh 5G lini Galaxy S24 disebabkan karena penggunaan modem yang lebih baru dibandingkan dengan lini iPhone 15.
Seluruh lini Galaxy S24 menggunakan modem Qualcomm X75 5G yang memiliki teknologi yang lebih canggih serta penerimaan sinyal yang lebih peka, yang menjadikan kecepatan 5G yang diterima lebih cepat dibandingkan dengan iPhone.
Sementara itu, seluruh lini iPhone 15 menggunakan modem X70 5G yang memiliki teknologi lebih tua, yang menjadikan kecepatan unduh dari ponsel tersebut tidak secepat Galaxy S24.
Dengan kemampuan 5G yang lebih baik, Samsung Galaxy S24 seris mampu memberikan koneksi lebih stabil. yang dapat membantu produktivitas dan hiburan di mana pun.
Perlu dicatat, kecepatan 5G yang didapat tergantung dari provider yang digunakan, lokasi dan waktu pengujian, serta penerimaan sinyal dari smartphone yang diuji.
Samsung Rajai Pasar Smartphone Dunia
Berkat inovasi terkini dan segala kelebihan yang dimiliki, Samsung menjadi pabrikan smartphone dengan penjualan terbanyak di dunia.
Menurut perusahaan riset IDC, dikutip dari Reuters, Senin (15/4/2024), pengiriman smartphone global meningkat 7,8% menjadi 289,4 juta unit selama Januari-Maret, di mana Samsung menguasai pangsa pasar 20,8% sehingga mengalahkan kedikdayaan Apple, yang sebelumnya merajai pasar smartphone.
Samsung yang meluncurkan jajaran ponsel andalan terbarunya (seri Galaxy S24) di awal tahun, mengirimkan lebih dari 60 juta ponsel selama periode tersebut.
"Penjualan smartphone Galaxy S24 secara global melonjak 8%, dibandingkan seri Galaxy S23 tahun lalu selama tiga minggu pertama ketersediaannya," kata lembaga riset Counterpoint.
Advertisement