Belum Dibangun, Desain Stasiun Kereta Api Cepat di China Diledek Mirip Pembalut Wanita

Stasiun Kereta Api Cepat Nanjing Utara yang desainnya terinspirasi bunga plum malah diledek warganet China karena mirip dengan pembalut.

oleh Rusmia Nely diperbarui 30 Apr 2024, 08:02 WIB
Stasiun Kereta Api Cepat Nanjing Utara yang jadi bahan pembicaraan Warganet Tiongkok karena mirip pembalut dari pada bunga plum. (dok. Weibo @Xuan Miao Elias/https://weibo.com/6290520964/OaSMJo668/Rusmia Nely)

Liputan6.com, Jakarta - Stasiun kereta api cepat yang baru diresmikan di China memancing kontroversi di dunia maya karena desainnya yang menarik perhatian. Dikutip dari CNN, Rabu, 24 April 2024, alih-alih mendapat pujian, desain stasiun kereta api cepat di Provinsi Nanjing, Tiongkok, itu malah diolok-olok warganet.

Menurut laporan media pemerintah Tiongkok, pembangunan Stasiun Kereta Api Utara Nanjing akan dimulai pada paruh pertama tahun ini. Berdasarkan laporan tersebut, para pejabat mengatakan desain stasiun kereta api itu terinspirasi bunga-bunga plum yang bermekaran di sepanjang Sungai Yangtze.

Nanjing, ibu kota provinsi Jiangsu bagian timur tersebut terkenal dengan bunga plumnya yang mekar setiap musim semi. Namun, tanggapan warganet Tiongkok terhadap desain yang dirilis awal bulan ini jauh dari kata 'berbunga-bunga'. Banyak warganet di situs media sosial Tiongkok, Weibo, mengira desainnya terinspirasi dari bentuk pembalut wanita dengan sayap.

"Rendering pemodelan Stasiun Utara Nanjing menyerupai pembalut wanita. Bentuk ini akan membuat orang berpikir. Apakah orang-orang merasa 'bocor' saat keluar dari stasiun?" canda seorang warganet.

"Sayap untuk melindungi Nanjing," tulis yang lain.

"Yang ini harusnya mampu membendung 'arus deras' (kerumunan)," guyon warganet lain.

Menurut laporan pada 2017 oleh situs berita Nanjing Morning News, stasiun kereta api ini diperkirakan menelan biaya sekitar 20 miliar yuan atau sekitar Rp44 miliar dan akan berdiri di area seluas 37,6 kilometer persegi.


Bukan Desain Aneh yang Pertama

Gedung CCTV Headquarters di Tiongkok yang dibilang mirip celana boxer raksasa. (dok. wikimedia/commons.wikimedia.org/wiki)

Dikutip dari BBC, ini bukan proyek arsitektur pertama di Tiongkok yang menarik perhatian tak terduga. Sebelumnya, Kantor Pusat Penyiaran Negara atau Central Chinese Televesion (CCTV) di ibu kota Beijing dikenal oleh banyak orang di Tiongkok sebagai gedung 'celana boxer besar', karena bentuknya yang unik.

Gedung yang dibangun pada 2004 tersebut menampilkan dua buah bangunan tinggi yang berkoneksi pada bagian atasnya. Bangunan 51 lantai karya Metropolitan Architecture tersebut tampak seperti celana boxer yang mengembang.

Selain CCTV Tower, Tiongkok punya banyak gedung aneh lain yang tersebar di kota-kota besarnya, seperti gedung dengan arsitektur mirip kloset duduk di Provinsi Henan. Gedung yang difungsikan sebagai kampus untuk North China University of Water Conservancy and Electric Power ini dua buah bangunan utama, dengan bangunan belakangnya berbentuk kota dan bangunan depan berbentuk bulat dan lebih rendah. Dalam foto udara, gedung ini jadi tampak seperti kloset raksasa.


Pemerintah Tiongkok Larang Pembangunan Gedung Aneh

Sejumlah toilet umum yang terletak di jembatan pejalan kaki setinggi 6 meter (19,7 kaki) di Chongqing, Tiongkok (23/2). Sedangkan bawah toilet umum ini ialah jalan raya yang menjadi tempat lalu lalang kendaraan. (AFP Photo/China Out)

Karena banyaknya arsitektur gedung nyeleneh di negara tirai bambu tersebut, pemerintahnya hingga harus menetapkan larangan untuk tidak membangun bangunan dengan gaya aneh. Pada Februari 2016, Pemerintah Pusat Tiongkok mengeluarkan cetak biru perkotaan yang menuntut untuk diakhirinya pembangunan gedung-gedung yang dianggap terlalu besar, xenosentris, atau aneh.

Arahannya, arsitektur di Tiongkok daratan harus tetap berpegang pada gaya bangunan yang ekonomis, ramah lingkungan, dan enak dipandang, dilansir dari Bussiness Insider.

Sejak 2014, Presiden Tiongkok Xi Jinping sudah mulai menggodok aturan untuk melawan arsitektur liar. Xi berpendapat bahwa seni harus 'seperti sinar matahari dari langit biru dan angin sepoi-sepoi di musim semi yang akan menginspirasi pikiran, menghangatkan hati, menumbuhkan cita rasa, dan membersihkan gaya kerja yang tidak diinginkan'.

Xi percaya bahwa seni dan arsitektur di Tiongkok harus menarik bagi kebanyakan warga Tiongkok, yang juga harus menjadi subjek utama dari semua karya seni. Sentimennya berasal dari gagasan mendiang pemimpin Tiongkok Mao Zedong bahwa kelas pekerja di Tiongkok tidak boleh hanya menjadi penonton utama semua karya seni, namun juga harus menjadi cerminan kehidupan mereka sehari-hari.


Mengapa Sebagian Besar Gedung Berbentuk Kubus?

Ilustrasi Gedung, Bangunan Sekolah, Lembaga Pendidikan. Photo by Shashank Raghuvanshi on Unsplash

Apabila kita melihat ke suatu bentuk gedung yang kokoh, sebagian besarnya menyerupai kubus. Ternyata, alasan di baliknya tidak hanya dibangun untuk estetika, tetapi juga terdapat penjelasan sistematis di dalamnya.

Dikutip dari kanal Citizen6 Liputan6, alasan kebanyakan desain gedung, terutama kantor, berbentuk bujur sangkar atau kubus adalah karena lebih mudah, cepat, dan ekonomis untuk dibangun dari bahan batu, beton, batu bata, atau kayu, seperti yang ditulis oleh laman Billwarch.

Bentuk persegi dan persegi panjang juga secara proporsional lebih mudah dan biasanya limbah yang dihasilkan lebih sedikit. Bila suatu bangunan didesain secara lebih rumit, bentuknya biasanya tidak hanya memanfaatkan lebih banyak bahan dan aset, tetapi juga lebih mahal untuk dibangun serta dipelihara.  

Sudut 90 derajat yang terdapat di bangunan berbentuk kubus sangat kuat secara struktural. Bangunan kotak juga rata-rata memberikan rasa aman karena bentuknya yang aman dan ventilasi dapat sejajar dengan lebih baik. Hal tersebut turut membuat sirkulasi udara dan pengaturan suhu lebih terkontrol dengan baik. Bahkan, saluran listrik dan pipa air lebih mudah untuk dimasukkan.  

Infografis desain-desain interior rumah yang bisa menjadi ide untuk menata kembali rumah Anda. (Dok: Liputan6/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya