Sinar Mas Agro Kantongi Pinjaman Rp 3,8 Triliun dari BNI, Buat Apa?

PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk telah menandatangani perjanjian pinjaman kredit berjangka dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada 23 April 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Apr 2024, 12:35 WIB
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), perusahaan yang bergerak di bidang produk konsumen berbasis kelapa sawit meraih pinjaman USD 250 juta atau sekitar Rp 3,84 triliun. (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), perusahaan yang bergerak di bidang produk konsumen berbasis kelapa sawit meraih pinjaman USD 250 juta atau sekitar Rp 3,84 triliun (asumsi kurs tengah Bank Indonesia per 31 Desember 2023 yaitu Rp 15.416 per dolar AS).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (26/4/2024), PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk telah menandatangani perjanjian pinjaman kredit berjangka dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI pada 23 April 2024.

Perseroan akan memakai pinjaman untuk pembiayaan modal kerja, pembiayaan kembali atas utang bank atau obligasi yang jatuh tempo dan belanja modal Perseroan.

Pinjaman yang diperoleh Sinar Mas Agro Resources and Technology memiliki bunga yang berasal dari marjin yang berlaku dan SOFR berjangka periode tiga bulan (suku bunga referensi SOFR dikelola oleh CME group benchmark administration limited). Adapun jangka waktu kredit 60 bulan setelah tanggal penarikan pertama pinjaman.

Perseroan menjaminkan tanah seluas 283.395 meter persegi yang terdiri dari bangunan, mesin pabrik rafinasi, biodiesel, pengolahan inti sawit, sarana dan prasarana yang berlokasi di Tarjun, Kalimantan Selatan.

“Nilai transaksi dalam ekuivalen rupiah tersebut merupakan 20,2 persen dari total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Perseroan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan per 31 Desember 2023 yang telah diaudit sebesar Rp 19,05 triliun,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Dengan demikian, transaksi itu memenuhi kriteria POJK 17/2020 Pasal 3 ayat 1 di mana suatu transaksi dikategorikan sebagai transaksi material jika nilai transaksi sama dengan 20% atau lebih dari ekuitas Perseroan.

 


Alasan Tarik Pinjaman

Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Namun, transaksi tidak memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham karena nilai Transaksi tidak melebihi 50% dari ekuitas Perseroan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat 1 huruf d pada POJK 17/2020.

Perseroan menyatakan, transaksi pinjaman ini akan memberikan likuiditas serta meningkatkan kemampuan Perseroan untuk membiayai ekspansi dan menjalankan usahanya dengan lancar.

Hal ini memungkinkan Perseroan untuk lebih fleksibel dan efisien dalam menjalankan strategi bisnis, sehingga Perseroan dapat terus mengembangkan kegiatan usahanya dan meningkatkan kinerjanya.

“Di sisi lain, Transaksi ini akan menambah tingkat liabilitas dan menimbulkan kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman Perseroan,”


Tebar Dividen 2022

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) membukukan kinerja solid untuk tahun buku 2022. Hal itu ditunjukkan dari kenaikan penjualan dan laba yang signifikan.

Wakil Direktur Utama sekaligus Corporate Secretary PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk Jimmy Pramono mengatakan, kinerja positif itu diraih perseroan di tengah kondisi pasar yang bergejolak. Penjualan bersih perseroan tumbuh signifikan sebesar 32 persen mencapai lebih dari Rp 75 triliun pada 2022.

Pencapaian rekor kinerja keuangan tahun 2022 didukung menguatnya harga pasar minyak kelapa sawit diiringi peningkatan volume penjualan produk kelapa sawit.

"Strategi Perseroan yang berfokus pada produksi dan penjualan produk bernilai tambah tinggi mendukung pencapaian EBITDA sebesar Rp 9,53 triliun, naik 56 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Perseroan juga membukukan laba bersih sebesar Rp 5,50 triliun, meningkat 95 persen dibanding 2021," kata Jimmy dalam keterangan resmi, Selasa (6/5/2023).

 


Besaran Dividen

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Atas capaian itu, pemegang saham Perseroan menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 1,64 triliun atau Rp 570 per saham. Besaran dividen itu berkisar 30 persen dari laba bersih Perseroan 2022.

"Setelah memperhitungkan dividen interim sebesar Rp 200 per saham yang telah dibayarkan pada tanggal 24 Agustus 2022, maka sisa dividen final yang akan dibayarkan adalah sebesar Rp 370 per saham atau sejumlah Rp 1,06 triliun," imbuh Jimmy.

Rencana pembagian dividen itu telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang diselenggarakan Selasa 6 Mei 2023 di Gedung Sinar Mas Plaza, Jakarta.

Dalam RUPST, pemegang saham juga menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya