Bitcoin Resmi Halving, Bagaimana Prediksi Analis Terkait Harga Kripto?

Pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto membatasi pasokan bitcoin pada 21 juta token. Halving adalah mengurangi separuh imbalan yang diterima penambang mata uang kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 25 Apr 2024, 06:00 WIB
Bitcoin resmi Halving pada Sabtu, 20 April 2024. Bagi sebagian penggemar kripto, halving ini akan menggarisbawahi nilai bitcoin sebagai komoditas yang semakin langka. (Foto: Unsplash/Traxer)

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin resmi Halving pada Sabtu, 20 April 2024. Bagi sebagian penggemar kripto, halving ini akan menggarisbawahi nilai bitcoin sebagai komoditas yang semakin langka. 

Pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto membatasi pasokan bitcoin pada 21 juta token. Halving adalah mengurangi separuh imbalan yang diterima penambang mata uang kripto karena membuat token baru, sehingga lebih mahal bagi mereka untuk mengedarkan bitcoin baru.

Usai Halving Bitcoin terjadi, beberapa analis mengomentari momen empat tahun sekali ini. Kepala penelitian global di manajer aset WisdomTree, perusahaan yang memasarkan dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin, Chris Gannatti menyebut halving tersebut sebagai salah satu peristiwa terbesar dalam kripto tahun ini.

Meskipun begitu, beberapa analis mengungkapkan skeptismenya terhadap Halving yang dinilai tidak akan berdampak banyak pada pergerakan harga Bitcoin. Analis JPMorgan misalnya, yang tidak memperkirakan kenaikan harga Bitcoin usai Halving.

"Kami tidak memperkirakan kenaikan harga bitcoin pasca halving karena sudah diperkirakan sebelumnya,” tulis analis JP Morgan, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (25/4/2024).

Mereka memperkirakan harga bitcoin turun setelah halving, karena Bitcoin sudah mencapai titik jenuh beli dan pendanaan modal ventura untuk industri kripto telah tenang pada 2024. 

Halving sebelumnya terjadi pada 2012, 2016, dan 2020. Beberapa penggemar kripto menunjuk pada reli harga yang terjadi setelahnya sebagai tanda halving bitcoin berikutnya akan meningkatkan harganya.

 

Kemudian, analis kripto di S&P Global, Andrew O'Neill mengatakan dia agak skeptis terhadap pelajaran yang dapat diambil dalam hal prediksi harga dari halving bitcoin sebelumnya.

"Itu hanya satu faktor dari sekian banyak faktor yang dapat mendorong harga,” ujar O'Neill.

 


Sentimen yang Bayangi Bitcoin

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)

Bitcoin telah berjuang untuk menentukan arah sejak rekor tertingginya pada Maret lalu dan jatuh dalam dua minggu terakhir karena ketegangan geopolitik dan ekspektasi bank sentral akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama membuat pasar global bingung.

Harga Kripto

Sebelumnya diberitakan, harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Rabu, 24 April 2024. Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 1,36 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 3,98 persen sepekan.

Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 66.247 atau setara Rp 1,06 miliar (asumsi kurs Rp 16.143 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) turut melemah. ETH terkoreksi 0,35 persen sehari terakhir, tetapi masih menguat 3,90 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 51,83  juta per koin. 

Binance CoinKripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,35 persen dan 12,61 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,82 juta per koin. 

 

 

 


Harga Cardano

Ilustrasi Kripto. Foto: Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kripto, mulai dari membelinya hingga menambang. Tapi ada cara lain yaitu melalui Faucet Kripto.Freepik/Rawf8.com

Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA melemah 4,16 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 8,73 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 8.071 per koin.

Adapun Solana (SOL) masih melemah. SOL ambles 2,09 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 12,95 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,50 juta per koin. 

XRP terpantau masih berada di zona merah. XRP melemah 2,64 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 9,60 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 8.806 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) turut melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE merosot 1,93 persen, tetapi masih menguat 1,79 persen sepekan. Ini membuat kripto DOGE diperdagangkan di level Rp 2.571 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,44 triliun atau setara Rp 39.389 triliun. 


Aset Digital Milik Telegram, TON Coin Jadi Kripto Terbesar ke-9 di Dunia

Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar

Sebelumnya, kripto milik telegram, TON Coin berhasil menjadi kripto terbesar ke-9 di dunia, menyusul token Cardano (ADA Coin), yang kini berada di posisi ke-10. Lantas apa penyebab peningkatan posisi kripto TON Coin?

Dilansir dari Cointelegraph, Kamis (11/4/2024), hal ini menyusul kenaikan harga harian sebesar 13%, TON naik menjadi USD 6,65 atau setara Rp 105.391 (asumsi kurs Rp 15.853 per dolar AS) pada Rabu, 10 April 2024.

Kapitalisasi Pasar TONKenaikan harga ini mendorong kapitalisasi pasar TON Coin menjadi USD 23 miliar atau setara Rp 364,5 triliun, melampaui kapitalisasi pasar ADA sebesar USD 22 miliar atau setara Rp 348,6 triliun, menurut data CoinMarketCap.

Reli ini terjadi sehari setelah pengembang TON Society menyisihkan USD 5 juta dalam bentuk Toncoin untuk memberi insentif kepada pengguna agar memverifikasi identitas mereka menggunakan teknologi pemindaian telapak tangan. 

Proyek ini bertujuan untuk memungkinkan verifikasi identitas digital bagi pengguna Telegram selama lima tahun ke depan dan akan mendistribusikan 1 juta TON kepada pengguna yang berpartisipasi dalam program bukti identitas.

ADA Coin

Meningkatnya minat terhadap TON juga membantunya mengungguli ADA. Harga TON telah melonjak lebih dari 135% selama sebulan terakhir, sementara harga ADA turun 15%.

Berbeda dengan Toncoin, ADA melihat sedikit minat tahun ini, karena perhatian investor terfokus pada ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat dan peningkatan blockchain besar lainnya, seperti peningkatan Dencun Ethereum.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya