Liputan6.com, Jakarta - PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mengakui naiknya kurs rupiah atas dolar USD menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Meski, dampaknya diperkirakan tidak terlalu signifikan.
Direktur Utama PT Trisula Textile Industries Tbk, Karsongno Wongso Djaja mengatakan, dampak yang kemungkinan paling terasa adalah dari sisi bahan baku. Namun mengingat produk perseroan sebagian besar berupa pesanan atau customized, maka harga produksi menyesuaikan kurs yang berlaku saat pemesanan.
Advertisement
"Jadi kalau ada customer yang meminta barang baru atau barang yang sesuai kebutuhan dia, kita juga produksi dan menjual dengan harga kurs yang berlaku saat kita beli bahan baku. Sehingga secara risiko kerugian kurs tertangani dengan baik," kata dia dalam paparan publik perseroan, Senin (22/4/2024).
Selain itu, Karsongno mengatakan perseroan masih memiliki fasilitas perbankan sebagai lindung nilai atau hedging atas kurs dollar terhadap rupiah. Di sisi lain, terganggunya jalur distribusi akibat situasi geopolitik saat ini, selain mengerek dolar dan harga bahan baku, juga menyebabkan keterlambatan supply.
"Situasi geopolitik dengan adanya peperangan di beberapa negara, itu memang mengganggu supply chain karena bahan baku dasar dari benang terganggu. Keterlambatan bahan mentah yang kita butuhkan membuat perhitungan lifetime jadi susah-susah gampang," ujar Karsongno.
Di sisi lain, distribusi produk perseroan sebagian besar atau sekitar 95 persen masih di dalam negeri. Ini menjadi peluang untuk membanjiri pasar domestik saat kompetitor utamanya yang berasal dari luar negeri mengalami kendala distribusi ke Indonesia.
"Kita jua sudah menginvestasikan pabrik garmen yang ada di Solo. Kita investasikan tahun lalu sekitar Rp 29 miliar untuk jawab peluang yang ada di 2024. Di mana jika kebutuhan ritel bisa kita penuhi sendiri," imbuh dia.
Laba Trisula International Naik 11,5% pada 2023
Sebelumnya, PT Trisula International Tbk (TRIS) membukukan kinerja keuangan yang positif untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 38,09 miliar. Laba itu naik 11,50 persen dibanding laba 2022 yang tercatat sebesar Rp 34,16 miliar.
Pencapaian yang mengesankan ini merupakan hasil dari upaya kolektif TRIS dan anak perusahaannya. Sebagian besar penjualan dihasilkan oleh dua entitas utama yang bergerak di bagian manufaktur, yaitu PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing dan PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL). Kedua anak perusahaan tersebut telah berperan penting dalam meningkatkan laba bersih TRIS.
Selama 2023 tercatat bahwa Trisula Group mengumpulkan penjualan sebesar Rp 1,5 triliun, atau mengalami sedikit penurunan 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan gejolak perekonomian global yang tidak menentu selama tahun 2023. Namun, Perseroan tetap optimis pada potensi pertumbuhan yang besar di masa mendatang dan melihat ini hanya dampak sementara. Di sisi lain, permintaan produk dalam negeri meningkat cukup pesat sebesar 20% menjadi Rp 593,9 miliar sepanjang tahun 2023.
Sepanjang 2023, 60% produk TRIS diekspor, dengan pasar utama seperti Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru sebagai tujuan terbesar penjualan ekspor mereka. Namun, terlepas dari performa Perusahaan yang kuat di pasar global, TRIS tetap berkomitmen untuk mengembangkan pasar domestiknya.
“Terlepas dari tantangan pasar global di tahun 2023, komitmen kami untuk memprioritaskan kualitas di atas kuantitas telah mempertahankan pertumbuhan penjualan yang stabil. Melalui manajemen biaya yang efektif dan posisi TRIS sebagai produsen yang paling terintegrasi, kami telah mencapai peningkatan profitabilitas," kata Direktur Utama TRIS, Widjaya Djohan dalam keterangan resmi, dikutip Senin (15/4/2024).
Advertisement
Aset
Dari sisi aset perseroan sampai dengan akhir 2023 tercatat sebesar Rp 1,17 triliun dibanding Rp 1,18 triliun pada 2022. Liabilitas pada 2023 turun menjadi Rp 444,84 miliar dari RP 465,78 miliar pada 2022. Ekuitas pada 2023 naik menjadi Rp 724,74 miliar dari RP 712,02 miliar pada 2022.
Ke depannya, perseroan optimis akan melanjutkan pertumbuhan kinerja yang positif. Didukung oleh perluasan fasilitas produksi dan dedikasi kami yang tak tergoyahkan untuk menghadirkan produk-produk inovatif dan terbaik yang disesuaikan dengan segmen pelanggan yang niche.
"Ke depannya, kami akan terus berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan pencapaian kami melalui inovasi yang berkesinambungan di segala bidang," kata Widjaya.
Dengan pengalaman puluhan tahun dalam memproduksi kain dan garmen berkualitas tinggi, TRIS telah berhasil membangun pijakan yang kokoh di bidang manufaktur, sehingga segmen manufaktur memberikan kontribusi lebih dari 60% terhadap penjualan TRIS secara keseluruhan.