Liputan6.com, Beijing - China akan mengirim awaknya ke stasiun ruang angkasa Tiangong pada Kamis (25/4/2024) malam.
Beijing's Manned Space Agency atau Badan Antariksa Berawak Beijing mengumumkan, misi terbaru dalam program yang bertujuan mengirim astronot ke Bulan pada tahun 2030.
Advertisement
Misi Shenzhou-18 yang diawaki oleh tiga astronot dijadwalkan lepas landas pada pukul 20.59 malam pada Kamis mendatang dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di barat laut Tiongkok.
Misi ini akan dipimpin oleh Ye Guangfu, seorang pilot pesawat tempur dan astronot yang sebelumnya menjadi bagian dari kru Shenzhou-13 pada tahun 2021, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (24/4).
Dia akan ditemani oleh astronot Li Cong dan Li Guangsu, yang pertama kali menuju ruang angkasa.
Kedatangan gelombang terbaru dari astronot Tiangong akan tinggal di orbit selama enam bulan.
Mereka akan melakukan eksperimen di bidang gravitasi dan fisika, serta ilmu kehidupan.
"Mereka juga akan melaksanakan proyek deteksi gas rumah kaca global beresolusi tinggi," kata wakil direktur jenderal Badan Antariksa Berawak Tiongkok, Lin Xiqiang, menurut kantor berita negara Xinhua.
“Semua persiapan pra-peluncuran sesuai jadwal,” ujarnya.
“Mereka akan bekerja dengan astronot aktif lainnya untuk melaksanakan misi lanjutan stasiun ruang angkasa dan mewujudkan pendaratan manusia di bulan berawak.”
Arti Nama Tiangong
Tiangong, yang berarti "istana surgawi", adalah permata mahkota dari program luar angkasa yang telah mendaratkan robot penjelajah di Mars dan Bulan, dan menjadikan Tiongkok negara ketiga yang secara mandiri menempatkan manusia di orbit.
Pesawat ini terus diawaki oleh tim bergilir yang terdiri dari tiga astronot, dan konstruksinya selesai pada tahun 2022.
Tiangong diperkirakan akan tetap berada di orbit rendah Bumi antara 400 km dan 450 km di atas planet ini setidaknya selama 10 tahun.
Awak baru akan menggantikan tim Shenzhou-17, yang dikirim ke stasiun tersebut pada Oktober 2024.
Advertisement
Rencana China ke Bulan
Rencana untuk mewujudkan impiannya untuk ke ruang angkasa sudah dilakukan oleh Tiongkok. Instruksi ini dilakukan langsung di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping.
Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program ruang angkasa yang dikelola militer dalam upayanya untuk mengejar ketertinggalan dari Amerika Serikat dan Rusia.
Beijing juga punya tujuan untuk mengirim misi berawak ke Bulan pada tahun 2030 dan berencana membangun pangkalan di permukaan bulan.
China telah dikeluarkan dari Stasiun Ruang Angkasa Internasional sejak tahun 2011, ketika Amerika Serikat melarang NASA untuk terlibat dengan negara tersebut.
Badan antariksa Tiongkok mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan mitra internasional baru untuk pangkalan bulan yang direncanakan, yang dikenal sebagai Stasiun Penelitian Bulan Internasional, yang menurut Beijing akan selesai pada tahun 2030.
Mitra-mitra tersebut termasuk Nikaragua, Organisasi Kerjasama Antariksa Asia-Pasifik dan Uni Arab untuk Astronomi dan Ilmu Antariksa, kata Xinhua.