Kisah Nabi Musa Mengadu kepada Allah karena Sakit Giginya Kambuh

Ada pelajaran penting dari kisah Nabi Musa AS yang sakit giginya kambuh, diobati sendirei tak kunjung sembuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2024, 16:30 WIB
Sakit gigi anak/dok. Unsplash Zahra

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu sakit yang dirasa paling menyiksa adalah sakit gigi. Hampir bisa dipastikan seluruh kegiatan dan aktivitas keseharian akan terhenti jika seseorang sakit gigi.

Sakit gigi tentunya menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman dan umumnya kalau di era saat ini memerlukan bantuan dokter gigi untuk mengatasinya.

Penyebab sakit gigi sangatlah beragam dan memerlukan penanganan yang berbeda pula. Keluhan utama sakit gigi yang sering timbul dapat berupa sensasi nyeri terhadap panas dan dingin, peradangan dan perdarahan gusi, nyeri hebat yang menjalar ke leher, pundak, dan kepala hingga pembengkakan di area pipi.

Lalu bagaimana jika yang sakit gigi adalah Nabi Musa AS. Diketahui, Nabi Musa merupakan rasul yang gagah berani.

Salah satu Nabi yang memiliki sejumlah mukjizat, seperti tongkat berubah menjadi ular yang mengalahkan penyihir Firaun, membelah lautan, dan Nabi yang diajak berbicara langsung oleh Allah (kalimullah) saat di bukit Thursina.

Berikut kisah Nabi Musa AS sakit gigi, setidaknya dari kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagiu manusia saat ini, dan yang akan datang.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Nabi Musa Mengadu kepada Allah, Sembuh namun Kumat Lagi

Tampak bahwa Ridley Scott memberikan nuansa film tentang Nabi Musa ini lebih mendekati kenyataan.

Menukil jatim.nu.or.id, satu kisah terkait Nabi Musa AS sakit giginya dan suatu ketika kambuh, lalu beliau memohon kesembuhan pada Allah.

Perlu diketahui bahwa para Nabi itu memiliki sifat seperti pada umumnya manusia biasa (basyariyah) yang kadang sakit, terluka. Berikut ini kisahnya yang terekam dalam kitab Nurudzdzolam:

وحكي عن سيدنا موسى عليه وعلى نبينا افضل الصلاة والسلام انه شكا الم سنه الى الله تعالى فقال خذ الحشيشة الفلانية وضعها على سنك فسكن الوجع في الحال

Artinya: Nabi Musa pernah mengadu (meminta sembuh) kepada Allah tentang giginya yang sedang sakit. Ketika mendengar pengaduan Nabi Musa, maka Allah memerintahkannya untuk mengobati sakitnya: "Ambillah daun itu (sesuai yang ditunjuk oleh Allah) dan letakkanlah di gigimu."

Setelah itu Nabi Musa pun mengambil daun tersebut dan meletakkannya di giginya, lalu seketika itu meredalah sakit giginya.

ثم بعد مدة عاد ذلك الوجع فاخذ تلك الحشيشة ووضعها على سنه فزاد الوجع اضعاف ما كان

Setelah beberapa waktu sakit gigi itu kambuh kembali, maka Nabi Musa pun mengambil daun yang ketika itu diperintahkan oleh Allah untuk diletakkan di giginya. Akan tetapi sakit giginya semakin parah daripada sebelumnya.


Sudah Diobati Seperti yang Allah Perintahkan namun Tak Kunjung Sembuh, Ada Apa?

Sebuah jalan tiba-tiba muncul membelah lautan seperti dalam kisah nabi Musa AS.

Nabi Musa langsung mengadu kembali kepada Allah:

Ya Allah, bukankah Anda telah memerintahkanku untuk melakukan petunjukmu agar sakit gigiku sembuh?

Allah berkata:

Wahai Musa, Akulah Tuhan Maha pemberi kesembuhan dan pemberi kesehatan, dan Akulah pemberi kesengsaraan dan pemberi manfaat. Engkau menuju langsung kepadaku untuk kali pertama dan aku sembuhkan sakit gigimu, namun sekarang engkau menuju langsung pada daun itu (agar sembuh) tanpa menuju kepadaku terlebih dahulu.

Dari sekelumit kisah ini dapat diambil pelajaran bahwa ketika seseorang mendapatkan ujian berupa sakit, maka yang harus didahulukan adalah meminta kesembuhan kepada Allah, jangan langsung mengandalkan obat-obatan. Sebab Allah yang memberikan kesembuhan dan menghilangkan penyakit, bukan obat.

Mukjizat tentang Nabi Musa AS diabadikan dalam surat Annisa, 164:

وَرُسُلًا قَدۡ قَصَصۡنٰهُمۡ عَلَيۡكَ مِنۡ قَبۡلُ وَرُسُلًا لَّمۡ نَقۡصُصۡهُمۡ عَلَيۡكَ‌ ؕ وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوۡسٰى تَكۡلِيۡمًا

Artinya: Dan (Kami telah mengutus) para rasul yang telah kukisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan para rasul yang tidak kukisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung. (QS. An-Nisa : 164)

Hal ini menunjukkan betapa mulianya Nabi Musa di sisi Allah, sehingga mendapat perlakuan istimewa (privilege) khusus. Tentu saja apapun yang didoakan Nabi Musa langsung terkabulkan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya