Jerman Laporkan Ada Lonjakan Mata-mata dari Pihak Rusia dan China

Empat orang tersangka yang terdiri dari tiga laki-laki dan satu orang perempuan diduga telah menjadi mata-mata untuk China.

Oleh DW.com diperbarui 26 Apr 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi Bendera Jerman yang beri bantuan dana hibah untuk ASEAN terkait kesehatan imbas Covid-19. (Pixabay/tvjoern)

, Berlin - Enam pihak yang dicurigai telah ditangkap secara berurutan. Sejumlah badan keamanan melihat hal ini ada kaitan dengan perang melawan Ukraina, kepentingan ekonomi dan perang atas demokrasi.

Kantor pers Kejaksaan Federal Jerman menjadi pusat kegiatan belakangan ini. Pada Selasa (23/4/2024) terbit artikel berjudul "Penangkapan atas Dugaan Aktivitas Agen Dinas Rahasia". Kemudian, siaran pers sehari sebelumnya juga memiliki judul yang persis sama.

Empat orang tersangka yang terdiri dari tiga laki-laki dan satu orang perempuan diduga telah menjadi mata-mata untuk China, dikutip dari DW Indonesia, Jumat (26/4).

"Akhirnya, kita harus memahami bahwa ini adalah ancaman serius dan sangat nyata untuk keamanan kita,” kata anggota parlemen fraksi Partai Hijau sekaligus Kepala Komite Kontrol Parlemen untuk Badan Intelijen di majelis rendah Bundestag, Konstantin von Notz.

"Kita harus bertindak cepat dan tegas, baik melalui penuntutan secara pidana maupun untuk mengungkap struktur dan jaringan mereka,” tambahnya.

Sejatinya, perkembangan terbaru semacam ini tidak lagi mengejutkan bagi kepala badan intelijen dalam negeri Jerman.

"Kami yang memulai penyelidikan ini, dan setelah bukti-bukti cukup jelas, kami dapat menyerahkan kasus ini kepada polisi dan jaksa penuntut umum,” kata Kepala Badan Intelijen dalam Negeri Jerman, Thomas Haldenwang, kepada DW.

Pada 2023 lembaganya melaporkan bahwa "ambisi global China sedang diupayakan demi mendapatkan lebih banyak kekuatan, dan diperkirakan bakal lebih memaksimalkan kegiatan spionase serta berusaha mempengaruhi aktor negara,”.

Kepada DW, Haldenwang mengatakan kalau "Mereka ingin menjadi kekuatan politik, militer dan ekonomi nomor satu di dunia pada 2049. Dan mereka terus mengejar tujuan tersebut, baik dengan cara yang legal, maupun cara yang ilegal," tambah dia.


Akademisi dan Pelajar China

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

 

Para akademisi dan pelajar China pada sejumlah universitas di Jerman "wajib menyampaikan informasi kepada negara," tegas Haldenwang.

"Kita tidak boleh naif saat berurusan dengan China,” kata Menteri Pendidikan dan Riset Jerman, Bettina Stark-Watzinger, sambil menambahkan, "yang dibutuhkan adalah ‘pertimbangan yang lebih kritis terhadap atas risiko dan keuntungan dalam kerja sama, terutama di bidang ilmu pengetahuan dan universitas”'.

Badan intelijen dalam negeri, kata Haldenwang, juga mewaspadai kerja sama ekonomi. Pasalnya, dengan adanya usaha patungan dan investasi langsung, para manajer dan pekerja lain dari China langsung datang ke Jerman. Dia mengidentifikasi adanya potensi pintu masuk spionase dari akibat tersebut. "Rahasia bisnis juga bisa sampai ke China," ucapnya sambil memperingatkan.

Ada mata-mata di ruang kerja seorang politisi AfD?Penangkapan seorang tersangka agen China pada Selasa (23/04), tentunya lebih menyoroti bidang politik ketimbang ilmu pengetahuan atau bisnis. Jian G merupakan rekan terdekat Maximilian Krah, kandidat utama partai populis sayap kanan, Alternatif untuk Jerman (AfD) pada pemilu Eropa Juni 2024 mendatang.

AfD yang dipantau secara nasional oleh Kantor Federal khusus Perlindungan Konstitusi sebagai partai ekstremis, juga berulang kali dituduh punya kedekatan dengan Rusia.


Motif Rusia dan China Berbeda

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay)

Namun, menurut temuan badan intelijen, motif Rusia berbeda dengan China. "Karena perang panas yang dilancarkan dengan menggunakan kekuatan sangat besar oleh Rusia, akan sangat lalai jika kita tidak mengasumsikan kemampuan dan kemauan badan intelijennya untuk melakukan operasi yang kompleks di Eropa," sebut Haldenwang.

Kepala Intelijen dalam negeri ini memperkirakan bahwa spionase Rusia akan terus meningkat dan personel baru akan direkrut untuk tujuan ini. Tak lama pascaserangan pertama Rusia ke Ukraina, Jerman mengusir setidaknya 40 orang yang dicurigai sebagai agen yang terakreditasi pada kedutaan besar Rusia di Berlin.

Sejak saat itu, muncul sejumlah laporan mengenai upaya Kremlin untuk merekrut warganya yang tinggal di Jerman. "Namun sejauh ini, komunitas tersebut terbukti sangat tangguh," kata Haldenwang, sambil menambahkan bahwa mungkin juga ada orang Rusia di Jerman yang memiliki simpati kuat pada Presiden Putin, dan "mungkin siap untuk bertindak demi kepentingan Rusia."

Menteri dalam negeri Jerman, Nancy Faeser, telah menggambarkan penangkapan enam tersangka mata-mata yang belum pernah terjadi sebelumnya ini sebagai sebuah keberhasilan.

"Otoritas keamanan kami, terutama Kantor Federal untuk Perlindungan Konstitusi, telah secara besar-besaran memperkuat langkah-langkah kontraspionase. Dengan cara ini, kami melindungi diri kami dari ancaman hibrida rezim Rusia, tapi juga dari spionase China," ujar dia.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya