Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Jumat (26/4/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat. Bitcoin naik 0,57 persen dalam 24 jam dan 1,56 persen sepekan.
Advertisement
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 64.590 atau setara Rp 1,04 miliar (asumsi kurs Rp 16.208 per dolar AS).
Ethereum (ETH) turut menguat. ETH naik 0,88 persen sehari terakhir dan 2,81 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 51,21 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) berhasil pulih. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 1,12 persen dan 11,57 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,95 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona merah. ADA melemah 0,42 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 6,92 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 7.646 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih melemah. SOL ambles 1,30 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 1,67 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,35 juta per koin.
XRP terpantau masih berada di zona merah. XRP melemah 0,11 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 4,44 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 8.514 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) berhasil pulih. Dalam satu hari terakhir DOGE menguat tipis 0,61 persen, tetapi masih melemah 0,28 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.462 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,38 triliun atau setara Rp 38.575 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bos Indodax Sebut Asia Tenggara Berpotensi Jadi Pemimpin Industri Kripto
Sebelumnya, perkembangan aset kripto di kawasan Asia Tenggara saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dari Statista, market kripto di kawasan ini diperkirakan akan mencapai USD 1.787 juta atau sekitar Rp 27,5 triliun pada 2024 ini.
Kawasan Asia Tenggara juga diprediksi tumbuh sebesar 8,75 persen selama empat tahun ke depan. Mengomentari hal ini, CEO Indodax, Oscar Darmawan menyatakan komitmennya untuk terus menciptakan ekosistem kripto yang sehat di Indonesia.
Oscar menuturkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Chainalysis, Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara yang memiliki pertumbuhan kripto terbesar di dunia, dengan memiliki keuntungan sebesar USD 1,06 miliar.
"Peringkat ini menunjukkan bahwa minat dan adopsi terhadap aset kripto terus berkembang di Indonesia," ungkap Oscar dalam siaran pers, dikutip Kamis (25/4/2024).
Advertisement
Indonesia Bisa Jadi Pemain Kunci
Di sisi lain, Oscar juga mengatakan jika Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam industri kripto di kawasan Asia Tenggara. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan dukungan yang kuat dari semua pihak terkait.
"Kami percaya dengan adanya kerja sama yang erat antara sektor publik dan swasta, kita dapat menciptakan ekosistem yang ramah terhadap inovasi dan teknologi baru, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia serta ekonomi secara keseluruhan,” jelas Oscar.
Oscar juga memaparkan jika Indonesia memiliki peluang besar dan pondasi yang kuat untuk mengembangkan industri kripto. Ia menturkan, sebanyak 69 persen masyarakat Indonesia berada di rentang usia 15 hingga 64 tahun. Indonesia juga akan mengalami bonus demografi pada 2045.
“Menurut data dari Kementerian Keuangan, 80 persen mayoritas penduduk Indonesia masih belum atau kurang terjangkau oleh layanan perbankan. Hal ini membuka kesempatan luas bagi para pemain industri kripto untuk mengedukasi mereka sebagai upaya untuk meningkatkan adopsi kripto di Indonesia,” tuturnya.