Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Kamis (25/4/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing dan mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,27 persen ke posisi 7.155,29. Indeks LQ45 susut 0,84 persen ke posisi 923,49. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Advertisement
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.177,06 dan terendah 7.132,10. Sebanyak 338 saham melemah sehingga menekan IHSG. 208 saham menguat dan 235 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.111.130 kali dengan volume perdagangan 26,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.131. Investor asing jual saham Rp 1,2 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 9,7 triliun. Di pasar negosiasi, tercatat transaksi saham CASS mencapai Rp 872,8 miliar.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham nonsiklikal melonjak 1,55 persen, sektor saham Kesehatan bertambah 0,89 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,71 persen.
Sementara itu, sektor saham transportasi turun 1,14 persen, dan catat koreksi terbesar. Disusul sektor saham keuangan melemah 1,13 persen dan sektor saham energi merosot 1,1 persen.
Selanjutnya sektor saham basic terpangkas 1,04 persen, sektor saham industri merosot 0,25 persen, sektor saham siklikal tergelincir 0,73 persen. Selain itu, sektor saham properti susut 0,22 persen, sektor saham teknologi melemah 0,67 persen.
Harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) bergerak di zona merah. Harga saham ITMG merosot 1,48 persen ke posisi Rp 24.975 per saham. Harga saham ITMG dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 25.325 per saham. Harga saham ITMG berada di level tertinggi Rp 25.325 dan terendah Rp 24.925 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.742 kali dengan volume perdagangan 13.665 saham. Nilai transaksi Rp 34,2 miliar.
Sentimen yang Pengaruhi IHSG
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investor Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia didominasi pelemahan. Hal ini mengikuti koreksi yang terjadi di Dow Jones akibat meluasnya keraguan terhadap sektor teknologi.
Dari mancanegara, di China penguatan terjadi pada bursa Hongkong dan Shanghai yang disebabkan optimisme pasar terhadap perekonomian China.
Survei yang dilakukan Bloomberg prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) China akan sebesar 4,8 persen pada 2024, atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang hanya sebesar 4,6 persen, atau mendekati target pemerintah China yang sebesar 5 persen untuk tahun 2024. Namun demikian, penurunan properti tetap menimbulkan risiko terbesar terhadap pertumbuhan China pada 2024.
"Di sisi lain, Bank of Japan (BOJ) tengah memulai pertemuan terkait penetapan suku bunga yang kami perkirakan BOJ akan tetap mempertahankan suku bunganya atau dapat juga menaikkan tingkat suku bunganya guna menstabilkan nilai yen terhadap dolar.,” demikian dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas.
Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI dalam rangka menjaga nilai Rupiah, sehingga sektor consumer non cyclicals memimpin kenaikan sebab sektor ini banyak melakukan impor untuk bahan baku.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham NASI meroket 33,33 persen
- Saham PTIS meroket 24,55 persen
- Saham ATLA meroket 24,32 persen
- Saham KOKA meroket 22,86 persen
- Saham EPAC meroket 20 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham PYFA merosot 34,57 persen
- Saham PNGO merosot 17,26 persen
- Saham REAL merosot 16,67 persen
- Saham PTMP merosot 15 persen
- Saham TINS merosot 14,72 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 80.771 kali
- Saham WIFI tercatat 32.778 kali
- Saham LMAX tercatat 31.476 kali
- Saham TLKM tercatat 25.975 kali
- Saham BBCA tercatat 25.140 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 2,5 triliun
- Saham TLKM senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 1 triliun
- Saham BMRI senilai Rp 780,7 miliar
- Saham AMMN senilai Rp 551,8 miliar
Bursa Saham Asia Tertekan
Bursa saham Asia Pasifik mengambil “nafas” pada perdagangan Kamis, 25 April 2024 setelah dua hari catat reli. Pergerakan bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street yang melemah jelang rilis produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat.
Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 melemah 2,16 persen, dan pimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik. Indeks Nikkei ditutup ke posisi 37.628,48 dan indeks Topix melemah 1,74 persen ke posisi 2.663,53. Yen ditransaksikan di kisaran 155,63 terhadap greenback.
Bank of Japan memulai pertemuan kebijakan moneternya pada Kamis pekan ini dan investor terus memantau langkah bank sentral Jepang terhadap koreksi Yen. Yen mencapai level terendah baru dalam 34 tahun, dengan lewati 155 terhadap dolar AS.
Investor juga akan menilai pertumbuhan PDB Korea Selatan pada kuartal I sebesar3,4 persen YoY, yang merupakan pertumbuhan kuartalan tertinggi sejak kuartal IV 2021.
Indeks Kospi di Korea Selatan melemah 1,76 persen ke posisi 2.628,62. Indeks Kosdaq terpangkas 1,04 persen ke posisi 853,26. Indeks Hang Seng berjangka naik 0,39 persen dan indeks CSI 300 menguat 0,25 persen ke posisi 3.530,28.
Advertisement