Jepang Blokir Spot Foto Populer Gunung Fuji lantaran Turis Tidak Taat Peraturan

Spot foto populer Gunung Fuji yang dimaksud terletak di Kota Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Apr 2024, 17:08 WIB
Gunung Fuji, gunung tertinggi di Jepang, terlihat dari Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi (1/11). Gunung Fuji diperkirakan terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu. (AFP Photo/Behrouz Mehri)

Liputan6.com, Tokyo - Sebuah penghalang besar untuk menghalangi penampakan Gunung Fuji akan dipasang di tempat berfoto yang populer oleh pihak berwenang Jepang yang dibuat jengkel oleh kerumunan turis asing yang berperilaku buruk.

Menurut pejabat dari Kota Fujikawaguchiko pada hari Jumat (26/4/2024) seperti dilansir The Guardian, pemasangan jaring-jaring – setinggi 2,5 meter dan sepanjang lapangan kriket 20 meter – akan dimulai pada awal minggu depan.

"Sangat disayangkan kami harus melakukan ini karena beberapa wisatawan tidak menghormati peraturan, meninggalkan sampah, dan mengabaikan peraturan lalu lintas," ujarnya kepada AFP.

Ini adalah tindakan langsung terbaru di Jepang melawan overtourism atau wisatawan berlebih setelah penduduk distrik geisha di Kyoto melarang pengunjung memasuki gang-gang kecil pada tahun ini.

Jumlah wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Jepang mencapai rekor tertinggi, di mana pengunjung bulanannya melebihi tiga juta pada Maret untuk pertama kalinya.

Gunung Fuji, gunung tertinggi di Jepang, dapat difoto dari banyak tempat di kota resor Fujikawaguchiko. Namun, sudut pandang yang akan dipasangi jaring-jaring sangat populer karena penampakan Gunung Fuji yang megah muncul di belakang toko serba ada Lawson.

"Karena visual ini, reputasi tersebar di media sosial bahwa tempat ini sangat khas Jepang, menjadikannya lokasi foto yang populer," kata pejabat kota yang menolak disebutkan namanya.

"Sebagian besar turis non-Jepang memadati trotoar toko Lawson."


Sampai Situasi Membaik

Gunung Fuji, gunung tertinggi di Jepang, terlihat dari Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi (1/11). Gunung setinggi 3.776 m ini dikelilingi juga oleh lima danau yaitu Kawaguchi, Yamanaka, Sai, Motosu dan Shoji. (AFP Photo/Behrouz Mehri)

Setelah rambu lalu lintas dan peringatan berulang kali dari penjaga keamanan diabaikan, Kota Fujikawaguchiko di Prefektur Yamanashi memutuskan untuk mengambil langkah terakhir.

Tindakan itu, kata pejabat setempat, juga dimaksudkan untuk melindungi klinik gigi terdekat dari serbuan wisatawan – yang terkadang parkir di sana tanpa izin dan bahkan terlihat memanjat atap klinik untuk mendapatkan foto yang sempurna.

Pemerintah kota berharap hal ini tidak terjadi, kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa rencana saat ini akan tetap dipertahankan sampai situasinya membaik.


Wisatawan Asing Meningkat tapi...

Turis melihat Gunung Fuji dari Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi (1/11). Gunung Fuji adalah simbol Jepang yang terkenal dan sering digambarkan dalam karya seni dan foto-foto, serta dikunjungi pendaki gunung maupun wisatawan. (AFP Photo/Behrouz Mehri)

Pariwisata ke Jepang meningkat pesat sejak pembatasan di era pandemi COVID-19 dicabut dan pemerintah bekerja keras untuk meningkatkan jumlah wisatawan.

Namun, hal ini tidak diterima secara luas – termasuk di Kyoto di mana penduduk setempat mengeluhkan adanya wisatawan yang senang mengganggu geisha kota yang berpakaian rapi.

Dan Musim Panas ini, pendaki yang menggunakan rute paling populer untuk mendaki Gunung Fuji akan dikenakan biaya masing-masing 2,000 yen atau sekitar Rp207 ribu, dengan jumlah yang dibatasi untuk mengurangi kemacetan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya