Ingin Rumah Tangga Bahagia Dunia Akhirat, Lakukan Hal Ini Kata Gus Iqdam

Membuat rumah tangga bahagia dunia akhirat bukan hal yang mustahil. Menurut Gus Iqdam banyak orang yang mampu menggapai kedua-duanya, yakni bahagia di dunia dan akhirat

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Apr 2024, 10:30 WIB
Gus Iqdam dan Ning Nila (Tangkap Layar You Tube)

Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah kondang asal kota Patria, Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau yang akrab dengan panggilan Gus Iqdam, menerangkan perihal rumah tangga bahagia dunia akhirat.

Menurut dia, kebahagiaan rumah tangga bukan hanya melulu kita rasakan kebahagiaannya di dunia saja, seperti kecukupan dari sisi harta dan lain sebagainya, justru yang terpenting ialah menggapai kebahagiaan di akhirat.

Alam akhirat ialah alam yang menjadi tempat seluruh manusia setelah kehidupan dunia ini. Saat kiamat tiba, dunia akan hancur dan kehidupan beralih di alam akhirat yang merupakan kehidupan abadi.

Akan tetapi, membuat rumah tangga bahagia dunia akhirat bukan hal yang mustahil. Banyak orang yang mampu menggapai kedua-duanya, yakni bahagia di dunia dan akhirat.

Islam pun mengajarkan doa untuk kebahagiaan dunia akhirat yang kita kenal dengan doa sapu jagad berikut ini,

رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

Rabbanaa aatinaa fiddunya hasanataw wa fil aakhirati hasanataw waqinaa 'adzaaban naar

Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Takwa Kepada Allah SWT

Gus Iqdam dan Ning Nila (Tangkap Layar You Tube)

Selain doa, upaya juga mesti kita lakukan. Untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat, menurut Gus Iqdam diawali dengan memiliki pasangan (suami atau istri) yang baik.

Kriterianya ialah selalu mengajak kita kepada ketakwaan kepada Allah SWT. Definisi takwa yang sangat populer di kalangan umat Islam ialah bersedia melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

“Makanya pasangan yang baik itu adalah pasangan yang mengajak diri kita menuju ketakwaan kepada Allah SWT,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @majelisbarokah, Rabu (24/04/2024).

Perilaku yang mencerminkan sikap takwa kepada Allah SWT ini terlihat dari sikap-sikap positif seperti: senang mengaji, beribadah dan senang dekat dengan para alim ulama dan kiai.

Kalau sudah demikian, tidak mustahil kita akan mendapatkan kemuliaan yang berujung kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

“Kalau kita sekeluarga bertakwa kepada Allah SWT, pasangan kita senang ngaji dan anak-anak kita senang ngaji, anak kita dan pasangan kita senang beribadah, pasangan dan anak kita senang dekat dengan kiai,  Insya Allah keturunanmu bakal menjadi orang yang mulia dunia akhirat,” terangnya.


Kunci Bahagia Dunia dan Akhirat

Ilustrasi pria bahagia. (Photo by bruce mars on Unsplash)

Menuki NU Onine, mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, semestinya menjadi dambaan semua insan. Untuk mengupayakan tercapainya kebahagiaan tersebut, paling tidak kita mesti mengetahui kuncinya.

"Setidaknya ada empat kunci untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat," terang Ketua Lembaga Dakwah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Banyudono, Kiai Zulbaidi, Ahad (10/4) malam.

Disampaikan, pada kegiatan tarawih keliling (tarling) MWCNU Banyudono di Masjid Al-Ijtihad Gabahan, Bangak, Banyudono, Boyolali itu, kunci yang pertama yakni selalu ingat pada bekal untuk kebutuhan hidup di dunia. "Semangatlah kepada apa yang membuatmu manfaat. Berdoalah kepada Allah dan jangan malas," ungkapnya.

Kemudian yang kedua, yaitu agar selalu ingat kepada Allah SWT, Dzat yang memberi bekal kebutuhan hidup di dunia. Dengan cara beribadah kepada Allah SWT, menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Kunci ketiga, dengan mengingat kepada yang sudah meninggal dunia, terutama kepada orangtua atau leluhur.

"Ketika seseorang hamba meninggalkan doa kepada kedua orangtuanya, maka orang itu akan terputus rezekinya. Juga, barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada sesama berarti tidak bersyukur kepada Allah," ujar dia.

Lalu, yang terakhir, agar bahagia di dunia dan akhirat, kita harus mengingat bahwa kelak akan menyusul kepada yang sudah meninggal dunia. "Maka perbanyak ibadah dan amal saleh buat bekal kematian," tukasnya.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya