BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25% di April 2024

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari kemungkinan memburuknya resiko global

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Apr 2024, 14:54 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan November 2023, dikutip Kamis (23/11/2023).

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mekan suku bunga di kisaran 6,25% pada bulan April 2024. Keputusan itu dibuat usai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dilaksanakan pada 23 dan 24 April 2024.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23 dan 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis point menjadi 6,25%, Suku Bunga Deposit Facility naik sebesar 25 basis poin 5,5% dan Suku Bunga Lending Facility naik sebesar 25 basis poin menjadi 7%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil RDG April 2024, disiarkan Rabu (23/4/2024).

Gubernur BI mengatakan, kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari kemungkinan memburuknya resiko global, serta sebagai langkah preventif dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam 2,5+-1% pada tahun 2024 dan 2025, sejalan dengan stand kebijakan moneter yang pro stability.

"Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro growth, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," sambungnya.

Selain itu, kebijakan makroprudensial longgar juga terus ditempuh untuk mendorong kredit pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga, jelas Perry Warjiyo.

"Kebijakan sistem pembayaran  diarahkan untuk tetap memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran," bebernya.

Ia melnambahkan, "untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, di tengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makropruensial dan sistem pemabayaran".


Menanti Hasil RDG BI, Rupiah Dibuka Menguat Lawan Dolar AS ke 16.165

Petugas menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu pagi naik 55 poin atau 0,34 persen menjadi 16.165 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.220 per dolar AS.

Penguatan rupiah ini disebabkan menanti pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) hari ini.

 "Investor juga mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur BI sore ini," kata analis mata uang Lukman Leong dikutip dari ANTARA, Rabu (24/4/2024).

Ia menuturkan ada harapan apabila BI berpotensi menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Selain itu, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan.

Prediksi RupiahPMI manufaktur Amerika Serikat (AS) tercatat sebesar 49,9, lebih rendah dari ekspektasi sebesar 52. Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang 16.100 per dolar AS sampai dengan 16.250 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya