Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah lewat Badan Pangan Nasional (Bapanas) menerapkan relaksasi harga eceran tertinggi (HET) beras medium menjadi Rp 12.500 per kg dari sebelumnya Rp 10.900 per kg. HET beras medium tersebut diterapkan jadi Rp 12.500 per kg karena rata-rata harga beras premium dan beras medium nasional masih tinggi.
Mengutip Antara, Rabu (24/4/2024), relaksasi HET beras medium berlaku pada 24 April-31 Mei 2024, berdasarkan surat yang mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023.
Advertisement
"Khusus yang medium kita akan diskusikan lagi angkanya kurang lebih sekitar Rp 12.000-Rp 12.500,” ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, ketika memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu pekan ini.
Dalam surat edaran Bapanas yang diterima Antara Bapanas menyampaikan relaksasi HET beras premium dan beras medium berlaku di 8 wilayah.
Berdasarkan surat tersebut relaksasi HET beras premium dan beras medium dilakukan karena rata-rata harga beras premium dan beras medium nasional masih cenderung tinggi, meskipun saat ini masih dan sedang panen raya. Kemudian kebijakan dilakukan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga beras premium dan beras medium di pasar tradisional dan retail modern.
"Diperlukan perpanjangan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras Premium serta pemberlakuan relaksasi HET Beras Medium," demikian tertulis dalam keterangan tersebut.
Sesuai Perbadan Nomor 7 Tahun 2023 tentang HET Beras, untuk Zona 1 yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, relaksasi HET beras medium ditetapkan sebesar Rp12.500 per kg dari sebelumnya Rp10.900 per kg.
Untuk Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, relaksasi HET beras medium sebesar Rp13.100 per kg dari sebelumnya Rp11.500 per kg.
Zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua, relaksasi HET beras medium sebesar Rp13.500 per kg dari sebelumnya Rp11.800 per kg. Ketentuan ini berlaku berbarengan dengan diperpanjangnya relaksasi HET beras premium yang naik sebesar Rp1.000 per kg dari Rp13.900,00 per kg menjadi Rp14.900,00 per kg sejak 24 April hingga 31 Mei 2024.
Bapanas Sudah Punya Strategi Cegah Harga Pangan Naik Dampak Konflik Iran-Israel
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menjelaskan beberapa langkah antisipasi serta solusi demi menjaga harga pangan di Indonesia di tengah kondisi geopolitik global.
“Solusinya adalah kita perlu cadangan pangan pemerintah, solusinya kita perlu menyiapkan pasca panen mendukung apa yang dikerjakan Menteri Pertanian,” kata Arief kepada wartawan usai acara Halal bi halal, Kamis (18/4/2024).
Arief menjelaskan tidak ada pihak yang bisa mengetahui Iran akan menyerang Israel dan konflik di Rusia-Ukraina berlangsung cukup lama. Maka dari itu, menurut Arief salah satu solusi untuk memitigasi dampak dari geopolitik ini adalah dengan menyiapkan cadangan pangan pemerintah.
Arief memberikan contoh negara Vietnam yang kebutuhan beras setiap tahun sebesar 21 juta tahun, tetapi produksinya mencapai 27 juta ton, sehingga ada selisih sekitar 6 juta ton.
“Di Indonesia kebutuhannya 30-31 juta ton setahun, produksinya mendekati itu, selisihnya hanya 500 ribu ton sampai 1,3 juta ton. itu hanya ekuivalen dengan 1 bulan kurang. Jadi kalau mau aman, Mentan sudah sampaikan produksi harus di atas 35 juta ton,” jelas Arief.
Advertisement
Dorong Produksi
Adapun untuk mendorong produksi, Arief menjelaskan caranya adalah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi.
“Food estate itu bagian dari ekstensifikasi. pupuk bagian intensifikasi karena agar produksi supaya rata-rata nasional di atas 5,2 ya pupuknya harus ada, tidak boleh telat, airnya juga harus ada. Ada pupuk, benih penyuluh, tetapi tidak ada air bisa tidak,” lanjutnya.
Selain itu, Arief menuturkan melemahnya mata uang juga bisa berpengaruh pada beberapa komoditas pangan. Arief mengungkapkan ada relaksasi dari beberapa harga produk yang memang dari luar harganya sudah tinggi, salah satunya gula. Menurutnya, gula itu dengan adanya pelarangan dari India termasuk beras itu mempengaruhi harga dunia.
"Kalau di BUMN Pak Erick meminta seluruh BUMN memitigasi dengan risiko-risiko atau stretching test sampai dengan harga berapa kalau dolarnya Rp 16 ribu; 16,2; 16,5 itu kita tuh seperti apa sih. Dampak dari geopolitik dan mata uang seberapa besar, itu namanya stretching test. Insyaallah kita bisa melewati ini semua dengan baik,” pungkasnya.
Marak Beras Bulog Dioplos, Bos Bapanas Bilang Begini
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mewanti-wanti pelaku usaha untuk tidak nakal dalam menjual beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Menyusul banyaknya temuan beras Bulog itu dioplos hingga dikemas ulang di berbagai daerah.
Arief menekankan, Beras SPHP ditujukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras, bukan untuk diperjualbelikan secara komersial. Apalagi dengan mengambil keuntungan berlebih dengan proses kecurangan.
"Kami mengimbau masyarakat dan pelaku usaha untuk tidak mengkomersialisasikan Beras SPHP dalam bentuk apa pun, termasuk repacking, mengoplos, hingga menaikkan harganya," kata Arief dalam keterangannya, Rabu (27/3/2024).
"Sebab Beras SPHP ditujukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, untuk memastikan akses masyarakat terhadap pangan tetap terjaga," tegas dia.
Arief mengungkap ada sejumlah temuan kecurangan yang dilakukan pelaku usaha. Beberapa waktu lalu, Satgas Pangan Polri menemukan sejumlah kecurangan.
Seperti temuan adanya pengemasan ulang, pengoplosan, hingga penjualan diatas harga eceran tertinggi (HET) di Medan, Malang, hingga Balikpapan. Namun sebagai bentuk antisipasi, Bapanas bersama Perum Bulog terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha pangan.
Adapun beras SPHP merupakan beras yang keluarkan oleh Perum Bulog sesuai penugasan dari Badan Pangan Nasional. Pada 2024 ini target penyaluran beras mencapai 1,2 juta ton. Harga beras SPHP diatur sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023.
SPHP Beras tahun 2024 dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia dalam bentuk curah dan kemasan 5 kg dengan harga zona 1 Rp 10.900/kg, zona 2 Rp 11.500/kg, dan zona 3 Rp 11.800/kg.
"Masyarakat bisa mendapatkan Beras SPHP baik di pasar tradisional, ritel modern, outlet Perum Bulog, Pemerintah Daerah, hingga toko-toko lainnya yang menjadi mitra downline Perum Bulog," urainya.
Advertisement