Liputan6.com, Gaza - Militer Amerika Serikat telah memulai pembangunan dermaga untuk meningkatkan pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, kata Pentagon, pada Kamis (25/4/2024).
Wilayah pesisir kecil itu hancur akibat pemboman dan gempuran darat Israel selama lebih dari enam bulan terhadap militan Hamas.
Advertisement
Akibatnya, penduduk sipil membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup, dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (27/4).
"Saya dapat memastikan bahwa kapal-kapal militer AS telah mulai membangun tahap awal dermaga sementara ini dan jalan lintas di laut," kata juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder.
Indikasinya adalah dermaga tersebut akan beroperasi pada awal Mei 2024, dan "sekarang ini semuanya berjalan sesuai rencana,” katanya.
Menyoroti bahaya di Gaza, Ryder mengatakan bahwa sejenis serangan mortir hanya menyebabkan kerusakan minimal di dekat wilayah darat yang pada akhirnya akan menjadi lokasi pengiriman bantuan.
Badan Kementerian Pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina mengatakan para militan, pada Rabu (24/4), menembakkan mortir di sebuah lokasi kerja untuk kemanusiaan di Gaza utara sewaktu personel PBB berkunjung. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Seorang pejabat senior militer AS mengatakan kepada wartawan bahwa “kami tidak menilai serangan itu ada hubungannya dengan misi (dermaga bantuan) atau pengiriman bantuan kemanusiaan dari laut.”
Protes Kebijakan Joe Biden di Gaza yang Pro-Israel, Jubir Deplu AS Resign Usai Mengabdi 18 Tahun
Juru bicara bahasa Arab untuk Departemen Luar Negeri (Deplu) AS telah mengundurkan diri dari jabatannya, karena penentangannya terhadap kebijakan pemerintahan Joe Biden soal Gaza. Demikian menurut laporan Al Arabiya English yang dikutip Jumat (26/4/2024).
Hala Rharrit merupakan wakil direktur Dubai Regional Media Hub dan bergabung dengan Dinas Luar Negeri pada tahun 2006 sebagai pejabat politik.
"Saya mengundurkan diri pada April 2024 setelah 18 tahun mengabdi secara terhormat dalam menentang kebijakan Amerika Serikat di Gaza. Diplomasi, bukan senjata. Jadilah kekuatan untuk perdamaian dan persatuan," tulis Rharrit di halaman LinkedIn-nya.
Halaman biografi di situs web Departemen Luar Negeri mengatakan Rharrit "bersemangat dalam diplomasi dan meruntuhkan hambatan melalui komunikasi dan saling pengertian."
Rharrit adalah diplomat terbaru dari serangkaian diplomat AS yang mengundurkan diri dari jabatannya karena apa yang mereka kritik sebagai dukungan tanpa syarat kepada Israel yang terus membombardir Gaza.
Kampanye militer Israel dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Sebagai tanggapan, kampanye Israel telah menewaskan sekitar 33.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Mereka tidak membedakan antara warga sipil dan Hamas yang terbunuh, namun diyakini mayoritas adalah warga sipil.
Sebelum Hala Rharrit, Josh Paul, yang merupakan direktur Biro Urusan Politik-Militer Departemen Luar Negeri AS, mengundurkan diri pada Oktober 2024. Dia juga menyebutkan ketidaksetujuannya dengan keputusan pemerintahan Biden untuk memberikan senjata kepada Israel setelah perang Gaza saat ini.
Advertisement
AS Teken Paket Bantuan Militer Senilai USD 95 Miliar untuk Ukraina, Taiwan, dan Israel, Siapa Dapat Paling Banyak?
Presiden Amerika Serikat itu juga menegaskan kembali dukungannya yang kuat terhadap Israel.
"Komitmen saya kepada Israel, saya ingin perjelas lagi, sangat kuat," ujar Biden.
Dia mengutip serangan udara Iran baru-baru ini terhadap Israel, yang melibatkan lebih dari 300 drone dan rudal, meskipun hampir semuanya ditembak jatuh dan Israel hanya mengalami kerusakan minimal.
Biden telah menghadapi kritik keras dari banyak pihak sayap kiri karena mendukung bantuan militer tambahan ke Israel saat negara itu melancarkan perang di Jalur Gaza. Otoritas kesehatan Jalur Gaza menyatakan lebih dari 34.000 warga Palestina di wilayah kantong itu tewas selama perang yang meletus sejak 7 Oktober 2023.
Dalam pidatonya, Biden merinci bahwa rancangan undang-undang (RUU) yang disahkannya mencakup USD 9 miliar untuk bantuan kemanusiaan di seluruh dunia, termasuk USD 1 miliar untuk Jalur Gaza.
"Kami akan segera mengamankan bantuan itu dan meningkatkannya," kata Biden. "Israel harus memastikan semua bantuan ini sampai ke warga Palestina di Jalur Gaza – tanpa penundaan."