Liputan6.com, Jakarta - Rantai pasokan Apple sejak lama dikaitkan dengan Tiongkok. Meski demikian, Apple telah melakukan berbagai upaya untuk memindahkan rantai pasokan ke negara-negara lain.
Pemindahan rantai pasokan ke negara-negara lain di luar Tiongkok ini dilakukan agar Apple tak terlalu bergantung kepada Tiongkok. Apalagi, saat ini hubungan politik antara Tiongkok dengan Amerika Serikat terus memanas.
Advertisement
Sayangnya, bagi perusahaan seperti Apple ada kesulitan jika harus memutus hubungan dengan Tiongkok dalam hal rantai pasokan produk Apple termasuk iPhone.
Hal ini karena Tiongkok tak hanya memproduksi produk dengan biaya lebih murah, tetapi juga memiliki banyak tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mencapai target produksi.
Belum lama ini, Apple mengumumkan daftar rantai pasokan iPhone untuk tahun fiskal 2023. Pengumuman perusahaan tersebut mengungkap, merek-merek komponen Tiongkok tak akan segera meninggalkan rantai pasokan Apple.
Mengutip Gizchina, Selalu (23/4/2024), Apple telah menambahkan delapan merek Tiongkok baru ke daftar rangkai pasokannya. Adapun merek komponen tersebut antara lain adalah:
- Jiuquan Iron and Steel
- Sinopec Weiye Technology
- Kaicheng Technology
- Sanan Optoelectronics
- Boshuo Technology
- Tony Electronics
- Zhenghe Group
Apple juga mengeluarkan empat merek Tiongkok lainnya dari daftar. Merek-merek yang dihapus dari daftar tersebut adalah:
- Jiangsu Jingyan Technology
- Meiyingsen Group
- Shenzhen Derun Electronics
- Yishi.
Tiongkok Banyak Pemasok Komponen Buat Apple, Tapi Terganjal Hubungan AS-Tiongkok
Bagi Apple, Tiongkok memang menjadi pemain penting dalam rantai pasokan Apple selama bertahun-tahun. Perusahaan pembesut komponen Tiongkok telah menyumbang 42 persen dari produksi tahunan Apple.
Dominasi ini terjadi karena beberapa faktor, mulai dari infrastruktur industri Tiongkok yang masif, keberadaan tenaga kerja dalam jumlah besar, terjangkau dan terampil, biaya produksi yang rendah, serta kemampuan produsen Tiongkok untuk mengotomatisasi lini produksi.
Kendati demikian, perang dagang antara Amerika Serikat-Tiongkok yang tengah berlangsung dan kenaikan biaya tenaga kerja di Tiongkok mendorong Apple untuk melakukan diversifikasi dalam rantai pasokannya.
Sekadar informasi, Apple meningkatkan jumlah pemasoknya dari Tiongkok, menjadi 51 pemasok pada 2020. Jumlah ini naik dari 2018 yang sebesar 42 persen.
Advertisement
India Agresif Mau Jadi Pemasok untuk Apple
Kendati begitu, pemasok Tiongkok menawarkan efisiensi biaya yang tinggi dan waktu produksi yang cepat, sehingga menjadikannya pilihan menarik bagi Apple.
Sekadar informasi, saat ini India juga muncul sebagai pemain dalam rantai pasokan Apple. Jumlah pemasok untuk Apple yang beroperasi di India meningkat dari 0 pada 2012 menjadi 14 pada 2022.
Pemerintah India pun agresif mengejar investasi dari perusahaan-perusahaan seperti Apple. Bahkan, India menawarkan insentif, melakukan reformasi upah, dan meningkatkan infrastruktur agar investor seperti Apple mau berinvestasi di negaranya.
Khusus di India, Apple mengguyur investasi signifikan, termasuk dalam pendirikan fasilitas manufaktur di Bangalore dan perakitan iPhone 15 di India. Langkah ini ditujukan untuk menciptkan jutaan lapangan kerja di luar Tiongkok.
Vietnam hingga Indonesia
Salah satunya di Vietnam yang jumlah tenaga kerja sektor elektroniknya mencapai 1,3 jura pada Juni 2022, meningkat empat kali lipat sejak 2013.
Bukan hanya itu, Vietnam juga mengalami peningkatan signifikan dalam hal jumlah perusahaan yang merakit komponen produk Apple.
Peningkatannya empat kali lipat dalam jumlah perusahaan yang merakit produk Apple. Vietnam menjadi yang paling banyak memproduksi komponen buat Apple, sementara titik-titik produksi yang lebih kecil muncul di berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia.
Tercatat, ada dua komponen iPhone yang dibuat oleh perusahaan di Indonesia. Belum lama ini Presiden Joko Widodo juga bertemu dengan CEO Apple Tim Cook dan membicarakan soal hal ini.
Advertisement