Protes Pro-Palestina Bergema di Kampus-kampus AS: Ketua DPR Ancam Terjunkan Garda Nasional

Mahasiswa mendirikan tenda di lingkungan kampus, meneriakkan "Free Palestine", hingga menuntut divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Apr 2024, 11:40 WIB
Mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina mendirikan tenda di Columbia University, New York, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (24/4/2024). (Dok. AP Photo/Stefan Jeremiah)

Liputan6.com, Washington, DC - Meningkatnya protes pro-Palestina yang mengguncang universitas-universitas di seluruh Amerika Serikat (AS) menyebar ke lebih banyak kampus pada hari Rabu (24/4/2024). Situasi ini memicu gagasan dari seorang pemimpin senior Partai Republik bahwa Garda Nasional AS dapat dilibatkan.

Komentar dari Ketua DPR Mike Johnson kemungkinan besar akan membangkitkan emosi yang kuat di negara di mana pembunuhan mahasiswa tak bersenjata yang dilakukan oleh Garda Nasional AS pada tahun 1970 yang memprotes Perang Vietnam masih terus diingat.

Demonstrasi meletus di University of Southern California pada hari Rabu, dan di Texas, di mana ketegangan terjadi antara mahasiswa dan polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara, dan lebih dari 20 orang ditahan. Demikian seperti dilansir CNA, Kamis (25/4).

Ini adalah konfrontasi terbaru antara penegak hukum dan mahasiswa yang marah atas meningkatnya jumlah korban tewas dalam perang di Jalur Gaza.

Gerakan ini sendiri dimulai di Columbia University di New York, di mana puluhan penangkapan dilakukan pekan lalu setelah otoritas universitas memanggil polisi atas tindakan perkemahan yang mereka lakukan yang menurut mahasiswa Yahudi mengancam dan antisemitisme.

Johnson mengatakan bahwa jika demonstrasi tidak segera diatasi maka ini adalah "waktu yang tepat bagi Garda Nasional".

Dia mengatakan dia bermaksud menuntut Presiden Joe Biden "mengambil tindakan" dan memperingatkan bahwa demonstrasi tersebut "menyasar para pelajar Yahudi di AS". Pernyataan tersebut disampaikan Johnson saat mengunjungi Columbia University pada hari Rabu.

Adapun juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menggarisbawahi Biden mendukung kebebasan berpendapat.

"Presiden percaya bahwa kebebasan berpendapat, berdebat, dan non-diskriminasi di kampus adalah hal yang penting," kata dia.

Sementara itu, para pengunjuk rasa menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, di mana menurut otoritas Jalur Gaza jumlah korban tewas telah mencapai 34.200 orang. Mahasiswa menyerukan Columbia University dan universitas-universitas lain melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.

Para demonstran – termasuk sejumlah mahasiswa Yahudi – menyangkal adanya antisemitisme.


Mahasiswa: Bebaskan Palestina

Pengunjuk rasa pro-Palestina di kampus University of California, Berkeley, Amerika Serikat, pada Senin, 22 April 2024. (Dok. Jose Carlos Fajardo/AP Photo)

Kunjungan Johnson ke Columbia University terjadi ketika Texas mengerahkan polisi dengan perlengkapan antihuru-hara di The University of Texas at Austin, di mana ratusan pengunjuk rasa melakukan aksi protes pro-Palestina sambil meneriakkan "hentikan pendudukan".

Polisi mengatakan mereka telah menangkap lebih dari 20 orang. Gubernur negara bagian Greg Abbott mendesak agar hukuman segera dijatuhkan.

"Para pengunjuk rasa ini pantas dipenjara," tulisnya di media sosial. "Mahasiswa yang bergabung dalam protes antisemitisme dan penuh kebencian di perguruan tinggi negeri atau universitas mana pun di Texas harus dikeluarkan."

Polisi berada di lokasi kejadian di Los Angeles setelah ratusan mahasiswa memulai apa yang mereka sebut pendudukan di kampus University of Southern California. Para pelajar meneriakkan "Free free Palestina" serta slogan kontroversial "From the River to the Sea, Palestine Will be Free", yang oleh sebagian orang ditafsirkan sebagai seruan penghancuran negara Israel.

"Kami semua hanya mencoba untuk mengadvokasi saudara-saudari kami di Palestina yang saat ini tidak mempunyai suara," kata mahasiswa biologi Yaseen El-Magharbel kepada AFP.

Universitas mengatakan pihaknya menutup kampus untuk pengunjung dari luar, meskipun perkuliahan dan kegiatan lainnya akan tetap dilanjutkan.

Mahasiswa juga melancarkan protes di Yale University, Massachusetts Institute of Technology, University of California Berkeley, University of Michigan dan Brown University.

Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan perkemahan pun mulai terbentuk di Harvard University.

Di California State Polytechnic University, Humboldt, perkuliahan dipindahkan secara online dan kegiatan dalam kampus lainnya dibatalkan setelah pengunjuk rasa membarikade diri mereka di gedung kampus. Di New York University Senin (22/4) malam, lebih dari 130 orang ditangkap dalam protes pro-Palestina

Dan di University of Minnesota, polisi dilaporkan menahan sembilan orang. NBC melaporkan bahwa FBI sedang berkoordinasi dengan universitas-universitas mengenai ancaman antisemitisme dan kemungkinan kekerasan sehubungan dengan gelombang protes yang sedang berlangsung.

Infografis DK PBB Loloskan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya