Liputan6.com, Jakarta - Data Guttmacher Institute menunjukkan ada sekitar 2 juta kasus aborsi di Indonesia pada tahun 2000. Data terbaru menunjukkan angka ini naik hingga 2,5 juta.
Tingginya angka aborsi sejalan dengan banyaknya jumlah bayi yang tak diinginkan. Tak sedikit pula kasus bayi dibuang oleh sang ibu karena lahir tanpa bapak atau akibat hamil di luar nikah.
Advertisement
Masalah ini membawa keprihatinan besar di benak Burhan Sugiarto, seorang pemandu wisata yang sejak beberapa tahun ke belakang berupaya membangun Yayasan Rumah Bayi Bali.
Yayasan yang juga disebut sebagai Bali Baby Home adalah tempat penampungan bayi yang berisiko diitelantarkan oleh orangtuanya.
Burhan berkisah, yayasan ini berdiri sejak 2019, tapi pemikiran tentang menyelamatkan bayi sudah terpatri di benaknya sejak puluhan tahun lalu.
Pada 2007, pria kelahiran 1977 ini memutuskan untuk mengabdikan diri dan penghasilannya untuk menolong anak-anak. Sementara, cita-cita mulia ini sudah terpikir sejak dia berumur 6 tahun.
"Sebenarnya cita-cita saya untuk membantu anak itu sejak umur enam tahun, saya dari kecil apa-apa dipikir," kata Burhan Sugiarto kepada Health Liputan6.com saat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2024).
Ide menolong anak timbul ketika dirinya mulai masuk sekolah dasar (SD). Kala itu, dia melihat temannya masuk sekolah tapi tidak mengenakan seragam dan tas baru seperti miliknya.
Bahkan, teman kecilnya itu tak mengenakan alas kaki ketika sekolah.
Pria penggemar filsafat itu mulai berpikir, mengapa kehidupan ini tak adil, mengapa di antara orang yang berkecukupan ada orang yang terlahir di keluarga miskin.
Burhan Sugiarto Empati pada Teman yang Tak Bisa Kuliah
Menginjak usia remaja, pikiran untuk menolong anak-anak yang membutuhkan kembali terbersit di pikiran Burhan.
Ide ini kembali muncul lantaran teman dekatnya di bangku SMA tak mampu melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi karena masalah biaya. Padahal, dia adalah anak yang pintar.
Dikisahkan Burhan, teman dekatnya itu sudah tak memiliki ayah sementara ibunya hanya bekerja sebagai penjual gorengan.
Saat mayoritas teman sekelasnya melanjutkan kuliah, sahabat Burhan harus mengubur cita-citanya karena terbentur masalah biaya.
"Itu bagi saya sudah seperti petir menyambar," ujar Burhan.
Advertisement
Hijrah ke Pulau Dewata dan Dirikan Bali Baby Home
Di usia dewasa, pria asal Klaten, Jawa Tengah ini memantapkan diri untuk berhijrah ke Bali pada 2003.
Di Pulau Dewata, dia bekerja sebagai pemandu wisata dengan penghasilan yang lebih dari cukup bagi dirinya, yakni kisaran Rp20 juta per bulan.
Tak henti di situ, diploma tatabusana dan kecantikan ini mengambangkan bakatnya di bidang fesyen dengan mendirikan usaha pakaian.
Sayangnya, saat hendak mengikuti Bali Fashion Week, tempat tinggalnya kemalingan dan barang-barangnya habis digasak pencuri.
Ini menjadi titik di mana Burhan merefleksi diri bahwa uang yang dimilikinya sebetulnya bisa digunakan untuk membantu sesama.
"Dari situ saya mulai berpikir, saya kan sudah bekerja, saya kan sudah punya uang enggak seperti saya waktu SMA. Justru ini kesempatan saya untuk mewujudkan impian terbesar hidup saya, ingat dulu waktu kecil saya ingin membantu teman saya," kata Burhan.
Burhan Sugiarto Pinjam Rp500 Juta untuk Dirikan Bali Baby Home
Pada hari berikutnya, Burhan segera mengunjungi notaris untuk mempelajari prosedur pendirian yayasan.
Sebelum mendirikan Bali Baby Home, dia telah mendirikan dua yayasan pada sekitar tahun 2014, tapi keduanya sudah tidak aktif.
Pada tahun 2019, Bali Baby Home didirikan khusus untuk merawat bayi yang berisiko terlantar.
Hingga saat ini, Bali Baby Home telah merawat 78 bayi di Bali dan Semarang, di mana 38 bayi telah berhasil dipulihkan dan kembali ke keluarga mereka masing-masing.
Yayasan ini beralamat di Jl. Pd. Batu Alam No.10, Batubulan, Kec. Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali 80582.
Untuk mendirikan yayasan ini, Burhan bahkan rela meminjam dana sebesar setengah miliar rupiah dan menyumbangkan sebagian penghasilannya.
Selain itu, para calon ibu yang tidak memiliki dukungan keluarga juga dibantu selama proses persalinan hingga kelahiran bayi mereka.
Meskipun ada banyak relawan yang datang ke Bali Baby Home, kebutuhan dana untuk merawat bayi terus meningkat, termasuk untuk membayar para pengasuh bayi yang merawat mereka setiap hari.
Jika Anda ingin berpartisipasi dalam membantu kebutuhan bayi-bayi ini, Anda dapat menyumbangkan melalui tautan berikut: https://www.balibabyhome.org/donasi/.
Advertisement