Liputan6.com, Jakarta - PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) meluncurkan Efek Beragun Aset (EBA) yang berbentuk Surat Partisipasi (SP) ritel di aplikasi online trading Brights.
Inisiatif ini melibatkan kerja sama antara BRIDS dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). EBA ritel merupakan produk pendapatan tetap yang likuid. Di mana nasabah dapat melakukan pembelian dan penjualan kapan saja tanpa harus tunggu jatuh tempo dengan minimum pembelian dimulai Rp 100 ribu.
Advertisement
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas, Laksono Widodo mengatakan, kerja sama ini dalam rangka memberikan alternatif produk investasi yang harapannya akan memperkaya pilihan produk investasi selain saham, obligasi, dan reksa dana.
"Kerja sama dengan SMF dalam perdagangan EBA jadi langkah awal yang akan dilanjutkan dengan inovasi selanjutnya dalam sediakan berbagai produk yang sesuai dengan semua kategori investor, baik pemula maupun yang sudah pro," kata Laksono dalam Launching EBA Ritel di Aplikasi BRIGHTS by BRI Danareksa Sekuritas, Kamis (25/4/2024).
Di sisi lain, inisiatif ini sekaligus menjadi upaya BRIDS untuk berikan kemudahan akses dan layanan pasar modal bagi masyarakat luar untuk mendukung perkembangan pasar modal di Indonesia.
"Menurut data KESI per Desember 2023, demografi investor didominasi oleh masyarakat di bawah 30 tahun atau berasal dari milenial dan gen z sebesar 56 persen. Hal yang sama juga tercermin di BRIDS. Di mana milenial dan gen z juga dominasi nasabah kami," ungkap Laksono.
Direktur utama PT Sarana Multigriya Finansial, Ananta Wiyogo mengatakan, sebagai BUMN khususnya di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu), PT SMF memiliki tugas sebagai special mission vehicle yaitu untuk membangun dan kembangkan pasar pembiayaan sekunder perubahan di Indonesia.
Upaya Berkelanjutan
Untuk itu, SMF berkomitmen untuk berikan manfaat yang luas dan siap menjalankan tugas secara maksimal untuk jadi pendorong dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional khususnya di sektor perumahan. Salah satu mandat yang diberikan SMF melalui sekuritisasi.
Sekuritisasi merupakan upaya keberlanjutan SMF dalam ciptakan pendanaan kreatif atau creative financing dalam sediakan sumber pendanaan jangka menengah-panjang bagi pembiayaan perumahan.
Sumber pendanaan tersebut diharapkan dapat menjadi solusi dari pihak penyalur KPR khususnya perbankan dalam menekan gap kepemilikan dan kepenghunian rumah di Indonesia.
"Dalam kaitan tersebut, SMF memiliki salah satu instrumen hasil sekuritisasi yang masuk dalam efek yang dikategorikan aman, yakni EBA SP dengan rating triple A dari Pefindo yang merupakan rating tertinggi," kata Ananta.
Dalam catatannya, pada Agustus 2018 SMF luncurkan EBA SP ritel dengan sambutan yang baik di pasar. Hadirnya EBA SP ritel ini merupakan upaya SMF dalam ciptakan market widening seiring dengan bertambahnya diver investasi untuk masyarakat, di mana sebelumnya instrumen ini banyak dimiliki investor institusi.
Advertisement
BSI dan SMF Resmi Luncurkan Efek Beragun Aset Syariah Perdana di BEI
Sebelumnya, Efek Beragun Aset syariah (EBAS) yang pertama di Indonesia, yakni EBAS-SP SMF-BRIS01 hasil kerjasama antara PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) telah resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 19 Juni 2023.
Hadirnya EBAS dengan skema surat partisipasi ini menjadi gebrakan baru dalam investasi syariah sehingga dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Seremoni pencatatan perdana EBAS-SP SMF-BRIS01 di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang juga sekaligus peluncuran produk terbaru di pasar keuangan nasional, dilakukan secara resmi oleh Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin.
Adapun, yang hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo, Direktur Utama BEI Iman Rachman dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi.
Wapres Ma’ruf Amin menuturkan, kehadiran EBAS-SP SMF-BRIS01 ini diharapkan bermanfaat untuk kemaslahatan umat secara menyeluruh, karena dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru bagi masyarakat selain saham, sukuk, dan reksadana.
Produk Terbaru
Ma'ruf Amin berharap, kehadiran EB AS-SP SMF-BRIS01 yang menjadi produk terbaru sekaligus yang pertama di Indonesia ini dapat memberikan multiplier effect yang positif terhadap perekonomian dan keuangan syariah di Tanah Air.
Selain itu mendukung langkah Pemerintah dalam pengembangan industri halal, di mana BSI diharapkan terus menjadi lokomotif yang mendorong kemajuan bagi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.
Menurut ia, peluncuran EBAS tersebut menjadi sumber alternatif pembiayaan di sektor perumahan bagi perusahaan dan juga sebagai alternatif investasi bagi masyarakat selain sukuk, saham, dan reksadana syariah.
"Ini merupakan satu instrumen keuangan untuk kredit perumahan. Kita harapkan ini menambah instrumen keuangan syariah," kata Ma'ruf Amin kepada awak media, Senin (19/6/2023).
Advertisement
Penerbitan EBA
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 mendukung program-program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat, sekaligus dapat memperdalam instrumen investasi di industri keuangan syariah di Indonesia.
"Penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 diharapkan mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal di Indonesia. Selain itu, dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru yang kompetitif dan menarik bagi masyarakat,” kata pria yang akrab disapa Tiko.
EBAS-SP SMF-BRIS01 merupakan efek hasil proses transaksi sekuritisasi aset pembiayaan rumah senilai Rp 325 miliar milik BSI yang diterbitkan oleh SMF. EBAS-SP SMF-BRIS01 mengantongi peringkat AAA dari Pefindo dan imbal hasil yang kompetitif yaitu 7 persen.
Produk ini diterbitkan dalam 2 tranches yaitu Kelas A yang ditawarkan melalui mekanisme penawaran umum dan Kelas B sebagai kelas subordinasi yang berfungsi melindungi Kelas A.
Sekuritisasi aset pembiayaan rumah milik BSI yang diterbitkan SMF senilai Rp 325 miliar telah mampu terserap dengan baik oleh investor ritel, korporasi dan berbagai yayasan dana pensiun, bahkan oversubscribed sampai dengan 126 persen.
Ini menjadi bukti bahwa animo investor dan para pelaku keuangan syariah sangat tinggi terhadap diversifikasi investasi syariah yang aman, cepat dan mudah. Terlebih, imbal hasil yang ditawarkan mencapai 7 persen, lebih tinggi di atas rata-rata investasi seperti deposito, sukuk maupun reksadana.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, pihaknya sangat mendukung program pemerintah dalam memperkuat pembiayaan perumahan dengan skema syariah serta berkomitmen untuk terus membangun ekonomi keumatan melalui skema dan business model yang tepat, sehingga peran perbankan syariah benar-benar nyata dalam berkontribusi bagi kemajuan ekonomi di Tanah Air.
Dapat Animo Besar dari Investor
"Alhamdulillah produk terbaru ini mendapat animo yang besar dari para investor dan para pelaku keuangan syariah termasuk investor ritel di Indonesia. Kami juga mengapresiasi dukungan dari Pemerintah dan regulator untuk dapat mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia, sehingga menciptakan manfaat ganda ke seluruh sektor, serta menambah alternatif instrumen investasi syariah baru bagi masyarakat,” kata Hery.
Bagi BSI, sekuritisasi aset ini merupakan salah satu strategi Bank Syariah Indonesia dalam me-recycle aset yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi dan bertenor panjang yaitu salah satunya adalah pembiayaan perumahan atau Griya.
Secara yoy tumbuh sebesar 14,79 persen atau mencapai Rp 49 triliun pada kuartal I 2023. Dalam transaksi sekuritisasi aset ini pula, Bank Syariah Indonesia mengalami perubahan fungsi sebagai pemberi pembiayaan menjadi originator (pemilik awal dari portofolio yang disekuritisasi) dan collecting atau servicing agent. Hal tersebut memberikan benefit tambahan bagi BSI, yaitu sebagai tambahan likuiditas, efisiensi CKPN serta peningkatan fee based income.
Advertisement