Liputan6.com, Semarang - Sempat tersiar kabar bahwa Wakil Presiden terpilih dalam Pemilu 2024, Gibran Rakabuming akan diproyeksikan sebagai ketua umum DPP Partai Golkar. Namun kabar ini langsung meredup ketika mencermati AD/ART Partai Golkar.
Ketua PPK Kosgoro 1957, Henry Indraguna menyebutkan bahwa di internal partai Golkar ada tradisi menghormati siapapun yang berprestasi dan berjasa terhadap eksistensi partai. Airlangga Hartarto dengan capaiannya dalam Pemilu 2024 tak dapat dibantah telah mengangkat eksistensi partai Golkar.
Advertisement
"Kenaikan suara dan perolehan kursi yang juga naik adalah fakta. Ini bisa dicapai karena kerja pak Airlangga yang didukung kader," kata Henry.
Henry juga menyebut bahwa Airlangga juga sukses menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai Menko Perekonomian, tentu menjadi pekerjaan yang tak mudah agar ekonomi Indonesia tetap stabil.
"Saya kira pemilik suara sah di Munas Partai Golkar nanti akan berterima kasih kepada pak Airlangga dengan cara memilihnya kembali secara aklamasi," katanya.
Jaga Agar Tetap Jadi Partai Modern
Sementara itu, pengamat dan analis politik Hendri Satrio menyoroti isu Gibran jadi Ketum Golkar. Bagi dia, figur yang masih ideal jadi calon pucuk pimpinan tinggi Golkar di ajang Musyawarah Nasional (Munas) pada Desember 2024 adalah Airlangga Hartarto.
“Airlangga paling tepat. Kepemimpinan Airlangga itu sudah mampu membuat prestasi kinclong. Artinya tidak ada alasan untuk menganggu Airlangga dengan prestasi kinclongnya di pileg yang nambah kursi dan menang pilpres,” kata Hensat.
Merujuk AD/ART partai, Golkar tak memberi ruang dan peluang bagi Gibran untuk menjadi ketua umum. Hensat menyebut jika merujuk AD/ART Golkar saat ini, maka kader partai beringin yang berprestasi dan berkontribusi besar berpeluang menjadi ketua umum. Syarat Ketum Golkar mesti kader dan melewati tahapan seperti yang diatur secara tegas oleh AD/ART.
“Bila kemudian Golkar ingin mengubah AD/ART partai demi orang per orang, maka menurut saya salah satu akibat yang akan terjadi adalah Golkar bisa mundur dari partai modern,” kata founder lembaga survei KedaiKOPI itu.
Golkar saat ini salah satu partai yang jadi contoh partai politik lain. Alasannya, proses regenerasi kepemimpinan Golkar berjalan cukup baik. Dia menilai selama ini kepemimpinan di internal Golkar berlangsung secara demokratis.
“Golkar bisa mundur dari partai modern,” kata Hensat.
Advertisement