Liputan6.com, Jakarta - Lautan adalah salah satu bagian terbesar dari ekosistem bumi dan menutupi sebagian besar permukaan planet ini. Selain itu, lautan juga menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis makhluk hidup, mulai dari ikan kecil hingga paus raksasa.
Meskipun begitu, lautan masih menyimpan banyak misteri dan keunikan yang belum sepenuhnya terungkap oleh manusia. Lautan menyimpan begitu banyak hal yang patut untuk kita eksplorasi, oleh karena itu mari kita kenali beberapa fakta menarik tentang lautan yang mungkin belum kita ketahui.
Advertisement
Berikut adalah 10 fakta menarik tentang lautan yang mungkin akan membuat Anda terkagum-kagum dengan keajaiban dunia bawah laut ini, seperti dilansir dari USGS, Senin (24/6/2024)
1. Laut menutupi 71% permukaan Bumi
Selain itu, Laut juga menyimpan sekitar 96,5% dari semua air di Bumi atau sekitar 1.332 miliar kilometer kubik. Air tidak pernah diam, selalu berubah-ubah.
Berkat siklus air, pasokan air planet kita terus bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
2. 37 dari 50 mineral penting ditemukan di lautan
Mineral penting adalah mineral non-bahan bakar atau material mineral yang memiliki ciri sebagai berikut:
1. penting bagi ekonomi atau keamanan nasional
2. memiliki rantai pasokan rentan terhadap gangguan.
"Mineral-mineral penting memainkan peran penting dalam keamanan nasional kita, ekonomi, pengembangan energi terbarukan, dan infrastruktur," kata Tanya Trujillo, Asisten Sekretaris Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat untuk Air dan Ilmu Pengetahuan.
"Pengumpulan data dan analisis United States Geological Survey (USGS) memantau horizon untuk masalah-masalah yang muncul dalam rantai pasokan itu penting, dan setiap tiga tahun mengidentifikasi kerentanan bangsa terhadap gangguan potensial."
Beberapa mineral ditemukan di lautan, termasuk antimon, kobalt, litium, mangan, dan titanium."
3. Laut memengaruhi dan mengatur iklim bumi, seperti 'jantung' planet ini
Arus laut mengedarkan panas dan kelembaban penting di seluruh dunia, mirip dengan sistem peredaran darah manusia. Proses fisik laut seperti El Niño-Southern Oscillation (ENSO) di cekungan Samudra Pasifik dan arus Gulf Stream di Atlantik dapat memengaruhi iklim secara global.
Sama seperti jantung kita yang harus dimonitor dan dirawat untuk memastikan kesehatan jangka panjang, USGS mempelajari lautan kita untuk lebih memahami proses-proses ini dan bagaimana mereka memengaruhi iklim kita.
Pengetahuan ini sangat penting untuk memantau dan memprediksi bagaimana sistem iklim-laut kita bergeser, memengaruhi baik manusia maupun ekosistem di dunia yang terus berubah ini.
4. Tersedia cukup garam di lautan untuk menutupi seluruh permukaan bumi
Jika garam di lautan dapat dihilangkan dan disebarkan secara merata di atas permukaan daratan Bumi, garam tersebut akan membentuk lapisan setebal lebih dari 500 kaki (166 meter), kira-kira setinggi gedung perkantoran berlantai 40.
Mengapa lautan terasa asin? jawabannya adalah karena sebagian besar garam berasal dari bebatuan di daratan, dan diangkut oleh limpasan air hujan dan aliran sungai menuju ke laut. Selain itu, garam ini juga dapat disemburkan ke laut dari ventilasi hidrotermal (retakan di permukaan) di dasar laut.
5. Kurang dari 10% lautan dunia, dan 50% perairan di Amerika Serikat, telah dipetakan
Ukuran itu tidak termasuk luas, masih banyak yang bisa dijelajahi di lautan dunia ini.
Faktanya, manusia tahu lebih banyak tentang sifat fisik dan kimiawi luar angkasa daripada wilayah lautan dalam planet Bumi. Dasar samudra sama sekali tidak datar. Faktanya, dasar lautan penuh dengan fitur-fitur seperti punggung bukit, parit, dataran tinggi, dan ngarai.
Advertisement
6. Dasar laut itu bergerak
Dasar samudra sebagian besar terdiri dari basal dan batuan beku lainnya, membentuk apa yang dikenal sebagai kerak samudra.
Ketika lempeng tektonik menyebar, magma cair naik ke dasar samudra, membentuk punggungan tengah samudra, yang merupakan bagian dari proses tektonik aktif yang membentuk planet kita. Di lokasi geologis yang aktif ini, cairan hidrotermal mengeluarkan material mineralogi panas ke dalam air laut.
Aktivitas ini membentuk endapan mineral laut dalam dan mendukung bentuk kehidupan kemosintetik dan ekosistem terkait. Di daerah-daerah ini, penemuan-penemuan penting tentang planet kita dan bentuk-bentuk kehidupan yang hidup di daerah-daerah terpencil ini masih terus dilakukan.
7. Permukaan laut dan jumlah air di lautan berubah seiring waktu
Selama periode iklim yang lebih dingin, lapisan es tumbuh, gletser terbentuk, dan air berubah menjadi es yang mengurangi jumlah air di bagian lain dari siklus air, seperti lautan.
Hal sebaliknya terjadi selama periode hangat. Selama zaman es terakhir, gletser menutupi hampir sepertiga daratan Bumi, dan lautan lebih rendah 400 kaki dari saat ini, hal inilah yang memungkinkan manusia untuk menyeberang ke Amerika Utara dari Asia.
Selama "masa hangat" global terakhir, sekitar 125.000 tahun yang lalu, permukaan laut lebih tinggi sekitar 18 kaki dari sekarang.
Ketika suhu rata-rata global meningkat, panas diserap ke dalam lautan, suhu permukaan laut meningkat, dan air mengembang. Pemuaian ini menambah volume air di lautan dan meningkatkan permukaan air laut global.
Penting untuk dicatat bahwa dengan naiknya permukaan air laut, cekungan laut tidak hanya akan terisi penuh seperti bak mandi-naiknya permukaan air laut juga akan meningkatkan bahaya pesisir seperti erosi dan banjir.
8. Jumlah spesies yang hidup di lautan tidak diketahui Hingga Kini
Eukariota adalah tumbuhan, hewan, dan jamur yang ditemukan di Bumi. Beberapa penelitian memperkirakan bahwa ada sekitar 8,7 juta spesies eukariota di seluruh dunia, di mana sekitar 2,2 juta di antaranya adalah spesies laut, yang berarti sekitar seperempat dari seluruh kehidupan eukariota hidup di lautan.
9. Great Lakes bukanlah samudra, tapi keduanya memiliki banyak kemiripan
Meskipun Great Lakes (kelompok 5 danau besar di Amerika) tidak asin seperti lautan, mereka sangat mirip dengan samudra, dan dibutuhkan metode samudra untuk mempelajarinya.
Perairan besar ini menghadapi banyak tekanan yang sama dengan lautan kita seperti penangkapan ikan berlebihan, sampah laut, kualitas air, dan spesies invasif.
10. Penelitian tentang laut terus dilakukan
United States Geological Survey (USGS) atau Badan Geologi Amerika Serikat mempelajari samudra untuk lebih memahami kerangka geologis lingkungan laut, memperluas pengetahuan tentang bahaya, mineral, dan sumber daya hayati di dalam samudra, serta bagaimana proses-proses di ranah laut dapat memengaruhi komunitas kita di daratan.
Advertisement