Asisten Anggota Parlemen Uni Eropa Ditangkap atas Tuduhan Jadi Mata-mata China

Sebelum penangkapan Jian G, tiga warga negara Jerman lainnya juga ditangkap atas tuduhan yang sama.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Apr 2024, 14:17 WIB
Ilustrasi rahasia (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Brussels - Seorang asisten anggota Parlemen Eropa sayap kanan Jerman ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata untuk China. Demikian disampaikan jaksa penuntut Jerman pada Selasa (23/4/2024).

Tuduhan tersebut muncul sehari setelah tiga warga negara Jerman yang dicurigai sebagai mata-mata China ditahan di Jerman, memicu reaksi marah dari Beijing, yang mengatakan penangkapan tersebut dirancang untuk mencoreng dan menindas negaranya.

Di lain sisi, peristiwa ini juga merupakan pukulan baru bagi AfD, partai sayap kanan Jerman, yang sedang berjuang melawan serangkaian skandal termasuk tuduhan bahwa beberapa anggotanya memiliki hubungan dengan Rusia.

Jaksa federal dalam pernyataannya menyebutkan bahwa tersangka, yang diidentifikasi hanya sebagai Jian G, dituduh berbagi informasi Parlemen Eropa dengan badan intelijen China dan memata-matai tokoh oposisi China di Jerman.

Jian G terdaftar di Parlemen Eropa sebagai asisten terakreditasi Maximilian Krah, kandidat utama Partai AfD dalam pemilu Uni Eropa mendatang. Dia merupakan warga negara Jerman yang telah bekerja sebagai asisten Krah di Brussels sejak 2019.

Jaksa menyebut tersangka adalah pegawai dinas rahasia China.

"Pada Januari 2024, tersangka berulang kali menyampaikan informasi tentang negosiasi dan keputusan di Parlemen Eropa," kata jaksa seperti dilansir CNA, Rabu (24/4). "Dia juga memata-matai anggota oposisi China di Jerman untuk dinas intelijen."

Parlemen Eropa mengatakan mereka telah memberhentikan asisten tersebut "dengan segera" setelah terungkapnya pengungkapan tersebut.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser menyebut tuduhan terhadap Jian G sangat serius dan menuntut penyelidikan menyeluruh.

"Jika dipastikan bahwa kegiatan mata-mata untuk China dilakukan dari Parlemen Eropa maka itu merupakan serangan terhadap demokrasi Eropa dari dalam," ujarnya.


Potensi Campur Tangan dalam Pemilu

Ilustrasi pemilu. (Dok. Element5 Digital/Unsplash)

Seorang juru bicara AfD menggambarkan tuduhan tersebut "sangat meresahkan" dan mengatakan partainya tidak memiliki informasi lebih lanjut mengenai kasus ini. Namun, salah satu pemimpin AfD Alice Weidel menjanjikan pernyataan "paling lambat pada hari Rabu" mengenai tuduhan tersebut.

Krah mengatakan bahwa dia mengetahui penangkapan asistennya dari pers.

"Memata-matai negara asing adalah tuduhan yang serius. Jika tuduhan tersebut terbukti benar maka hal ini akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja," ungkap Krah.

Penangkapan ini menjerumuskan AfD yang anti-Islam dan anti-imigrasi ke dalam kekacauan lebih lanjut.

Krah sendiri terlibat dalam skandal terpisah yang menuduh beberapa anggota parlemen Eropa menerima uang untuk menyebarkan posisi pro-Rusia di situs berita yang dibiayai Moskow. Nama Krah disebutkan dalam laporan media setelah pemerintah Ceko akhir bulan lalu mengatakan pihaknya mengungkap jaringan propaganda Rusia.

Krah mengaku dia telah dua kali muncul di situs "Voice of Europe", namun "tentu saja tidak menerima uang".

Tuduhan-tuduhan tersebut telah menyoroti kekhawatiran mengenai potensi campur tangan asing dan disinformasi menjelang pemilu Uni Eropa pada 6-9 Juni, di mana partai-partai sayap kanan di 27 negara blok tersebut diperkirakan akan memperoleh keuntungan.

Jaksa menyebutkan bahwa Jian G ditangkap di Kota Dresden, Jerman timur, pada Senin (22/4). Penelusuran yang dilakukan oleh lembaga penyiaran Jerman ARD, RBB, dan SWR – yang pertama kali menyampaikan berita penangkapan tersebut – Jian G tidak asing dengan intelijen Jerman.

Dia dilaporkan menawarkan jasanya sebagai informan setidaknya satu dekade lalu, namun ditolak karena dicurigai sebagai agen ganda China.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya