Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari dunia usaha Indonesia. Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo tutup usia pada Rabu dini hari, 24 April 2024.
"Telah meninggal dunia dalam kedamaian, Ibu DR.H.BRA. Mooryati Soedibyo Pada hari Rabu jam 1.00 WIB dini hari tanggal 24 April 2024 pada usia 96 tahun (5 Januari 1928 - 24 April 2024)," demikian mengutip dari pesan singkat yang tersebar, Rabu (24/4/2024).
Advertisement
Ketua Umum Apindo periode 2018-2023 Hariyadi B.Sukamdani juga membenarkan kabar tersebut. “Iya benar,” ujar dia.
Mooryati Soedibyo bernama lengkap Hj.BRA.Mooryati Soedibyo, S.S, M.Hum. Perempuan kelahiran Solo, 5 Januari 1928 ini juga dikenal sebagai pendiri Mustika Ratu dan menjadi salah satu pencetus kontes pemilihan Putri Indonesia yang digelar hingga sekarang. Berikut sejarah singkat Mustika Ratu, salah satu perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak di industri kecantikan dan jamu yang dikutip dari laporan tahunan dan laman Perseroan.
Mooryati Soedibyo mendirikan PT Mustika Ratu Tbk yang bermula dari industri rumahan pada 1975. Ia memulai usaha tersebut di dalam garasi kediamannya. Berdiri dengan memakai nama Mustika Ratu yang ternyata memiliki filosofi sangat mendalam tentang asal mula terciptanya nama dari kearifan budaya lokal, trahing kusumo rembesing madu, turning sinatryo, tedak ing wong amoro topo, mustikaning ratu, mangayu hayuning bawono.
Ini berarti perjuangan kesatriaan melalui keprihatinan sehingga tercipta sesuatu yang bernilai yaitu nama Mustika Ratu, untuk melanjutkan nilai-nilai filosofi yang dibagikan kepada masyarakat luas dan dibawa sesuai perkembangan teknologi dan kemajuan zaman.
Usaha itu semakin berkembang. PT Mustika Ratu mulai beroperasi pada 14 Maret 1978 dan meraih reputasi yang baik sebagai pengembang produk kecantikan dan jamu kesehatan tradisional.
Seiring permintaan pasar yang semakin bertambah, pada 8 April 1981, Perseroan resmi operasikan pabrik di Jalan Raya Bogor KM 26,4 Ciracas, Jakarta Timur.
Dengan didirikan pabrik jamu dan kosmetik terbesar pertama di Indonesia, Mustika Ratu semakin perkuat reputasi dan menciptakan inovasi serta memproduksi produk kecantikan, perawatan tubuh, jamu dan obat tradisional.
Mencatatkan Saham di BEI
Pada 1995, PT Mustika Ratu Tbk mendapatkan persetujuan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Kemudian Perseroan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham MRAT. Saat itu, harga saham perdana Perseroan yang ditetapkan sebesar Rp 2.600 per saham.
Sejak 1996, Perseroan telah mendapatkan sertifikat ISO 9002 dan ISO 14001. Kemudian pada 2015, Perseroan menerapkan standar internasional 9001 (versi terbaru dari ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015) tentang Sistem Manajemen Mutu dan ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan yang berlaku sejak 10 Maret 2020 hingga 5 Februari 2023.
Perseroan juga telah memperoleh sertifikat Good Manufacturing Process (GMP) yang terbagi atas Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB) yang berlaku hingga 13 September 2024 dan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang berlaku hingga tanggal 17 Februari 2025, serta sertifikat Sistem Jaminan Halal untuk Perseroan berlaku hingga 2022.
Pemegang saham Perseroan per 31 Maret 2024 antara lain PT Mustika Ratu Investama sebesar 71,26 persen, Jodi Andrea Suryokusumo sebesar 5,28 persen, dan publik sebesar 22,80 persen.
Advertisement
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu dan Sosok Dibalik Kontes Kecantikan Puteri Indonesia
Sebelumnya diberitakan, kabar duka datang dari dunia usaha Indonesia. Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo meninggal dunia pada Rabu (24/4) dini hari. Mooryati Soedibyo meninggal pada usia 96 tahun.
"Telah meninggal dunia dalam kedamaian, Ibu DR.H.BRA. Mooryati Soedibyo Pada hari Rabu jam 1.00 WIB dini hari tanggal 24 April 2024 pada usia 96 tahun (5 Januari 1928 - 24 April 2024)," dikutip dari pesan singkat yang tersebar, Rabu (24/4/2024).
Profil Mooryati Soedibyo
Mooryati Soedibyo yang bernama lengkap Hj. BRA. Mooryati Soedibyo, S.S., M. Hum. Ia lahir di Solo pada tanggal 5 Januari 1928. Ia adalah Wakil Ketua MPR periode 2004-2009, mewakili DPD. Ia juga merupakan Presiden Direktur Mustika Ratu, dan salah satu pencetus ide kontes pemilihan Putri Indonesia yang digelar hingga sekarang.
Mooryati Soedibyo tercatat oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia, dan sebagai "Empu Jamu". Ia juga masuk sebagai urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia.
Cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta ini terkenal dengan segala hal yang berkaitan dengan kecantikan, jamu tradisional, dan lingkungan keraton. Sejak usia 3 tahun ia tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan Jawa.
Di keraton itu, ia mendapat pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono, mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami, bahasa sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan bidang seni lainnya.
Hobi Minum Jamu Sejak Belia
Tahun 1973, hobi minum jamu Mooryati Soedibyo yang dilakukan sejak masih belia, akhirnya dikembangkannya sebagai usaha. Ramuan jamu resep Keraton Surakarta yang semula diberikan kepada teman-temannya, akhirnya berubah menjadi bisnis.
Produknya mulai diekspor ke kurang lebih 20 negara, diantaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia dan Brunei. Produknya juga berkembang menjadi 800 buah produk, mulai dari balita, umum, super, dan premium. Diawali dengan produk untuk orang tua sampai dengan remaja puteri.
Tahun 1990 ia meluncurkan ajang Puteri Indonesia, yang dikembangkannya setelah menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok tahun 1990. Mooryati yang sering berkunjung ke luar negeri untuk mengadakan seminar, pameran mau pun sendiri mulai ingin membuat ajang Puteri Indonesia. Dari sini timbul keinginannya untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di dunia internasional.
Hal ini sebelumnya telah dipelopori oleh Andi Nurhayati yang semenjak tahun 70-an menjadi pemegang franchise pengiriman Miss-miss-an kelas internasional, begitu pula nama majalah Femina yang sudah bertahun-tahun sebelumnya menyelenggarakan pemilihan Putri Remaja Indonesia, yang menghasilkan gadis-gadis paling enerjik, cerdas dan modern se Indonesia.
Kini Mooryati Soedibyo, berupaya menggabungkan semua itu dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia.
Lalu ia mengeluarkan ide tersebut ke Badan Pengembangan Eksport Nasional, dan disetujui. Mooryati akhirnya membentuk Yayasan Puteri Indonesia dan menjadi Ketua Umum.
Namun, ajang Pemilihan Puteri Indonesia tak sepenuhnya disetujui masyarakat. Bahkan menjadi polemik sampai sekarang. Mooryati sendiri telah berhasil mengadakan ajang Pemilihan Puteri Indonesia sampai yang ke-enam kalinya walaupun pernah vakum selama 3 tahun (1997,1998,1999).
Advertisement