Liputan6.com, Jakarta Taman terapi atau taman terapeutik (therapeutic garden) adalah lingkungan yang didominasi tanaman yang dirancang khusus untuk memfasilitasi interaksi dengan elemen penyembuhan dari alam. Definisi ini dikemukakan oleh American Horticultural Therapy Association.
Taman terapeutik digunakan untuk membantu orang-orang dengan penyakit kronis dan disabilitas dalam berbagai situasi. Taman ini biasanya ditemui di beberapa tempat misalnya di fasilitas rehabilitasi, panti jompo, rumah sakit, kebun raya, dan lingkungan penjara.
Advertisement
Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan penyandang disabilitas dan pasien penyakit kronis di taman terapeutik yakni:
- Kelas yang mengajarkan teknik berkebun
- Belajar memperbanyak tanaman
- Menanam bunga dalam pot
- Menanam tumbuhan herbal
- Beberapa kebun mungkin digunakan untuk mengajarkan suatu pekerjaan dan hasilnya dapat dijual juga. Pendapatan yang dihasilkan dapat digunakan untuk membantu menjadikan kebun itu proyek mandiri
- Taman dapat pula digunakan untuk menarik perhatian burung dan kupu-kupu, yang pada gilirannya dapat menarik individu dari komunitas penggemar satwa liar
Di taman ini para penyandang disabilitas dapat membangun interaksi dengan alam maupun orang lainnya. Interaksi bisa bersifat pasif atau aktif tergantung pada desain taman dan kebutuhan pengguna. Beberapa jenis taman terapeutik antara lain taman sensorik, taman penyembuhan, taman restoratif, dan taman habilitasi.
Nilai psikiatris dan fisik dari taman-taman ini telah dicatat sepanjang sejarah. Salah satu psikiater pertama yang mencatat efek positif berkebun pada pasien kesehatan mental adalah Benjamin Rush.
Manfaat Beraktivitas di Taman Terapeutik
Melansir Verywell Health, melakukan kegiatan di taman terapeutik dapat memberikan banyak manfaat. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
- Membuat tubuh terhubung dengan alam.
- Menciptakan interaksi sosial.
- Mempelajari keterampilan baru.
Manfaat taman terapi juga tergantung pada penyakit atau disabilitas yang disandang. Terapi hortikultura dapat membantu individu mengembangkan keterampilan motorik halus, konsentrasi lebih dalam, stamina, koordinasi tangan-mata, rasa kemandirian dan kendali tubuh.
Advertisement
Mendorong Pemulihan Stres
Beraktivitas di taman terapi juga mampu mendorong pemulihan stres karena suasana hijau dan damai.
Profesor sekaligus direktur Pusat Sistem dan Desain Kesehatan di Texas A & M University, Roger Ulrich, menemukan bahwa melihat pemandangan atau elemen alam mendorong pemulihan stres dengan:
- Membangkitkan perasaan positif
- Mengurangi emosi negatif
- Secara efektif mempertahankan perhatian/ketertarikan
- Memblokir atau mengurangi pikiran-pikiran yang membuat stres.
“Saat melihat tumbuh-tumbuhan dibandingkan dengan pemandangan perkotaan, subjek uji menunjukkan tingkat alfa yang lebih rendah yang dikaitkan dengan rasa rileks saat bangun tidur,” kata Roger.
Aksesibilitas Taman Terapeutik
Biasanya, taman terapeutik dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diakses oleh semua orang.
Penelitian telah mendukung upaya menyediakan taman ini untuk berbagai individu, seperti mereka yang baru pulih dari operasi.
Taman yang dirancang untuk digunakan dalam terapi harus memenuhi kriteria tertentu agar dapat ditetapkan sebagai taman yang mudah diakses.
Perencanaan taman dapat dilakukan bersama dengan arsitek lanskap atau tukang kebun yang memiliki pengetahuan tentang peraturan negara bagian dan lokal mengenai aksesibilitas.
Selain peraturan khusus, masih banyak lagi yang harus dilakukan dalam perencanaan taman ini. Dari pemilihan tanaman hingga warna, tekstur, aroma, suara, dan terkadang rasa. Persiapannya mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk taman kecil hingga satu tahun atau lebih untuk proyek yang lebih besar.
Advertisement