Demo Pro-Palestina Berlanjut, Universitas di California AS Batalkan Acara Wisuda

Aksi protes pro-Palestina melanda sejumlah universitas di Amerika Serikat, di mana sejumlah mahasiswa mendirikan tenda di lingkungan kampus.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Apr 2024, 09:07 WIB
Mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina mendirikan tenda di Columbia University, New York, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (24/4/2024). (Dok. AP Photo/Stefan Jeremiah)

Liputan6.com, Washington, DC - Sebuah universitas terkemuka di California, membatalkan upacara wisuda karena protes terhadap Jalur Gaza terus menyebar di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat (AS).

University of Southern California (USC) di Los Angeles mengutip "langkah-langkah keamanan baru" dalam membubarkan acara tersebut.

Ratusan orang telah ditangkap di puluhan kampus tempat protes dan perkemahan pro-Palestina bermunculan.

Sejumlah universitas telah mengerahkan polisi untuk memaksa mahasiswanya bubar. Namun, ada juga yang sedang bernegosiasi. Di Columbia University di New York City, tempat protes dimulai minggu lalu, batas waktu pada Kamis (25/4/2024) malam untuk mengakhiri perkemahan telah dibatalkan.

"Pembicaraan menunjukkan kemajuan dan akan terus berlanjut," sebut pihak Columbia University.

Di Emory University, Atlanta, 28 demonstran ditangkap pada hari Kamis setelah menolak bubar. Kepolisian Emory mengatakan para pengunjuk rasa telah mendorong petugas pada Kamis pagi.

Pihak berwenang mengakui bahwa bahan kimia yang menyebabkan iritasi telah dilepaskan sebagai bagian dari tindakan pengendalian massa, meskipun mereka mengatakan hal itu sebagai respons terhadap benda-benda yang dilemparkan ke arah petugas.

Polisi Atlanta juga membenarkan penggunaan bahan kimia yang menyebabkan iritasi, namun membantah laporan bahwa mereka telah menembakkan peluru karet ke arah pengunjuk rasa.

Salah satu pengunjuk rasa yang ditampilkan dalam video ditahan oleh polisi mengidentifikasi dirinya sebagai Noelle McAfee, ketua departemen filsafat Emory.

McAfee mengatakan dia sedang mengamati apa yang digambarkannya sebagai protes damai ketika polisi mulai bergerak.

"Protesnya berubah dari protes damai menjadi kekacauan dalam hitungan menit," kata dia.

Gelombang protes kampus terbaru dimulai setelah pejabat di Columbia University memanggil polisi untuk membersihkan lokasi protes baru dan lebih dari 100 orang ditangkap.


Mahasiswa Yahudi Merasa Tidak Aman

Pengunjuk rasa pro-Palestina di kampus University of California, Berkeley, Amerika Serikat, pada Senin, 22 April 2024. (Dok. Jose Carlos Fajardo/AP Photo)

Para aktivis menyerukan universitas-universitas untuk melakukan "divestasi dari genosida" dan berhenti menginvestasikan dana abadi sekolah dalam jumlah besar pada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam pembuatan senjata dan industri lain yang mendukung perang di Jalur Gaza.

Israel saat ini menghadapi kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional dengan tuduhan melakukan genosida terhadap warga Palestina, sebuah tuduhan yang ditolak oleh Israel karena dianggap "tidak berdasar".

Chisato Mimura, seorang mahasiswa hukum dan pemimpin protes di Yale University di Connecticut, mengatakan kepada BBC bahwa para aktivis kecewa terhadap Presiden Joe Biden serta pejabat kampus mereka karena mendanai dan memperlengkapi senjata yang digunakan dalam genosida.

"Apa yang mereka lakukan adalah sepenuhnya mengerahkan seluruh upaya mereka," kata dia. "Kami sangat menyadari peran penting yang mereka mainkan."

Beberapa protes di kampus-kampus AS dituduh antisemitisme. Sejumlah mahasiswa Yahudi mengatakan mereka merasa tidak aman di Columbia University dan universitas lain, meskipun mahasiswa Yahudi lainnya juga ikut serta dalam demonstrasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya