Pengusaha Harap Prabowo-Gibran Beri Perhatian di Industri Baja

Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira menyoroti perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi baja, Krakatau Steel.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Apr 2024, 21:30 WIB
Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI), Anggawira berharap Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka tidak melupakan industri baja dalam negeri, pasca naik di kabinet pemerintahan selanjutnya. 

Ia lantas menyoroti perusahaan BUMN yang bergerak di bidang produksi baja, Krakatau Steel yang sempat terlilit utang jumbo. Meski telah dilakukan upaya penyelamatan lewat restrukturisasi utang, emiten berkode saham KRAS itu disebut tidak diberi perhatian lebih lanjut oleh pemerintah. 

"Kita punya industri baja, Krakatau Steel yang sekarang dalam konteks sedang menghadapi problem yang sangat berat. Tapi kalau lihat dalam sisi Kementerian BUMN, tidak ada perhatian khusus," ujar Anggawira dalam sesi temu media di kantornya, Jakarta, Selasa (23/4/2024).

Dalam konteks ini, ia menyinggung penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN yang sifatnya darurat. "PMN yang diberikan Kementerian BUMN tidak melihat secara komprehensif dan strategis, hanya sifatnya seperti pemadam kebakaran," ungkapnya. 

Padahal, ia melihat industri baja yang berada di bawah Krakatau Steel punya peran vital untuk diberikan suntikan uang negara. Khususnya produk stainless steel yang jadi tulang punggung banyak sektor industri lainnya. 

Sebagai contoh, ia menyebut sekitar 30-40 persen kebutuhan di sektor konstruksi perumahan membutuhkan suplai bahan. 

"BUMN kayak Krakatau Steel dalam tanda kutip saya lihat kurang (mendapat perhatian). Mother of industry-nya kan industri baja. Tapi di pemerintahan sekarang-sekarang ini kurang diberi perhatian," kata Anggawira. 

"Kalau di hulu raw materialnya besar. Tapi di tengahnya, BUMN seperti Krakatau Steel krisisnya tidak kunjung selesai. Penanganannya tidak komprehensif. Bicara flashback 10 tahun lalu memang ada kesalahan, dan sudah diusut secara hukum. Tapi ini kan tak kunjung ada penyelesaian, seperti diiket, enggak bisa ke mana-mana," ia menambahkan. 

 


Putusan MK Keluar, Prabowo-Gibran Siap Kejar Target Investasi Rp 1.650 Triliun

Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira optimistis target investasi Rp 1.650 triliun. (Foto: Liputan6.com/Maulandy R)

Sebelumnya, Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira optimistis target investasi Rp 1.650 triliun bisa tercapai. Khususnya setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres 2024. 

Dengan tetap keluarnya Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024, Anggawira menyebut periode pemerintahan baru selanjutnya akan bantu menuntaskan target investasi 2024.

Optimisme itu keluar lantaran sejumlah mitra investor strategis telah mengucapkan selamat atas kemenangan Prabowo-Gibran. 

"Tentunya dari sisi investasi, target investasi tahun ini cukup tinggi, Rp 1.600 triliun lebih. Mudah-mudahan bisa tercapai," ujar Anggawira di kantornya, Jakarta, Selasa (23/4/2024).

"Tentunya dengan putusan MK yang memperkuat posisi Prabowo-Gibran, bikin tidak ada lagi pertanyaan dari investor luar. Khususnya mitra-mitra strategis kita, susah berikan ucapan selamat pada presiden/wapres terpilih," imbuhnya.

Dirinya sebagai Ketua Repnas juga mengapresiasi putusan MK yang menegaskan kemenangan Prabowo-Gibran dengan lebih dari 96 juta pemilih. Ia pun berharap kemenangan itu bisa turut didukung oleh semua pihak, termasuk kubu oposisi. 

"Tentunya harapan kami proses rekonsiliasi bisa berjalan dengan lebih efektif. Meskipun masa transisi ini masih cukup waktu jelang pelantikan," kata Anggawira.

Ia pun tak ingin ada masa tunggu yang terlalu lama bagi Prabowo dan Gibran sebelum dilantik secara resmi. Sehingga menyebabkan proses transisi program antar kabinet pemerintahan jadi tidak efektif dan efisien. 

"Harapan kami akselerasi program-program Prabowo-Gibran bisa terakselerasi dalam APBN juga, supaya bisa langsung berjalan," pungkas Anggawira.

 


Menteri Bahlil Kejar Target Investasi Rp 1.650 Triliun pada 2024

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menggelar open house saat Lebaran 2024. (Foto: Liputan6.com/Arief R)

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkap targetnya di sisa masa jabatannya dalam kabinet Indonesia Maju. Utamanya adalah target investasi ke dalam negeri.

Bahlil menuturkan, pihaknya bakal serius mengejar target investasi Rp 1.650 triliun pada 2024. Informasi, jabatannya di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya tersisa 6 bulan, hingga Oktober 2024.

"Saya di Kementerian Investasi harus mengejar target dari apa yang sudah ditetapkan bapak Presiden Jokowi tahun ini sekitar Rp 1.650 triliun," ungkap Bahlil Lahadalia saat ditemui di rumah dinasnya, Jakarta, Rabu (10/4/2024).

Dia mengatakan, setiap menteri di kabinet Jokowi mengejar target tersebut. Selain mengejar target investasi tadi, ada upaya untuk mengejar tingkat pertumbuhan ekonomi stabil di 5 persen.

"Target kita sebenarnya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2024 di atas 5 persen, investasi harus Rp 1.650 triliun, itu yang menjadi fokus saya sekarang," tegas dia.

Meski begitu, dia belum berbicara banyak mengenai realisasinya di kuartal I-2024 ini. Dia menuturkan, perolehan itu baru akan diumumkan dalam waktu dekat.

Bahlil meyakini target investasi yang sudah ditetapkan sebelumnya itu dapat tercapai. "Bulan ini kita akan umumkan. Insya allah di kuartal pertama bisa InsyaAllah bisa mencapai target," ungkapnya.


Bahlil Optimis Target Investasi Rp 1.650 Triliun di 2024 Tercapai, Apa Kuncinya?

Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut media terlalu membesar-besarkan kisruh mengenai konflik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menargetkan investasi di Indonesia sebesar Rp 1.650 triliun pada 2024. Target ini, menurut Bahlil menjadi salah satu syarat untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen.

Bahlil menuturkan, sebelumnya ia belum bisa memutuskan apakah target investasi ini dapat terealisasi atau tidak karena bergantung pada kondisi politik saat pemilu. Namun, saat ini Bahlil mengungkapkan target ini dapat tercapai dengan melihat perkembangan ekonomi global.

“Target kita untuk PMA ke depan harus masih di angka 52 persen minimum, sekalipun ekonomi global belum pulih secara total karena perkembangan geopolitik masih belum stabil, terutama terjadi ketegangan di timur tengah dan Ukraina dengan Rusia belum ada tanda-tanda pemulihan,” kata Bahlil dalam konferensi pers Prospek Investasi Pasca Pemilu 2024, Senin (18/3/2024). 

Selain itu, banyaknya negara yang mengalami resesi jadi tantangan dan kendala ke depan untuk Indonesia untuk mencapai target investasi tersebut. 


Mencanangkan Hilirisasi

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengaku enggak menyebut nama Tom Lembong dalam paparan realisasi investasi Indonesia (dok: Tira)

Adapun Bahlil menuturkan dalam target investasi tersebut, pihaknya tengah mencanangkan hilirisasi secara baik dan terukur terutama dalam sektor-sektor pengembangan komoditas pertambangan dan oil and gas. 

“Ini yang akan kita lakukan, karena masih jadi sektor primadona. Ini adalah cara untuk bagaimana meningkatkan pendapatan perkapita kita. Kita targetkan tahun ini pendapatan perkapita Insya Allah bisa sampai dengan USD 5.500 atau USD 6.000, supaya pada 2030 atau 2035 menuju indonesia emas pendapat per kapita di atas USD 10.000,” jelas Bahlil Lahadalia.

Untuk hilirisasi akan berfokus pada pertambangan seperti nikel, bauksit, timah, tembaga, dan emas. Adapun untuk hilirisasi oil and gas BKPM ke depan akan mengelola gas menjadi pupuk, menjadi LPG, menjadi metanol, dan etanol. 

Terkait investasi mangkrak tahun lalu sebesar Rp 708 triliun saat ini sudah terealisasi sebesar hampir Rp 600 triliun, sedangkan untuk sisanya BKPM mengungkapkan sudah tidak bisa lagi melakukan perbaikan karena ada beberapa perusahaan sudah mengalami kesulitan internal.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya