5 Aksesoris Pakaian Adat Sumbar, dari Suntiang hingga Tingkuluak Balapak

Dalam mempercantik pakaian adat di Sumatera Barat, ada tambahan aksesoris agar terlihat lebih indah dan memukau.

oleh Novia Harlina diperbarui 25 Apr 2024, 05:00 WIB
Tak sendiri, Ira Wibowo mengabadikan momen bersama kedua temannya yang juga kenakan busana Minang [@irawbw]

Liputan6.com, Padang - Sumatera Barat, dengan kekayaan budayanya yang khas, memiliki beragam pakaian adat yang memukau. Salah satu hal yang memperindah pakaian adat Sumbar adalah aksesorisnya yang indah dan bermakna.

Dari suntiang hingga tingkuluak balapak, mari kita eksplorasi keindahan dan makna di balik aksesoris pakaian adat Sumbar.

Indonesia memiliki berbagai daerah dengan pakaian adatnya masing-masing, salah satunya provinsi Sumatera Barat.

Pakaian adat di Sumatera Barat terkenal dengan sebutan bundo kanduang. Pakaian adat bundo kanduang memiliki ciri khas penutup kepala yang berbentuk runcing dan bercabang menyerupai tanduk kerbau.

Dalam mempercantik pakaian adat di Sumatera Barat, ada tambahan aksesoris agar terlihat lebih indah dan memukau. Beberapa aksesoris tambahan untuk pakaian adat Sumbar antara lain seperti, suntiang, tingkukuak balapak, deta kepala, dan lain-lain.

Untuk lebih detailnya, simak rangkuman beberapa aksesoris untuk pakaian adat di Sumatera Barat yang dilansir dari berbagai sumber berikut ini:

1. Suntiang

Suntiang merupakan pelengkap terpenting dalam pakaian adat perkawinan di Minangkabau. Suntiang berupa perhiasan berwarna keemasan berbentuk setengah lingkaran dengan beragam bentuk yang dikenakan di kepala.

Bentuk dari suntiang sangat beragam, antara lain berbentuk bunga, burung merak, dan lainnya. Umumnya beratnya sekitar 3 hingga 5 kg.

2. Tingkuluak Balapak

Tingkuluak balapak merupakan busana pelengkap bagi perempuan yang memakai baju adat pernikahan, bundo kanduang.

Tingkuluak balapak juga sering disebut sebagai selendang, dan sering dikenakan oleh wanita kelahiran Minang. Aksesoris ini berbahan dasar kain songket atau kain basahan hitam.

 

 

3. Deta Kepala

Deta merupakan pakaian pelengkap yang dipakai pria dengan fungsi penutup kepala. Saat digunakan, bagian depan dari Deta harus berbentuk lancip.

Aksesoris ini terbuat dari kain berwarna hitam atau warna lain dan dipakai dengan cara dililitkan di kepala. Deta biasanya dikenakan saat upacara pernikahan.

4. Cawek

Aksesoris pakaian adat Sumatera Barat selanjutnya bernama cawek. Cawek merupakan aksesoris berupa bawahan yang dikenakan oleh pria.

Aksesoris ini memiliki bentuk seperti celana longgar, yang biasanya digunakan bersama dengan sandang.

5. Sasampiang

Aksesoris selanjutnya yaitu untuk melengkapi pakaian adat Sumatera Barat yang dikenakan oleh pria bernama sesampiang.

Sesampiang dikenal juga dengan selendang dengan dominan warna merah. Makna merah di sini adalah keberanian.

Terdapat motif benang makau warna warni, dengan arti kaya akan ilmu pengetahuan. Kain ini dikenakan pada bagian bahu pria dengan cara menyilang.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya