PM Papua Nugini Tersinggung Usai Negaranya Dicap Kanibal oleh Biden

Pernyataan Biden muncul di tengah semakin akrabnya hubungan Papua Nugini dengan China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Apr 2024, 09:09 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Port Moresby - Perdana Menteri Papua Nugini James Marape menuduh Joe Biden memandang rendah negaranya. Marape merasa demikian setelah presiden Amerika Serikat itu mengatakan bahwa pamannya telah dimakan kanibal di sana selama Perang Dunia II.

Komentar Biden menyinggung sekutu strategis utama saat China berupaya meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut.

Dalam pernyataannya di Memorial Perang di Pennsylvania minggu lalu Biden menuturkan bahwa pamannya penerbang Korps Udara Angkatan Darat, Letnan Dua Ambrose J. Finnegan Jr. ditembak jatuh di Papua Nugini, yang merupakan medan pertempuran sengit.

"Mereka tidak pernah menemukan mayatnya karena dulu ada – ada banyak kanibal di New Guinea," kata Biden, mengacu pada pulau utama negara itu, seperti dilansir AP, Selasa (23/4/2024).

Merespons hal itu, Marape pada hari Minggu menyatakan bahwa Biden tampaknya menyiratkan pamannya dimakan oleh para kanibal.

"Presiden Biden mungkin salah bicara; namun, negara saya tidak pantas diberi label seperti itu," tegas Marape.

"Perang Dunia II bukanlah ulah rakyat saya, mereka tidak perlu terseret ke dalam konflik yang bukan merupakan perbuatan mereka."


Klaim Biden Berbeda dengan Catatan Militer AS

Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (AP Photo/ Evan Vucci)

Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan pada hari Jumat (19/4) bahwa Biden berbicara tentang keberanian pamannya dan banyak anggota militer AS yang mempertaruhkan nyawa mereka.

"Dia menyikapi hal ini dengan sangat serius. Pamannya, yang mengabdi dan melindungi negara ini, kehilangan nyawanya saat bertugas. Dan itu seharusnya penting," tutur Jean-Pierre.

Namun, pernyataan Biden bahwa pesawat Finnegan ditembak jatuh tidak didukung oleh catatan militer. Menurut laporan Pentagon, Finnegan adalah penumpang pesawat angkut Douglas A-20 Havoc yang jatuh ke laut setelah kedua mesin mati pada 14 Mei 1944.

Salah satu anggota awak selamat, namun tidak ada jejak yang ditemukan dari pesawat atau tiga orang lainnya di dalamnya, termasuk Finnegan.


Permintaan Khusus ke AS

ilustrasi bendera Papua Nugini (Dok. AFP Photo)

Pernyataan Marape dikeluarkan pada hari yang sama ketika dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Port Moresby untuk membahas pembangunan hubungan yang lebih erat.

Kepada AS, Marape juga meminta agar negara itu membersihkan puing-puing sisa perang.

"Sisa-sisa Perang Dunia II tersebar di seluruh Papua Nugini, termasuk pesawat yang membawa paman Presiden Biden," kata Marape.

"Mengingat komentar Presiden Biden ... mungkin inilah saatnya bagi AS untuk menemukan sebanyak mungkin sisa-sisa Perang Dunia II di Papua Nugini, termasuk prajurit yang kehilangan nyawa seperti Ambrose Finnegan. Area perang di Papua Nugini dan Kepulauan Solomon banyak sekali dan dipenuhi dengan sisa-sisa Perang Dunia II termasuk sisa-sisa manusia, bangkai pesawat, bangkai kapal, terowongan dan bom. Masyarakat kami setiap hari hidup dalam ketakutan akan terbunuh oleh bom Perang Dunia II."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya