5 Pakaian Adat Sumbar, Beda Acara Beda Pakaian

Pakaian adat adalah jendela ke dalam kekayaan budaya suatu masyarakat.

oleh Novia Harlina diperbarui 27 Apr 2024, 11:00 WIB
Chikita Meidy menikah dengan Indra Adhitya pada 2018. Mantan penyanyi cilik ini pun memilih memakai adat Minang saat menggelar pernikahannya. (Instagram/chikitameidy)

Liputan6.com, Padang - Pakaian adat adalah salah satu warisan budaya yang mempesona dan kaya akan makna di setiap belahan dunia. Mereka tidak hanya sekadar pakaian, tetapi juga merupakan cerminan dari sejarah, tradisi, dan identitas suatu masyarakat.

Pakaian adat menjadi lambang identitas suatu budaya. Mereka mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan gaya hidup masyarakat yang mengenakannya.

Setiap detail dalam pakaian adat sering kali memiliki makna yang dalam, baik dalam hal simbolisme maupun fungsi praktis.

Kemudian elemen dalam pakaian adat sering kali diisi dengan simbolisme dan filosofi yang kaya. Misalnya, warna, motif, dan bahan yang digunakan dapat merujuk pada aspek-aspek tertentu dari kehidupan sosial, keagamaan, atau sejarah masyarakat tersebut.

Pakaian adat juga sering kali digunakan dalam upacara adat atau ritual penting, sehingga memiliki nilai sakral yang tinggi.

Berikut beberapa pakaian adat yang ada di Sumatera Barat, dilansir dari berbagai sumber:

1. Limpapeh Rumah Nan Gadang atau Bundo Kanduang

Pakaian adat ini digunakan oleh kaum wanita di Minangkabau. Makna dan keunikan pakaian tradisional ini melambangkan kebesaran.

Makna kebesaran bagi perempuan terlebih para istri, yakni tiang tengah dari bangunan rumah. Maka, di kepala pakaian adat ini berbentuk gonjong Rumah Gadang.

2. Baju Batusangkar

Dalam pakaian adat ini, para pria memakai celana panjang dan kain songket yang ditenun di sekeliling tubuhnya. Pakaian yang dikenakan di bagian tangan memakai bordir emas dan kerah.

Tidak hanya itu, pada bagian kepalanya dilengkapi dengan penutup kepala bernama saluak.

Untuk perempuan, memakai tutup kepala yang dipasang di kepala. Dipasangkan dengan baju kurung dan songket. Baju yang dikenakannya terdapat ornamen berupa sulaman emas di bagian tangan dan leher.

 

 

3. Pakaian Penghulu

Pakaian adat ini terdiri atas celana panjang dan atasan berupa Teluk Belanga. Pakaian ini berbahan dasar kain beludru, halus dan disertai penutup kepala yang disebut sebagai deta.

Pakaian adat penghulu tidak sembarang orang memakainya, hanya pemangku adat yang boleh mengenakannya.

4. Busana Pernikahan

Pakaian ini khusus digunakan untuk pernikahan di Sumatera Barat. Pakaian adat ini identik dengan warna merah dengan aksesori lengkap serta penutup kepala.

Aksesorinya cukup banyak, khususnya calon pengantin wanita. Seperti, selendang, mahkota atau penutup kepala, gelang, kalung dan banyak lagi.

Jenis pakaian ini terinspirasi dari percampuran budaya Tionghoa dan Eropa. Tentunya hanya digunakan saat upacara pernikahan saja.

5. Baju Batabue

Ciri khas dari pakaian adat ini adalah taburan benang emas dalam pakaian. Tidak hanya itu, baju batabue juga identik dengan warna merah, biru, lembayung, dan hitam.

Tidak sembarang digunakan, taburan benang emas memiliki makna filosofis yang cukup unik, yakni menandakan tentang betapa luasnya kekayaan alam Minangkabau.

Baju batabue ini terdiri atas baju kurung serta pernak pernik di sekujur busana. Corak dan motifnya tentu bermacam-macam dan disesuaikan dengan selera pemakainya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya