Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia turun lebih dari 2% ke level terendah dalam satu pekan pada perdagangan hari senin. Pelemahan harga emas ini terjadi karena kekhawatiran atas konflik timur tengah sudah mereda.
Dengan begitu, investor mengurangi perdagangan aset safe-haven seperti emas dan dolar AS dan memilih aset-aset berisiko seperti saham.
Advertisement
Mengutip CNBC, Selasa (23/4/2024), harga emas di pasar spot turun 2,6% menjadi USD 2.328,6335 per ounce, siap untuk menandai penurunan harian terbesar dalam lebih dari setahun. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 2,9% menjadi USD 2.343,00 per ounce.
“Beberapa risiko saling balas di Timur Tengah telah hilang, yang telah menarik beberapa aktivitas penjualan emas. Namun pertanyaannya adalah seberapa besar potensi penurunannya,” kata analis komoditas TD Securities Daniel Ghali.
Pemerintah Iran meremehkan serangan drone balasan Israel, yang tampaknya menjadi salah satu alasan untuk mencegah eskalasi regional.
Emas juga berada di bawah tekanan karena indeks utama Wall Street dibuka lebih tinggi, mengurangi permintaan terhadap aset safe-haven dan tidak memberikan bunga.
Ketegangan geopolitik ditambah dengan kuatnya pembelian bank sentral telah mendorong emas ke rekor tertinggi USD 2.431,29 per ounce pada 12 April 2024.
Perhatian Investor
Investor saat ini tengah menunggu rilis laporan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang bakal keluar pada Jumat untuk mendapatkan petunjuk yang lebih terang mengenai prospek penurunan suku bunga AS.
Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee pada hari Jumat mengatakan kemajuan dalam menurunkan inflasi telah terhenti tahun ini, menjadi pejabat terbaru yang melepaskan fokus sebelumnya pada perlunya penurunan suku bunga.
“Emas dapat kembali mencapai level tertinggi sepanjang masa jika ada laporan PCE yang mengejutkan yang menunjukkan penurunan inflasi. Kami masih memperkirakan aktivitas pembelian di luar Asia akan tetap tangguh karena emas dipandang sebagai lindung nilai yang dihargai mata uang di Asia,” Ghali menambahkan.
Logam lain juga mencatat penurunan tajam, dengan perak spot turun 5% menjadi USD 27,22 per ounce, platinum turun 1% menjadi USD 922,05 dan paladium turun 1,3% menjadi USD 1.012,64.
“Setiap peningkatan dalam penjualan kendaraan ICE (mesin pembakaran internal) dibandingkan dengan pangsa pasar BEV (kendaraan listrik baterai) dapat membantu mendukung harga paladium,” kata Heraeus Metals dalam sebuah catatan.
Meneropong Harga Emas di Tengah Konflik Iran-Israel
Harga emas berpotensi naik pada pekan ini. Hal itu berdasarkan survei mingguan Kitco yang menunjukkan analis dan investor bertaruh harga emas melanjutkan kenaikan meski berkurang lonjakannya.
Dikutip dari Kitco, Senin (22/4/2024), dari 14 analis wall street yang berpartisipasi dalam survei Kitco, sekitar 10 analis atau mewakili 71 persen prediksi harga emas akan naik pada pekan ini. Tiga analis yang mewakili 21 persen prediksi emas akan stabil. Hanya satu analis atau tujuh persen dari mereka yang disurvei prediksi harga emas merosot.
Sementara itu, dari 149 suara yang diberikan dalam jajak pendapat online Kitco, investor menunjukkan kegelisahan terhadap prospek harga emas pada level tinggi saat ini. 95 pelaku pasar atau mewakili 64 persen prediksi harga emas akan menguat pekan ini.
Sebanyak 29 responden atau 19 persen prediksi harga akan lebih rendah. Sedangkan 25 responden atau 17 persen prediksi logam mulia akan alami tren sideways pada pekan ini.
"Saya optimistis untuk pekan ini," ujar Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski.
Ia menuturkan, risiko makro masih tinggi dengan banyaknya situasi politik yang bergejolak saat ini.
Sementara itu, President of Adrian Day Asset Management, Adrian Day menuturkan, perdagangan emas sideways pekan ini. "Kekuatan emas dalam hadapi bank sentral yang menunda penurunan suku bunga sungguh luar biasa, tetapi hal ini akan terjadi untuk sementara waktu,” kata dia.
Ia tidak prediksi harga emas dunia akan melonjak atau turun lebih dalam. Namun, Adrian melihat, pergerakan harga emas jeda selama beberapa hari.
Sementara itu, Pendiri Gartman Letter, Dennis Gartman melihat harga emas akan melonjak signifikan pada pekan ini. “Saya tidak akan terkejut jika emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa dalam sepekan,” kata Gartman.
Senior Commodities Broker RJO Futures, Daniel Pavilonis menuturkan, konflik geopolitik akan terus mendorong harga emas meski tidak ada eskalasi dalam waktu dekat.
Advertisement
Geopolitik Masih Bayangi Harga Emas
"Masih banyak ketidakpastian geopolitik, apakah yang terjadi adalah serangan Israel, apakah semuanya sudah berakhir, dan apakah akan ada hal lain yang melatarbelakangi hal ini,” tutur dia.
Pavilonis prediksi, harga emas akan sentuh level tertinggi. Sentimen konflik Israel-Iran akan menjadi kekuatan pendorong bagi emas dan pasar lainnya dalam waktu dekat. Ia melihat saat ini semuanya hanya tentang Timur Tengah.
“Hal ini mungkin akan tersingkir dan tidak lagi dipedulikan, atau hal ini akan menjadi salah satu hal yang akan menarik lebih banyak negara untuk datang dan harga emas akan melonjak,” kata dia.
Di tengah risiko geopolitik menjadi sentimen utama di pasar, pekan ini, data ekonomi relatif sepi. Namun, pelaku pasar akan mengalihkan perhatian dari berita utama untuk mencerna data penjualan rumah terbaru, barang tahan lama, penjualan rumah tertunda, dan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2024.
Potensi Harga Emas
Analis Senior Barchart.com, Darin Newsom melihat belum ada penurunan harga emas. Hal itu meski pasar sedang jenuh beli dan diperkirakan aksi jual terjadi untuk melepas sejumlah tekanan.
“Tetapi trennya tetap naik, dan dengan ketegangan geopolitik yang akan terus meningkat mulai sekarang hingga pemilihan Presiden Amerika Serikat pada November, emas akan menjadi investasi aman untuk dibeli,” kata Darin.
Analis Gainesville Coins, Everett Millman menuturkan, harga emas berpotensi ke posisi USD 2.500. Namun, harga emas jika merosot dapat berpotensi ke posisi USD 2.250 dan USD 2.200.
Sementara itu, Publisher of the VR Metals/Resource Letter, Mark Leibovit menuturkan, harga emas akan menyentuh posisi USD 2.700-USD 2.800.
Berdasarkan laporan kitco, harga emas spot diperdagangkan di kisaran USD 2.392,07. Sedangkan selama sepekan, harga emas sudah melonjak 2,04 persen.
Advertisement
Gerak Harga Emas Pekan Lalu
Harga emas mengikuti pola yang sudah umum pada pekan lalu, diperdagangkan dalam kisaran yang tinggi hingga geopolitik mengejutkan pasar ke level tertinggi, diikuti oleh kemunduran ke level yang lebih tinggi.
Harga emas di pasar spot membuka perdagangan minggu lalu pada USD 2.367 per ounce, dan selain penurunan tajam jangka pendek ke level terendah mingguan USD 2.332 setengah jam setelah pembukaan Amerika Utara pada Senin pagi, logam kuning tampaknya puas terombang-ambing antara US 2.360 dan USD 2.390 per ounce.
Kemudian, seminggu setelah serangan drone dan rudal Iran terhadap Israel menyebabkan harga spot mencapai titik tertinggi sepanjang masa di atas USD 2,426 per ounce, muncul tanggapan Israel, yang sekali lagi mendorong emas kembali di atas USD 2,400 pada Kamis malam.
Namun, pasar kembali ke kisaran semula, setelah menjadi jelas bahwa seperti serangan Iran, serangan ini lebih bersifat demonstratif daripada destruktif.