Liputan6.com, Semarang - Sastrawan Joko Pinurbo meninggal dunia di usia 61 tahun, Sabtu (27/4/2024), pukul 06.03 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Ia meninggal dunia setelah sakit beberapa lama.
Kabar meninggalnya Jokpin disampaikan sastrawan dan pegiat literasi Magelang, Wicahyanti Rejeki. Kabar itu juga dikonfirmasi sahabat dekat Joko Pinurbo, Dedet Setiadi.
Advertisement
Sebelumya Dedet Setiadi bercerita bahwa Joko Pinurbo menulis pesan kepadanya, menyampaikan bahwa ia kangen dengan teman-temannya. Saat itu Dedet sedang merencanakan akan mengunjungi Jokpin.
"Awalnya saya kira yang menulis pesan adalah asistennya. Ternyata mas Jokpin sendiri yang berusaha keras menulis pesan itu," kata Dedet.
Kabar meninggalnya Jokpin juga disampaikan Butet Kartaredjasa di akun Facebooknya.
"Sumangga Gusti (Jokpin)," tulis Butet, Sabtu pagi.
Tentang Joko Pinurbo
Menurut Nirwan Dewanto dalam pengantar antologi puisi Telepon Genggam, Joko Pinurbo adalah antipoda puisi lirik sekaligus puisi protes. Jokpin berhasil membangkitkan bahasa sehari-hari dengan frasa yang terang sebagai alat puitik.
"Bila puisi Pinurbo sepintas lalu tampak mudah, sesungguhnya ia tak pernah segampang (dan semiskin) puisi protes, bagaimanapun ia sedang menusuk intelek dan moralitas kita," tulis Nirwan.
Joko Pinurbo dikenal juga dengan Jokpin, adalah salah seorang penyair yang karya-karyanya telah menorehkan gaya dan warna tersendiri dalam dunia puisi Indonesia. Ia menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (sekarang Universitas) Sanata Dharma, Yogyakarta.
Atas pencapaiannya, Jokpin telah memperoleh berbagai penghargaan: Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Sih Award (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2001, 2012), Penghargaan Sastra Badan Bahasa (2002, 2014), Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015), dan South East Asian (SEA) Write Award (2014).
Penyair yang bermukim di Yogyakarta ini sering diundang ke berbagai pertemuan dan festival sastra. Karya-karyanya telah diterjemahkan antara lain ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Rusia dan Mandarin. Sejumlah puisinya juga telah dimusikalilasi antara lain oleh Oppie Andaresta (dalam genre musik pop) dan Ananda Sukarlan.(dalam genre musik klasik berupa paduan suara dan tembang puitik)
Puisi-puisi Jokpin merupakan perpaduan narasi, humor, dan ironi. Ia piawai menggunakan dan mengolah citraan yang mengacu pada peristiwa dan objek sehari-hari dengan bahasa yang cair tapi tajam. Puisi-puisinya banyak mengandung refleksi dan kontemplasi yang menyentuh absurditas sehari-hari. Di sisi lain, Jokpin gemar mempermainkan dan mendayagunakan keunikan kata-kata bahasa Indonesia sehingga banyak puisinya hanya dapat dibaca dan dinikmati dalam bahasa Indonesia.
Advertisement
Karya Joko Pinurbo
Karya tunggal:
- Celana, IndonesiaTera, Magelang, 1999
- Di Bawah Kibaran Sarung, IndonesiaTera, Magelang, 2001
- Pacarkecilku, IndonesiaTera, Magelang, 2002
- Telepon Genggam, Kompas, Jakarta, 2003
- Kekasihku, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2004
- Pacar Senja: Seratus Puisi Pilihan, Grasindo, Jakarta, 2005
- Kepada Cium, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007
- Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007
- Tahilalat, Omahsore, Yogyakarta, 2012
- Haduh, aku di-follow, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2013 [kumpulan puitwit [puisi-twitter] @jokopinurbo]
- Baju Bulan: Seuntai Puisi Pilihan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2013
- Bulu Matamu: Padang Ilalang, Motion Publishing, Agustus 2014
- Surat Kopi, Motion Publishing, Agustus 2014
- Surat dari Yogya: Sepilihan Puisi, Reboeng dan Elmatera, Oktober 2015
- Selamat Menunaikan Ibadah Puisi: Sehimpun Puisi Pilihan, Gramedia Pustaka Utama, Juni 2016
- Malam Ini Aku Akan Tidur Di Matamu: Sehimpun Puisi Pilihan, Gramedia Widiasarana Indonesia, Agustus 2016
- Buku Latihan Tidur: Kumpulan Puisi, Gramedia Pustaka Utama, Juli 2017
- Srimenanti, Gramedia Pustaka Utama, April 2019
- Salah Piknik, Gramedia Pustaka Utama, Februari 2021
- Tak Ada Asu di Antara Kita: Kumpulan Cerpen, Gramedia Pustaka Utama, Januari 2023
Antologi bersama
- Tugu (1986)
- Tonggak (1987)
- Sembilu (1991)
- Ambang (1992)
- Mimbar Penyair Abad 21 (1996)
- Utan Kayu Tafsir dalam Permainan (1998)