Liputan6.com, Jakarta PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencatat nilai pra-penjualan sebesar Rp 325 miliar pada kuartal I 2024. Raihan itu setara 23 persen dari target perseroan untuk tahun 2024 sebesar Rp 1,43 triliun.
Pra penjualan pada kuartal I 2024 didorong oleh permintaan yang kuat untuk proyek- proyek residensial, terutama produk hunian rumah tapak dan ruko dengan kontribusi masing-masing sebesar 77 persen serta 15 persen.
Advertisement
Produk utama hunian rumah tapak perseroan adalah produk klaster XYZ Livin, Cendana Spark, Cendana Spark – North dan Waterfront Estates @Uptown. Selama kuartal I 2024, Perseroan telah berhasil menjual sebanyak 441 unit dari proyek-proyek perumahan, lahan industri dan komersial.
“Kami akan terus memperkenalkan produk-produk baru di kuartal selanjutnya untuk memenuhi permintaan market. Kami juga berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan agar dapat melakukan serah terima tepat waktu kepada para konsumen kami,” kata Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk, Ketut Budi Wijaya dalam keterangan resmi, Minggu (28/4/2024).
Perseroan juga melaporkan, total pendapatan sebesar Rp 435 miliar pada kuartal I 2024, atau naik sebanyak 175 persen dari kuartal I 2023. Pendapatan utama perseroan berasal dari serah terima hunian rumah tapak, unit komersial atau ruko, lahan industri serta pendapatan non-properti dari pengelolaan kota Lippo Cikarang. Proyek perumahan yang diserahterimakan pada kuartal I 2024 termasuk Waterfront Estates @Uptown, sebanyak 230 unit dan ruko The Hive @Uptown.
Laba kotor perseroan juga tercatat positif sebesar Rp 168 miliar dengan margin laba kotor yang dapat dipertahankan pada level sehat sebesar 39 persen sepanjang kuartal I 2024.
Pada kuartal I 2024, EBITDA Perseroan dapat tetap dipertahankan positif sebesar Rp 103 miliar atau 24 persen dari pendapatan. Selain itu, laba bersih tercatat sebesar Rp 60 miliar, berbalik dari rugi yang dicatatkan pada kuartal I 2023 sebesar Rp 7 miliar.
IHSG Kembali Loyo pada 22-26 April 2024, Sektor Saham Ini Catat Koreksi Terbesar
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada perdagangan 22-26 April 2024. IHSG melanjutkan koreksi dari pekan lalu tetapi pelemahannya berkurang.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (27/4/2024), IHSG merosot 0,72 persen ke posisi 7.036,07. Pada pekan lalu, IHSG anjlok 2,74 persen ke posisi 7.087,31.
Sementara itu, kapitalisasi pasar naik 0,31 persen menjadi Rp 11.754 triliun pada pekan ini dari pekan sebelumnya Rp 11.718 triliun.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian terpangkas 12,91 persen menjadi Rp 13,62 triliun dari pekan lalu Rp 15,64 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan susut 22,63 persen menjadi 1,06 juta kali transaksi dari 1,37 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Pada pekan ini, rata-rata volume transaksi harian melonjak 10,65 persen menjadi 19,22 miliar saham dari pekan lalu 17,37 miliar saham.
Investor asing mencatat aksi jual Rp 2,16 triliun pada Jumat, 26 April 2024. Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 4,49 triliun. Sepanjang 2024, investor asing masih membukukan aksi beli saham senilai Rp 7,62 triliun.
IHSG juga melemah selama sepekan seiring mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham yang alami penguatan hanya sektor saham consumer non siklikal naik 0,89 persen, sektor saham properti dan real estate bertambah 0,62 persen dan sektor saham teknologi melambung 1,6 persen, serta sektor saham infrastruktur naik 0,96 persen.
Sementara itu, sektor saham energi menurun 2,16 persen, sektor saham basic materials tergelincir 3,37 persen dan catat koreksi terbesar di antara sektor saham lainnya. Selain itu, sektor saham industri terpangkas 2,16 persen, sektor saham consumer siklikal terperosok 2,84 persen, sektor saham perawatan kesehatan turun 0,82 persen, dan sektor saham transportasi dan logistic susut 3,17 persen.
Advertisement
Total Emisi Obligasi
Selama sepekan terdapat dua pencatatan obligasi di BEI. Pada Senin, 22 April 2024, Obligasi Berkelanjutan I JACCS MPM Finance Indonesia Tahap III Tahun 2024 diterbitkan oleh PT JACCS Mitra Pinasthika Mustika Finance mulai tercatat di BEI dengan nilai pokok obligasi sebesar Rp500 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia atas obligasi tersebut adalah idAA (Double A) dengan Wali Amanat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kemudian pada Rabu (24/4), Obligasi Berkelanjutan VI Astra Sedaya Finance Tahap III tahun 2024 diterbitkan oleh PT Astra Sedaya Finance Mulai tercatat di BEI dengan nilai pokok obligasi sebesar Rp2,5 trilliun.
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia atas obligasi tersebut adalah AAA(idn) (Triple A) dengan Wali Amanat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 33 emisi dari 25 emiten senilai Rp37,36 triliun. total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 551 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp465,05 triliun dan USD46,1485 juta, yang diterbitkan oleh 129 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp5.774,51 triliun dan USD502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 10 emisi EBA dengan nilai Rp3,05 triliun.