Liputan6.com, Jakarta Pekan ini, pelaku pasar domestik diimbau memperhatikan dua sentimen yakni suku bunga BI (Rabu) dan inflasi PCE AS (Jumat). Terkait sentimen suku bunga BI, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menilai BI harus menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin guna menstabilkan mata uang Rupiah yang tembus melampaui 16.200 seiring ketegangan Timur Tengah dan kuatnya ekonomi AS.
"Diprediksi akan ada 2x kenaikan di kuartal kedua tahun ini untuk meredam penguatan dolar AS. Jadi, hindari saham-saham yang terbebani suku bunga seperti sektor telekomunikasi," saran Angga, dikutip Selasa (23/4/2024).
Advertisement
Sementara itu terkait sentimen inflasi PCE AS (Jumat), indikator inflasi setelah CPI yaitu PCE AS diprediksi meningkat menjadi 2,6 persen dibanding bulan lalu 2,5 persen untuk periode yoy. Hal ini semakin memudarkan probabilitas pemotongan suku bunga jangka pendek.
Berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen tersebut, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 26 April 2024, yakni Buy MDKA dengan support pada 2.680, resistance pada 3.040). Buy on Pullback ANTM dengan support 1.670 dan resistance 1.850. Buy on Pullback PGAS dengan support 1.280, dan resistance pada 1.400.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,74% dalam sepekan lalu ke level 7.087 pada akhir perdagangan Jumat, 19 April 2024. Angga menjelaskan ada sejumlah sentimen yang menopang pelemahan IHSG pada pekan lalu. Angga menyebutkan 4 sentimen tersebut yakni statement Jerome Powell, pelemahan USD-IDR, kenaikan harga komoditas dan pergerakan foreign.
Terkait statement Jerome Powell, jelas Angga, Jerome Powell dalam pidatonya minggu ini menyebutkan akan menunggu lebih lama (dari antisipasi sebelumnya) untuk menurunkan suku bunga pasca rangkaian rilis data inflasi US yang tercatat tetap tinggi.
Sentimen Pelemahan USD-IDR
Pada sentimen pelemahan USD-IDR, Angga menjelaskan harga berbagai jenis barang di pasaran berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan nilai tukar Rupiah yang saat ini telah menembus level Rp16.200 per dollar AS.
Hal ini seiring dengan adanya potensi kenaikan biaya produksi. Adapun dampak pelemahan Rupiah ini yakni menyebabkan kenaikan pada harga barang baku impor, kenaikan harga dan inflasi di masyarakat.
"Penurunan ekspor 9,45% yoy dan imbas dari penurunan nilai ekspor komoditas unggulan seperti batubara besi dan baja dan CPO serta turunannya. Ekspor ke China juga turut mengalami penurunan," jelas Angga.
Sementara itu terkait sentimen kenaikan harga komoditas, saat ini harga komoditas mengalami kenaikan mingguan cukup signifikan dan merata dipimpin kenaikan nikel. Harga komoditas menguat karena dampak dari nilai tukar dan juga mulai pulihnya kegiatan manufaktur di China.
Advertisement
IHSG Dibuka Perkasa Selasa 23 April 2024, Sektor Energi Pimpin Penguatan
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Selasa (23/4/2024). Gerak IHSG ini seirama dengan sejumlah bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik.
Dikutip dari data RTI, pada pukul 09.10 WIB, IHSG menguat ke posisi 7.121,01 dari penutupan sebelumnya 7.073,82. Indeks LQ45 bertambah 1,08 persen ke posisi 930,22. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.134,30 dan level terendah 7.102,90. Sebanyak 231 saham menguat sehingga angkat IHSG. Sedangkan 156 saham melemah dan 180 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 146.998 kali dengan volume perdagangan 2,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.205.
Seluruh sektor saham berada di zona hijau. Sektor saham energi memimpin penguatan dengan naik 0,97 persen dan diikuti sektor saham teknologi menguat 0,65 persen.
Sementara itu, sektor saham industri bertambah 0,28 persen, sektor saham nonsiklikal menguat 0,55 persen dan sektor saham siklikal melejit 0,63 persen.
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, saat ini, diperkirakan posisi IHSG berada pada akhir wave A dari wave (2) sehingga koreksi IHSG akan cenderung terbatas dan berpotensi menguat untuk membentuk wave B.
"Adapun rentang penguatan IHSG akan menguji kembali 7.134-7.245, selanjutnya IHSG masih rawan terkoreksi kembali ke rentang 6.891-6.983,” ujar dia.
Herditya prediksi, IHSG akan berada di level support 7.022,6.958 dan level resistance 7.152,7.238 pada Selasa pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance 7.030-7.130.
Advertisement